Mie Sapi “Banteng”, untuk sebagian orang yang aktif dan mengikuti arus media sosial pasti gak asing lagi denger nama ini. Mie Sapi “Banteng” yang beberapa bulan terakhir terus ramai dibicarakan netizen karena topping nya yang khas, rasa yang lejat, bergiji, dan harganya yang cukup terjangkau. Berawal dari rekomendasi mulut ke mulut, grup ke grup hingga akhirnya berbagai review di Instagram, Tiktok, Twitter, dan media sosial lainnya terus bermunculan. Sampai-sampai banyak yang menyebutkan bahwa Mie Sapi “Banteng” adalah Hidden Gems yang wajib dikunjungi ketika berada di Yogyakarta.
Disebut Mie Sapi “Banteng” karena Warung Mie Sapi ini terletak di Jalan Banteng, Kecamatan Ngaglik, Bukan karena topping mie nya menggunakan daging banteng ya kawan-kawan, hehe. Untuk mie nya sendiri pun sebenarnya tidak jauh berbeda dengan yamie atau mie ala Tiongkok lainya, karena mie disajikan dengan bumbu chili oil khas Tiongkok. Akan tetapi, yang membuat khas karena topping-nya yang menggunakan daging sapi akhirnya membuat banyak orang jadi penasaran karena seperti yang kita tau, kebanyakan Mie hanya bertopping ayam atau mie ayam.
Karena terus ramai hingga membuat antrian panjang dan banyak review-review yang terus muncul di media sosial membicarakan bahwa Mie Sapi “Banteng” ini sangat layak untuk dicoba. Belum lagi testimoni langsung dari temen sendiri yang sudah pernah mengunjungi langsung dan merasa Mie Sapi “Banteng” ini sangat layak untuk dikunjungi. Seringnya ajakan dari teman-teman terdekat untuk mencoba langsung Mie Sapi “banteng” bikin rasa penasaran terus bertambah.
Hampir setiap minggunya say, dan teman-teman saling sharing video atau tulisan orang-orang tentang Mie Sapi “Banteng”. Disela-sela ngobrol atau diskusi sekalipun, gak pernah absen untuk bahas Mie Sapi “Banteng”. Akhirnya saya dan teman-teman menjadwalkan untuk bersama-sama mengunjungi Mie Sapi “Banteng” ini.
Wacana untuk mengunjungi Mie Sapi “Banteng” pertama kali muncul sekitar dua bulan yang lalu. Yah, karena berteman sama mahasiswa kura-kura atau kuliah rapat kuliah rapat jadi setiap jadwal yang dibuat bisa tiba-tiba mundur karena kesibukan masing-masing. Makin lama pun malah makin sibuk. Mulai dari ada yang baru keterima magang, ada yang baru masuk kepanitiaan ospek, bahkan ada yang malah naik jabatan. Udah dapet waktu yang cocok tapi pas sampai tujuan, eh mie nya habis. Kasian, mana udah jalan jauh-jauh. Ada pula yang pakai acara ngambek karena gak mau ditinggal pas mayoritas lagi senggang dan udah mau berangkat ke Mie Sapi “Banteng”.
Akhirnya kita buat kesepakatan dari jauh-jauh hari, niatnya biar pada kosongkan jadwal. Pas satu hari sebelumnya tiba-tiba salah satu dari kita ada panggilan kerjaan. Ada-ada aja, tapi akhirnya kita tetap berangkat dengan satu orang yang gagal ikut. Kalau besok-besok lagi, keburu makin susah buat jadwal lagi.
Setelah ngelewatin banyak drama, akhirnya kita berangkat ke warung ini. Ternyata letak warungnya gak begitu jauh dari jalan utama yaitu jalan kaliurang. Kurang lebih 800 m atau sekitar 3 menit naik kendaraan pribadi, dan akses jalannya pun jalan beraspal. Untuk kamu yang bawa kendaraan roda empat gak usah khawatir karena jalan nya cukup lebar. Akses parkirnya pun mudah karena ada lahan yang cukup dan ada yang mengkoordinir parkiran nya alias ada pak parkir.
Setibanya di warung, kita buru-buru untuk pesan dan cari tempat duduknya. Menu nya sendiri terdapat tiga jenis makanan yaitu mie, kwetiau, dan pangsit. Untuk mie nya sendiri ada 2 varian yaitu mie dengan topping daging sapi dan mie dengan topping ayam, untuk pangsitnya sendiri ada dua jenis yaitu pangsit rebus dan pangsit goreng. Kalau kamu yang suka makan pedas, jangan khawatir karena di mie sapi banteng ini kamu bisa pilih variasi rasa pedas sesuai selera mu. Pilihan variasi nya mulai dari pedas, pedas sedang, dan tidak pedas. Tidak hanya mie nya saja yang bisa pilih variasi rasa pedas, tapi kuah pangsit rebus nya pun kamu bisa pilih variasi rasa pedasnya.
Setelah kurang lebih 30 menit kita nunggu, akhirnya mie sapi, pangsit goreng, dan pangsit rebus mendarat dengan selamat dan siap makan. Kesan pertanya kami tentang mienya sendiri ternyata tekstur mie sapi nya kurang lebih sama seperti yamie atau mie khas tiongkok dengan bumbu oil, dan rasanya pun tidak jauh berbeda dengan yamie-yamie lainnya. Sedangkan dengan pangsit rebusnya punya kuah khas yang super gurih dan pedes-pedes dikit di lidah. Beda lagi dengan pangsit goreng yang gurih dan punya saus asam manis yang pas banget.
Nah, juaranya dari ketiga menu yang kami pesan menurut saya adalah pangsit nya. Iya pangsit rebus nya khas, dipadukan dengan kuah oilnya yang khas, kalau kata salah satu teman saya, “makan kuah pangsit rebusnya pake nasi aja pasti enak”. Pangsit gorengnya pun gak kalah juara, rasa gurih nya pas dipadukan dengan saus yang pedas, manis, masam, seperti saus khas tiongkok. Pangsit-pangsitnya recommended banget deh, ngebayangin aja bikin pengen kesana lagi cuma buat antri dan beli pangsit rebus dan gorengnya. Walaupun menu utamanya mie sapi, tapi justru yang juara pangsitnya. Jadi gimana menurutmu sob? tertarik untuk coba juga?
Artikel Kerjasama dengan Dinas Kominfo BEM Fisipol UMY
Editor: Ciqa
Gambar: Dok. pribadi penulis
Comments