Beberapa waktu yang lalu sempat diberitakan oleh berbagai media tentang kondisi dari salah satu program rumah murah, atau rumah subsidi yang dicanangkan oleh Pak Presiden Joko Widodo pada tahun 2017. Lokasi perumahan itu berada di Cikarang dan tak terlalu jauh dari pusat Kota Jakarta. Namun, kondisi dari perumahan tersebut sekarang tampak ada beberapa unit rumah yang terlihat kosong. Bukan hanya kosong, bahkan ada beberapa rumah seperti kurang terurus. Terlihat dari tanaman liar yang tumbuh subur di halaman rumah dan dari tampak depan ada beberapa bagian rumah yang sudah mengalami kerusakan.
Sejujurnya kejadian seperti ini bukan hanya terjadi pada proyek rumah subsidi yang ada di Cikarang saja. Sebagai masyarakat yang menempati rumah subsidi, saya setiap hari melihat beberapa unit yang jarang sekali dihuni bahkan nyaris tak pernah ditempati. Keberadaan rumah subsidi yang tak berpenghuni sebenarnya cukup menganggu lingkungan sekitar termasuk saya sebagai tetangganya. Berikut adalah hal-hal yang menyebabkan saya merasa terganggu dengan keberadaan dari rumah subsidi yang jarang ditempati :
1. Bunyi Meteran Listrik yang Nyaring
Pada umumnya terdapat dua tipe rumah subsidi, pertama tipe kopel yaitu rumah yang berpasangan (menempel satu sama lain), biasanya memiliki satu tembok pada satu bagian sisi rumah dan terdiri dari dua bangunan. Kedua tipe deret yaitu rumah yang disusun secara berjajar dengan tembok yang saling menyambung tanpa ada sekat lahan kosong sama sekali.
Rata-rata rumah subsidi di kompleks perumahan yang saya tempati bertipe rumah deret. Makanya kalau ada suara berisik sedikit saja, bisa terdengar sampai dua atau tiga rumah di sampingnya. Ada satu suara berisik yang secara presisten sangat menganggu saya nyaris setiap harinya. Suara tersebut adalah bunyi meteran listrik yang sudah mau habis dari rumah yang jarang ditempati.
Masalahnya bukan hanya satu meteran saja yang bunyi, kalau nggak salah terdapat minimal dua sampai tiga rumah yang meterannya bunyi. Lebih parahnya lagi, semua meteran yang bunyi ini berada beberapa langkah saja dari rumah saya. Mungkin dengan hanya melompat saja, saya sudah bisa sampai di depan meteran bunyi yang terdapat pada rumah-rumah yang jarang ditempati.
2. Membuat Kesan Kompleks Perumahan Menjadi Kurang Terawat
Rumah subsidi yang jarang ditempati oleh pemiliknya memang biasanya sangat kurang terawat. Mulai dari tanaman liar yang tumbuh subur, sampah berserakan di halaman, bahkan ada beberapa bagian depannya yang tampak rusak merupakan pemandangan sehari-hari dari rumah subsidi yang jarang ditempati.
Bukan hanya itu saja, jumlah dari rumah subsidi yang jarang ditempati itu nggak cuma hitungan jari. Biasanya ada puluhan rumah yang jarang ditempati dan nyaris nggak dirawat oleh pemiliknya.
Hal-hal tersebut membuat kesan kumuh melekat pada kompleks perumahan yang telah dibangun oleh pengembang. Sayangnya selama kesan kumuh tersebut nggak mempengaruhi secara langsung penjualan rumah. Sepertinya tindakan tegas untuk menertibkan pemilik yang nggak menempati dan nggak mengurus rumah subsidinya, nggak akan pernah terealisasi.
3. Membangun Suasana Horor Ketika Malam Hari
Konon katanya rumah yang lama nggak dihuni oleh manusia, cepat atau lambat bakalan dihuni oleh makhluk-makhluk tak kasat mati. Terlebih jika kondisi rumahnya kotor, banyak tumbuhan liar dan mengalami kerusakan. Para makhluk astral bakal lebih senang bersemayam di rumah dengan kondisi seperti itu.
Terlepas dari anggapan tersebut benar atau tidak tapi saya merasakan suasana horor yang hadir dari beberapa unit rumah yang nggak terawat di sekitar lingkungan saya tinggal. Apalagi rumah subsidi yang jarang ditempati tersebut lampunya nggak pernah menyala. Menambah kesan angker setiap kali saya melewati rumah tersebut dengan berjalan kaki, untuk sekadar buang sampah di tempat sampah terdekat.
Begitu sekiranya hal-hal menyebalkan yang ditimbulkan dari keberadaan unit rumah yang kurang terawat. Saya rasa perlu ada pengawasan secara masif di setiap kompleks rumah subsidi seluruh Indonesia untuk menertibkan oknum pemilik rumah subsidi yang nggak merawat rumahnya. Supaya subsidi yang digelontorkan pemerintah setiap tahunnya dapat diserap dan diberikan kepada masyarakat yang tepat.
Editor : Faiz
Gambar : Google
Comments