Sebagai jobseeker yang berkeinginan untuk memulai jenjang karir dan mendapatkan pekerjaan ataupun mahasiswa yang mencari internship dan mengikuti organisasi, proses seleksi adalah hal krusial yang tidak bisa dikesampingkan. Proses seleksi ini umumnya terdiri dari seleksi pemberkasan, tes kognitif, tes kepribadian, tes psikomotorik, dan tes wawancara atau interview.
Seleksi memang merupakan suatu tantangan bagi jobseeker dan mahasiswa karena rumitnya proses recruitment dari awal hingga akhir, terlebih lagi tahap interview. Bagi kebanyakan orang, tahap seleksi interview adalah momen tersusah, terumit, dan terberat. Bahkan, sebagian jobseeker pasti menjadikan momen ini sebagai pengalaman yang menakutkan dan penuh dengan kecemasan, terlebih lagi bagi mereka yang gagal.
Ketakutan saat seleksi interview ini ternyata didasari dengan beberapa alasan, apa saja alasannya?
Tekanan untuk Tampil Sempurna
Sebagai jobseeker atau mahasiswa, sudah pasti harus menampilkan diri sebaik dan sesempurna mungkin agar dilirik oleh interviewer. Sehingga mereka secara tidak langsung menekankan diri sendiri untuk memberikan kesan dan tampilan yang baik. Mereka akan menggambarkan diri ke dalam citra yang positif bertujuan meyakinkan interviewer bahwa mereka berkualitas dan memiliki value yang tinggi. Dengan inilah, tekanan terus-menerus bertambah dan malah membuat kecemasan serta keresahan bagi jobseeker maupun mahasiswa untuk memaksimalkan diri saat interview berlangsung.
Pertanyaan yang Tidak Terprediksi
Proses interview adalah tahap seleksi wawancara dimana interviewer menanyakan beberapa pertanyaan ke mahasiswa atau jobseeker. Dan pastinya mereka akan melatih diri dengan pertanyaan-pertanyaan yang sekiranya akan muncul saat interview. Namun nyatanya, pertanyaan yang diberikan interviewer, tidak bisa diprediksi. Mungkin ada sebagian pertanyaan yang bisa diperkirakan, seperti pertanyaan umum ataupun pertanyaan tentang diri sendiri. Tetapi, pertanyaan atau studi kasus lain? Tidak bisa diprediksi. Hal ini membuat mayoritas orang menjadi khawatir dan tidak nyaman tentang cara menjawab berbagai pertanyaan tersebut. Mereka takut tidak mampu memberikan jawaban yang bisa memuaskan interviewer.
Takut dan Kecewa Karena Ditolak
Di setiap perjuangan pasti ada yang namanya kegagalan, begitu juga pada interview. Ketika jobseeker dan mahasiswa melakukan seleksi ini, akan diberikan akhir dengan dua opsi, lulus atau gagal/ditolak. Rasa takut dan kecewa yang berlebih karena ditolak menyebabkan turunnya kepercayaan diri sehingga saat interview berlangsung mungkin mereka tidak mampu tampil dengan optimal serta makin menuju pada penolakan.
Fisik Mempengaruhi Hasil Interview
Kita mungkin sering mendengar dan melihat bahwa bukan hanya skill, pengalaman, serta pendidikan yang dicari, tetapi juga dengan penampilan fisik. Para jobseeker dan mahasiswa yang tidak percaya diri dengan penampilan fisik mereka akan merasa khawatir dan cemas jika fisik mempengaruhi hasil akhir interview. Sehingga tidak jarang beberapa orang yang memilih untuk mundur dan tidak lanjut ke tahap ini.
Diuji dan Dievaluasi
Salah satu tahap dalam seleksi interview ialah studi kasus. Tahap ini biasanya lebih melibatkan bagaimana pola pikir dan skill yang dimiliki oleh jobseeker serta mahasiswa. Dan ketika mereka diuji dan dievaluasi dengan beberapa kasus tertentu, sebagian orang malah kewalahan dan khawatir dengan kemampuan serta keahlian yang dipunyai. Mereka akan takut bahwa skill tersebut tidak memuaskan atau memadai pada posisi yang dipilih. Mereka juga takut bahwa kemampuan diri tidak sejalan dengan ekspektasi company, institusi, maupun organisasi.
Hadapi Ketakutan saat Interview
Cara pertama yang bisa dilakukan untuk mengatasi rasa takut menjelang interview ialah belajar dan menyiapkan dengan sempurna. Kenali dan pelajari perusahaan atau institusi yang akan dilamar dan posisi yang dipilih. Membuat beberapa pertanyaan yang memiliki kemungkinan akan ditanyakan dan siapkan jawaban yang terbaik. Beberapa persiapan tersebut akan membuat kamu semakin percaya diri dan lebih semangat.
Kemudian, tetap tenang dan santai saat interview berlangsung. Jangan berbicara terburu-buru, tetapi perlahan dan pasti. Pastikan kamu sangat memahami apa yang ditanyakan dan apa yang dibicarakan oleh interviewer. Dan jangan ragu untuk meminta interviewer mengulangi pertanyaan.
Ingat bahwa saat proses interview, kamu harus menjawab dengan sejujur-jujurnya, jangan melebih-lebihkan diri, fokus pada diri sendiri dan yakinlah bahwa kamu berkualitas dan pantas mendapatkan posisi tersebut. Percaya dirilah dengan apa yang kamu miliki dan perhatikan penampilan pakaian serta cobalah untuk berekspresi dengan ramah.
Editor: Bunga
Gambar: Google
Comments