Indonesia sudah memasuki hampir 3.5 bulan masa karantinanya. Semua aktivitas yang dialihkan dalam bentuk daring guna menghindari kontak fisik ini menimbulkan satu fenomena baru di kehidupan sosial masyarakat Indonesia. Dari data di instagram perhari ini, terhitung ada sedikitnya 2 juta lebih tagar bertema produktif, stay productive, produktivitas, dan lain macamnya. Internet dan sosial media menjadi yang lebih banyak diakses oleh masyarakat Indonesia di masa ini. Yang menarik adalah, banyak orang membagikan kegiatan harian mereka di akun sosmed dengan tagar semacam ‘stay productive’.
Percaya tidak percaya, image produktif mulai terbentuk dalam pola pikir masyarakat Indonesia melalui apa-apa yang banyak dibagikan oleh banyak orang. Kegiatan seperti mengikuti banyak webinar, atau terlibat dalam acara-acara juga pelatihan-pelatihan, dipercaya masyarakat Indonesia khususnya anak muda sebagai kegiatan yang produktif.
Beberapa pengikut instagram saya belakangan ini menjadi ‘komentator tetap’ setiap instatory yang saya unggah. Memang hari-hari ini apa yang saya unggah pada akun media sosial pribadi saya adalah hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan bersama orang banyak, agenda-agenda komunitas, juga webinar dan pelatihan-pelatihan lainnya. Namun, komentar-komentar mereka seperti, “ih kamu produktif banget yaa” “wahh gimana sih biar bisa terus produktif?” membuat saya berfikir bahwa, nampaknya kata produktivitas dalam pandangan masyarakat Indonesia telah mengerucut kepada beberapa hal-hal tertentu. Yang mana justru menyempitkan makna produktif itu sendiri. Padahal apakah harus sibuk ini-itu agar disebut produktif?
Memaknai Lebih Luas Kata Produktif
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, produktif selain diartikan sebagai ‘bersifat atau mampu menghasilkan dalam jumlah besar’ juga memiliki definisi ‘mendatangkan (memberi hasil, manfaat, dan sebagainya); menguntungkan.’ Melalui berbagai definisi ini, maka sepertinya produktivitas tidak terbatas hanya pada kegiatan-kegiatan besar yang digemari banyak orang. Melainkan dapat juga dikaitkan dengan aktivitas apapun yang mampu mendatangkan hasil atau manfaat bagi si pelaku. Lalu apa sajakah produktivitas dalam bentuk selain bentuk-bentuk yang telah disebutkan?
Berpegang pada pengertian bahwa kegiatan yang produktif adalah yang mendatangkan manfaat, maka hal sesimple menyapu halaman atau merapikan lemari, juga dapat disebut sebagai kegiatan yang produktif. Aktivitas-aktivitas kecil tersebut mungkin terlihat tidak ada dampak besarnya jika dibandingkan dengan kegiatan-kegiatan besar diatas. Namun ketika kita melakukannya, adakah manfaat yang dapat kita ambil? Tentu saja jawabannya ada. Halaman rumah yang lebih bersih menjadi lebih menyenangkan untuk dilihat dan menyegarkan pandangan. Pun lemari yang lebih rapi akan membawa manfaat salah satunya yaitu memudahkan kita dalam memilih pakaian yang ingin kita gunakan.
Tak hanya itu, mempedulikan kesehatan mental diri sendiri di tengah pandemi dapat juga disebut sebagai kegiatan yang produktif. Tidak kemana-mana dan melakukan banyak aktivitas daring sembari melihat beragam postingan teman-teman di media sosial tak dipungkiri sering membuat kita merasa lebih overthinking, cemas, bahkan insecure. Hal-hal kecil semacam rajin melakukan self-talk, meditasi, dan lain-lain rasanya bukan hal yang sia-sia. Merawat diri agar senantiasa dalam kondisi yang tenang dan nyaman memang terlihat kecil. Namun manfaat baiknya dapat memberi dampak yang lebih besar pada aktivitas-aktivitas yang lain.
*
Fenomena banyaknya tagar stay productive tentu juga memberi efek baik pada individu yang melihatnya. Seperti, dorongan untuk tidak malas-malasan, lebih menghargai waktu, dan lebih bersemangat dalam beraktivitas. Akan tetapi, pengerucutan makna produktif yang terbatas pada beberapa kegiatan-kegiatan tertentu menciptakan permasalahan baru pada individu yang melihatnya, seperti merasa tidak berguna, tidak dapat melakukan apa-apa, dan perasaan-perasaan semacamnya. Sebagai kesimpulan, menjadi produktif tidak melulu tentang keterlibatan dalam agenda-agenda besar yang terlihat keren dipandangan banyak orang, melainkan melakukan hal sekecil apapun yang mendatangkan manfaat maupun menghasilkan baik untuk diri sendiri atau untuk orang-orang sekitar adalah juga bentuk kegiatan produktif.
Comments