Bumi Blambangan sangat kaya dengan olahan kuliner makanannya. Beragam kudapan yang tersedia bahkan usaianya sudah mencapai ratusan tahun tetap bisa dinikmati hingga sekarang.
Tidak hanya olahan nasi tempong saja, kuliner yang terlalu berlebih mendapat exposure di Banyuwangi.
Hingga setiap kolega saya yang datang ke Banyuwangi selalu menanyakan kuliner ini saja. Sampai saya hafal lokasi dan tempat makan yang menjual kuliner ini di Bumi Blambangan tercinta.
Nasi tempong merupakan makanan khas di Banyuwangi. Kata tempong dalam bahasa osing yang berarti tampar dalam bahasa Indonesia.
Diberi nama demikian karena rasa pedas dari kuliner ini memberikan sensasi seperti ditampar. Jadi bagi kalian yang enggan dengan rasa pedas, bisa menghindari makanan ini.
Atau kuliner rujak soto yang selalu hadir disetiap warung-warung di sepanjang jalur utama Banyuwangi.
Resep warisan leluhur yang memadukan cita rasa unik antara rujak sayur dengan soto, bisa soto daging (daging sapi) atau soto babat.
Padahal, Banyuwangi tidak hanya itu saja makanan khasnya. Masih banyak lagi kudapan yang menggoda selera untuk bisa dinikmati saat berkunjung di kabupaten paling ujung timur di pulau Jawa.
Berikut lima rokomendasi untuk kalian saat berkunjung ke Bumi Blambangan.
1. Kue Petulo
Kuliner satu ini merupakan jajanan tradisional pasar khas Banyuwangi. Dibuat dari tepung beras dan tapioka, warga Banyuwangi sering menyebutnya kue petulo.
Kue ini identik dengan warna-warna cerah. Hal itu dilakukan bukan tanpa sebab lho, karena warna-warni yang cerah melambangkan keceriaan atau suasana hati seseorang, utamanya bagi penikmatnya.
Sekilas, kue petulo terlihat mirip seperti putu mayang yang berasal dari Betawi. Namun tunggu dulu, serupa belum tentu sama.
Jika kalian perhatikan kue petulo lebih keriting daripada putu mayang dan teksturnya lebih legit.
Petulo ini paling pas dihidangkan bersama kuah santan dan gula merah yang disebut juruh. Masyarakat di Banyuwangi biasa menyajikan kue petulo bersama kue surabi atau ketan.
2. Pecel Rawon
Tidak hanya rujak soto, kuliner perpaduan yang ada di Banyuwangi juga bisa kalian coba untuk dinikmati. Namanya pecel rawon, jangan heran ketika mendengar nama kudapan khas Banyuwangi satu ini.
Sebab kenyataannya memang terdiri dari perpaduan sayuran rebus berbumbu pecel serta rawon dengan kuah kluweknya.
Betul, hidangan pecel rawon sangatlah unik baik dari nama hingga rasanya yang pedas, manis, dan gurih berkat tambahan rempeyek di atasnya.
Kalau penasaran dengan cita rasa pecel rawon khas Banyuwangi kalian bisa langsung saja datang ke rumah makan di sekitar jalur Kota Banyuwangi yang pastinya endes.
3. Bolu Kluwuk
Jajanan dengan sebutan bolu tentu ditemukan diberbagai wilayah di Indonesia, namun saat kalian berburu wisata kuliner di Banyuwangi jangan lupa pilih camilan manis yang satu ini dengan signature yang berbeda dari wilayah lainnya.
Orang Banyuwangi menyebutnya bolu kuwuk, ada juga yang menyebutnya Klemben dan sangat cocok saat dinikmati sebagai camilan ketka santai.
Bolu kuwuk memiliki tekstur kering yang terbuat dari bahan sederhana, yaitu tepung terigu, gula pasir dan telur dengan proses pemanggangan yang paripurna sehingga rasa cruncy terasa ketika dimulut.
So, kudapan ini juga bisa awet berbulan-bulan asal penyimpanannya benar.
4. Kebulai
Jika di Jogja marak dengan warmindo-nya, Bumi Blambangan pun punya ciri khas yang nyaris serupa.
Warga menyebut warung kebulai, atau ketan bubuk kedelai, kuliner yang biasa ditemukan di sudut-sudut rest area di banyak SPBU di Banyuwangi.
Saat kalian menemukan kebulai di Banyuwangi tentu proses adaptasi akan terjadi. Sebab bukan dengan parutan kelapa, tapi ketan bubuk kedelai disajikan bersama bubuk kedelai sehingga menambah tekstur ketan yang kenyal menjadi lebih lembut dan manis.
Namun hati-hati saat memakannya, jangan terlalu cepat lantaran serbuk kedelai yang kalian makan bisa membuat tersedak.
5. Pecel Pitik
Kuliner yang terakhir ini merupakan makanan khas dari suku Osing Banyuwangi. Meski namanya diawali dengan kata pecel, namun pecel di sini bukan berasal dari bumbu kacang khas kuliner pecel pada umumnya.
Pecel pitik berbahan utama ayam kampung muda dimana proses pembuatannya dengan cara ayam kampung itu dipanggang secara utuh di perapian.
Jika telah matang, ayam disuwir-suwir. Lantas dibumbui dengan berbagai rempah seperti kemiri, cabai rawit, terasi, daun jeruk, dan gula.
Barulah ayam tersebut dicampur dengan parutan kelapa muda yang telah diberi bumbu sehingga kuliner ini seakan ingin mendobrak pakem pecel pada umumnya dengan kombinasi bumbu kacangnya.
Editor: Lail
Gambar: Google
Comments