Menjadi mahasiswa merupakan suatu privilese yang tidak semua orang bisa dapatkan. Punya kesempatan belajar di bangku kuliah merupakan sebuah anugerah. Bagi mahasiswa yang baru menempuh semester awal, kuliah rasanya seperti bermain sekaligus eksplorasi pengetahuan. Berbeda dengan saat berada di semester akhir atau semester tua. Dimana tugas-tugas mulai membebani, sedangkan waktu untuk healing habis dipakai untuk mempersiapkan skripsi. Bagi saya pribadi, semester akhir memang waktu paling ruwet selama berkuliah.
Tidak jarang saya mendengar kelakar mahasiswa yang ingin lari dari kejaran skripsi dengan jalan menikah. Hal itu wajar, karena saya pun demikian, ingin lari. Skripsi benar-benar menguras tenaga, uang, pikiran, dan hati. Tapi yang perlu diketahui ialah menikah bukan hal yang tepat untuk dijadikan pelarian. Banyak hal yang perlu dipersiapkan dan dipertimbangkan sebelum melangkah ke jenjang pernikahan. Gambaran dunia pernikahan yang sebenarnya dapat dilihat dalam Serial Mendua yang tayang sejak 2022.
Menurut Wikipedia, Serial Mendua rilis pada 17 Desember 2022 hingga 4 Februari di kanal Disney+ Hotstar. Serial ini diproduksi oleh Screenplay Films dan BBC Studios dengan genre drama keluarga. Disutradarai oleh Pritagita Arianegara, dengan dibintangi oleh Adinia Wirasti sebagai dr. Sekar, Tatjana Saphira sebagai Bella, dan Chicco Jerikho sebagai Ivan. Serial ini merupakan adaptasi dari serial Doctor Foster karya Mike Bartlett. Serial Mendua terdiri dari delapan episode yang tayang setiap hari Sabtu. Film ini mengandung beberapa pelajaran tentang pernikahan, yakni sebagai berikut:
1. Pernikahan adalah hal yang kompleks
Pernikahan bukanlah hal yang sederhana. Ada banyak hal yang akan dihadapi ketika menikah. Tidak hanya kesenangan, tetapi juga kesusahan dan masalah. Dalam serial ini misalnya ketika Ivan baru memulai usahanya, namun tidak memiliki modal yang cukup. Yang dia lakukan ialah melakukan kerja sama dengan orang yang berpengalaman dan lebih sukses di bidangnya. Namun kemudian hal yang tidak terpikirkan sebelumnya terjadi, Ivan berselingkuh dengan anak dari koleganya itu, Bella. Padahal istrinya, Sekar, telah menawarkan bantuan dana untuk usaha Ivan sebelumnya.
Dalam hal ini terdapat masalah yang menyangkut ekonomi dan komitmen. Masalah ekonomi bisa menjadi pemantik masalah. Tetapi yang lebih utama, perihal komitmen yang dibangun antara suami dan istri. Di akhir cerita diketahui bahwa Ivan tidak mau menerima bantuan istrinya yang merupakan seorang dokter tersebut karena merasa dirinya kurang, alias lebih rendah dari istrinya. Dia ingin berusaha sendiri yang kemudian jalan yang dipilih ialah berselingkuh.
2. Menikah bukan hanya tentang hal mesra
Saat ini banyak sekali pasangan muda di media sosial yang memamerkan kemesraan dalam pernikahan mereka. Konteks bermesraan ini sebetulnya tidak mengapa, karena toh sudah sah, atau halal. Namun, ada dampak kurang baik apabila konten semacam ini ditonton oleh orang yang tidak paham betul realita dunia pernikahan. Mereka nantinya akan menganggap bahwa menikah adalah tentang terus berduaan, bergandengan tangan, dan semacamnya.
Dalam serial ini kegiatan sebagai suami istri justru adalah kegiatan serupa yang dilakukan oleh orang yang single. Hanya saja dilakukan bersama, di tempat yang sama. Yang membedakan ialah istri yang melayani suami, misalnya menyiapkan makanan dan kopi, sebagai bentuk bakti kepadanya. Juga kehadiran anak yang membuat suami dan istri menambah fokus mereka pada anak tersebut.
Ada beberapa hal yang perlu diterapkan saat hidup sebagai suami istri, misalnya toleransi dan kompromi. Intinya, pernikahan yang digambarkan dalam serial ini kebanyakan berisi hal yang dilakukan individu pada umumnya, tidak banyak romantisasi.
3. Menambah beban, jika tanpa kesiapan
Jika mengerjakan skripsi adalah beban, maka menikah saat sedang menggarap skripsi berarti menambah beban. Sebagai seorang perempuan, apabila menjadi istri, umumnya akan bertugas untuk memikirkan menu makanan setiap harinya, mengerjakan tugas rumah tangga, dan merawat anak. Hal ini tentu saja perlu persiapan.
Perempuan butuh ilmu untuk melakukan semua ini. Apalagi ketika seorang anak lahir, perempuan punya tanggung jawab sangat besar untuk mendidik anak tersebut agar menjadi generasi bangsa, individu, maupun hamba yang baik. Pun juga laki-laki. Memimpin istri dan anak adalah tugas yang berat. Tanpa ilmu yang cukup, sebuah rumah tangga yang ibarat bahtera akan mudah tenggelam ketika ombak datang.
Beberapa hal di atas menurut saya menjadikan serial ini pantas ditonton oleh mahasiswa semester akhir atau siapapun yang buru-buru menikah. Karena menikah sejatinya adalah ajang menemukan pasangan untuk menjadi teman seumur hidup. Tentu tidak ada orang yang ingin menikah dengan tujuan bercerai di kemudian hari. Maka dari itu persiapkan diri terlebih dahulu, selesaikan skripsi terlebih dahulu, selesaikan urusan dengan diri sendiri terlebih dahulu agar saat menikah tidak menyesal karena belum cukup ilmu.
Tulisan ini tidak memaksakan pembaca untuk setuju, karena situasi dan kondisi setiap orang pasti berbeda. Apabila ternyata kamu siap lahir batin menikah saat sedang menjadi mahasiswa semester tua, mengapa tidak?
Editor : Assalimi
Gambar : Google
Comments