Kurus tanpa olahraga, pakai narkoba ya?
Bagi sebagian orang, menjadi kurus itu merupakan sebuah pencapaian besar. Apalagi bagi orang-orang yang mempunyai tubuh di atas rata-rata, pasti akan sangat bangga ketika berhasil menurunkan berat badan. Makanya, banyak orang di luar sana yang berlomba-lomba untuk menurunkan berat badan dengan berbagai macam cara. Ada yang olahraga keras, sampai mengurangi makan. Ada yang berhasil, ada juga yang tidak. Dan saya adalah salah satu orang yang berhasil.
Sebenarnya, saya tidak ada niat untuk menguruskan badan. Berat badan saya bisa turun itu terjadi begitu saja, bukan karena olahraga keras, tapi mergo kahanan. Oh iya, saya berhasil menurunkan berat badan kurang lebih 17 kilogram selama dua tahun terakhir ini. Jujur, saya tidak pernah olahraga, maksudnya berniat olahraga untuk menurunkan berat badan. Kurus tanpa olahraga. Makan pun biasa saja, tidak begitu pilih-pilih, namun hanya mengurangi saja. Dari yang tadinya tiga kali sehari, jadi dua kali atau sekali sehari. Tidak sehat, tapi berhasil.
Begini ceritanya. Jadi, pada pertengahan tahun 2019 saya harus “merantau sebentar” ke luar kota untuk magang selama 2 bulan. Salah satu persiapan yang sangat saya perhatikan adalah biaya untuk makan. Meskipun kota tempat saya merantau itu terkenal makanannya murah, bukan berarti saya santai-santai saja, sebab saya tidak punya biaya banyak. Maklum, saya bukan orang berada. Jadinya, untuk urusan biaya makan sehari-hari selama dua bulan itu jelas sangat saya perhitungkan.
Akhirnya, saya mengambil keputusan bahwa selama dua bulan merantau itu, saya hanya makan berat setidaknya sekali sehari. Aturannya begini. Pagi hari, saya hanya sarapan roti dan susu/kopi. Rotinya saya beli semalan yang murah-murah saja, dan susu/kopi saya beli sachet-an saja. Siang hari, saya tidak makan berat, paling hanya camilan saja.
Usahakan tidak keluar uang untuk makan siang, tapi sekali dua kali boleh, lah. Nah, pas malam hari, baru jadwalnya makan berat. Supaya murah dan tetap kenyang, saya belinya di warteg saja, yang bisa minta extra nasi dengan lauk secukupnya, dan dengan harga rata-rata 10 ribu rupiah saja. Oh iya, selama itu saya juga tidak pernah olahraga, dan merokok saya juga cukup banyak (lebih baik tidak makan daripada tidak merokok, hehehe).
Dengan strategi itu, dalam dua bulan saya berhasil menurunkan berat-badan saya sekitar 10 kilogram. Beberapa celana saya sudah jadi teralu longgar. Teman-teman dan saudara juga heran, kok bisa saya jadi kurus. Bahkan semenjak habis merantau hingga sekarang, saya semakin kurus, dan berat badan saya berkurang lagi sekitar 7 kilogram (total 17 kilogram). Dari 98 kilogram, jadi 81 kilogram. Padahal, untuk urusan makan sudah tidak seperti dulu, dan saya saat ini makan berat dua kali sehari. Ya meskipun saya olahraga sesekali, sih, tapi bukan yang berat banget olahraganya.
Di satu sisi, saya merasa bangga akhirnya bisa menurunkan berat badan dengan minim effort seperti itu. Tapi, di sisi lain, saya kerap mendapatkan pertanyaan atau tuduhan yang agak ngawur dari orang lain. Tuduhan pertama yang sering saya dapatkan ketika ada teman/orang lain yang melihat saya kurus, adalah saya dianggap sedang atau habis sakit. Bahkan saya samapi capek mendengarnya dan menjelaskan alasan mengapa saya bisa kurus. “Kamu kok kurusan, Bal? Lagi sakit, ya? Atau habis sakit?”
Tuduhan kedua, dan ini tuduhan paling brengsek yang juga tidak jarang saya terima. Saya sering dikira pakai narkoba. Biasanya, kalau ada teman-teman dekat yang sudah agak lama tidak bertemu, lalu akhirnya ketemu saya dalam keadaan kurus seperti ini, reaksi pertama mereka setelah kaget adalah bertanya agak ngawur, “Kurus banget kamu? Narkoba, ya?”
Meskipun saya tahu konteksnya bercanda, tapi kadang beberapa kali bikin saya degdegan. Lha gimana tidak degdegan, mereka kadang ngomongnya di tempat umum dan suaranya kenceng banget, je? Nanti kalau ada orang curiga, terus saya benar-benar dikira pakai narkoba kan tidak lucu jadinya. Saya ini bersih, lho.
Meskipun berhasil kurus, cara saya ini tidak patut untuk ditiru, sebab tidak sehat. Saya hanya mengurangi makan dan sangat jarang olahraga. Saya jadi kurus juga bukan karena sakit atau pakai narkoba, tidak. Saya tidak pernah mengalami keduanya. Sakit, sih pernah, tapi ringan-ringan saja. Narkoba tidak sama sekali, lha wong saya ini bersih bersinar, kok. Saya jadi kurus juga bukan saya niatkan, tapi ya mergo kahanan tadi. Makanya, ini tidak untuk ditiru, dan kalau ada yang ketemu saya lalu kaget saya bisa kurus, jangan tanya saya sakit atau pakai narkoba lagi, ya?!
Editor : Hiz
Foto : Pexels
Comments