Setelah mengetahui berbagai macam kebohongan yang sudah dipercaya banyak orang terkait kota-kota besar di Indonesia. Saya baru menyadari ternyata bukan hanya kota saja yang memiliki sisi kebohongannya tersendiri. Ada bermacam-macam hal yang memiliki sisi kebohongan. Cuma sayangnya kebohongan tersebut telah telanjur dipercaya banyak orang, sehingga dianggap sudah menjadi suatu fakta.
Di sini saya mencoba untuk sedikit membongkar beberapa kebohongan yang dipercaya banyak orang terkait profesi saya sebagai PNS. Saya menganggap beberapa hal yang akan saya sebutkan ini sebagai kebohongan berdasarkan pengalaman pribadi dan tweet-tweet dari akun anonim yang kerap membahas PNS di Twitter. Berikut adalah beberapa kebohongan terkait PNS yang dipercaya oleh banyak orang :
1. Idaman Mertua
Menjadi seorang PNS, konon katanya adalah profesi yang sangat diidam-idamkan bahkan sampai “diburu” oleh para calon mertua. Bagi saya anggapan tersebut sudah sangat usang, minimal anggapan itu terpatahkan setelah menilik kondisi beberapa orang di lingkungan kerja saya.
Ada beberapa orang yang sampai diberi gelar (maaf) perjaka/perawan tua oleh orang-orang yang suka gosip. Bahkan saya mendapatkan cerita yang valid dari seseorang teman dekat bahwa ada seorang PNS yang lamarannya ditolak oleh keluarga dari perempuan pujaan hati si PNS tersebut. Jadi masih mau menganggap bahwa PNS itu idaman mertua sekarang ?
2. Semua PNS Bergaji Besar
Saya pikir kalian pasti pernah minimal sekali seumur hidup membaca headline, atau isi berita yang mengabarkan secara bombastis gaji menjadi PNS. Biasanya pemberitaan seperti itu “digoreng” oleh berbagai media online di waktu-waktu tertentu. Misal saat penerimaan CPNS, mendekati lebaran ketika THR PNS mau cair dan waktu gaji ketigabelas PNS mau turun.
Kalau dikatakan bahwa gaji seluruh PNS di Indonesia jumlahnya banyak itu bohong besar. Faktanya hanya segelintir instansi pemerintah saja yang mampu menggaji PNS-nya dengan gaji yang layak. Sedangkan mayoritas instansi pemerintah seperti kebanyakan pemerintah daerah, belum bisa memberi upah besar terhadap para PNS yang dinaunginya.
3. Profesi Impian Semua Orang
Jika benar pendapat bahwa PNS adalah profesi yang diimpikan semua orang, nggak bakal ada ratusan orang yang mundur setelah diterima menjadi CPNS. Padahal mereka-mereka yang lulus sebagai CPNS telah melewati rangkaian seleksi panjang. Banyak orang yang memimpikan PNS sebagai cita-citanya karena iming-iming gaji yang besar. Setelah mereka tau fakta di lapangannya nggak seperti itu, mereka memilih untuk mengundurkan diri.
4. Nggak Boleh Mendukung Calon Kepala Daerah
Larangan seorang PNS untuk tidak mendukung salah satu calon presiden atau wakil presiden serta calon kepala daerah cuma berada di aturan saja. Pada kenyataannya, banyak situasi yang mendorong PNS terutama di daerah untuk mendukung salah satu paslon kepala daerah. Para PNS yang secara diam-diam maupun terang-terangan mendukung salah satu paslon, biasanya terbuai dengan janji-janji akan diberikan suatu posisi jabatan oleh paslon yang ia dukung.
Saran saya sih lebih baik nggak usah ikut-ikutan mendukung salah satu paslon sebab resiko ketika paslon yang dijagokan kalah dalam pilkada cukup berat. PNS yang secara terang-terangan mendukung paslon yang kalah dalam pilkada, biasanya akan dimutasi ke daerah pinggiran atau terpencil.
5. Nggak Ada Lembur
Buat kamu yang bercita-cita sebagai PNS karena pengen kerjanya leha-leha dan santai. Mohon maaf, sebaiknya kamu mengurungkan niat untuk bekerja sebagai seorang PNS. Saat ini banyak instansi pemerintah yang menuntut para PNS-nya untuk melakukan lembur karena beban pekerjaan yang besar dengan target waktu yang pendek. Sayangnya nggak semua instansi pemerintah menganggarkan uang tambahan untuk kerja lembar para PNS-nya.
6. Zona Nyaman dan Aman
Jadi PNS itu sebenarnya nggak selalu dalam zona nyaman dan aman kok gaes. Salah satu contohnya pernah ada seorang pengguna twitter dengan akun @aqylah_nadya (nadya). Dia menceritakan kisah Papa-nya yang seorang PNS dan ditugaskan menjadi PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) pada suatu LAPAS di Kalimantan. Awal kasus ini dimulai karena terjadi kegagalan konstruksi (tembok roboh) dalam jangka waktu kurang dari satu tahun pada LAPAS tempat Papa Nadya bekerja saat itu. Sehingga membuat Papa dari Nadya yang bertanggungjawab atas pembangunan tembok tersebut, harus tersandung kasus hukum dengan dugaan korupsi. Bagaimana menurut kamu ? ngeri-ngeri sedapkan resiko menjadi seorang PNS ? Bisa sampai dipenjara loh.
Begitu sekiranya hal-hal yang merupakan kebohongan terkait profesi sebagai PNS, tapi sayangnya telah dipercaya oleh banyak orang di Indonesia. Setelah membaca beberapa hal yang saya jabarkan tadi, sebaiknya kamu berpikir dua sampai tiga kali (minimal) sebelum memutuskan untuk mendaftar menjadi seorang PNS.
Editor : Faiz
Gambar : Google
Comments