Baru-baru ini, sempat ramai di media sosial seorang pecatur luar negeri Master Internasional dengan ELO rating 2400-an yang secara mengejutkan dikalahkan oleh pecatur lokal lagi amatir. Nama pecatur jago dari luar negeri tersebut adalah Gothamchess, sedangkan pecatur lokal lagi amatir yang katakanlah meraih prestasi dan mengalahkannya adalah Dewa_kipas.
Fenomena yang sedang ramai dan menghebohkan jagat maya itu bukan ketika pertandingan catur berlangsung, karena pertandingan tersebut kebetulan berlangsung di sebuah situs catur online. Situs itupun juga tidak begitu populer. Selain itu, tidak ada ceritanya pertandingan catur itu heboh, ramai, melainkan hening.
Pertandingan catur tersebut menjadi heboh dan ramai lantaran dugaan tindakan yang tidak menyenangkan. Dewa_kipas yang dikenal masih amatir diduga melakukan kecurangan saat pertandingan. Sehingga, akun Dewa_kipas diblokir oleh situs catur online tersebut. Pemblokiran tersebut didasari oleh banyaknya akun yang me-report pemilik akun dewa_kipas.
Prestasi yang Dianggap Anomali
Sulit untuk dibantah memang, bahwa kita sebagai bangsa Indonesia di kancah internasional dikenal sebagai warga negara dunia ketiga. Di sisi lain, juga dikenal sebagai bangsa yang memiliki sedikit prestasi. Jika dibandingkan dengan negara lain, bisa dikatakan prosentasenya nol koma nol sekian. Maka, tidak mengherankan jika ada warga negara kita yang berprestasi, di bidang apa pun akan dianggap sebagai sebuah anomali.
Dari sana, lantas tidak mengherankan jika tidak hanya warga atau netizen luar negeri (para fans Gothamchess) saja, bahkan kita sendiri memunculkan sangkaan bahwa si Dewa_kipas melakukan kecurangan.
Lain cerita lagi, andai saja di Indonesia ada peristiwa seperti yang pernah terjadi di Perancis tahun 1920. Kala itu, Samuel Reshevsky bocah usia 8 tahun secara marathon mengalahkan belasan pecatur jago dewasa yang terdokumantasi dengan sangat cantik lewat foto hitam putih. Bayangkan, betapa epiknya pemandangan itu. Belasan pecatur dewasa menunggu sentuhan ajaib tangan mungil Reshevsky.
Sementara di Indonesia? Ada sih anak ajaib seusia Samuel Reshevsky, di Jombang tepatnya. Dia juga melayani belasan, bahkan ratusan orang-orang dewasa yang dengan sabar dan serius mengantri menunggu sentuhan ajaib. Anak tersebut bernama Ponari.
Terlepas dari semua itu, kita bukannya tidak berprestasi. Baru-baru ini, kita sebagai netizen, dinobatkan sebagai netizen paling tidak sopan se-Asia oleh DCI. Tidak lama kemudian, menanggapi hal tersebut, para netizen malah semakin barbar menyerang sana sini, termasuk Microsoft yang merilis hasil survei dari DCI tersebut.
Selain itu, Gothamchess pun tidak luput dari serangan netizen kita. Belakangan ini dia akhirnya meminta maaf dan mengklarifikasi kesalahannya atau lebih tepatnya mengkronologikan peristiwa di balik di-banned-nya akun Dewa_kipas.
Kalian sebagai netizen, apa tidak bangga?
Editor: Nirwansyah
Ilustrasi: Solopos.com
Comments