Beberapa waktu lalu broadcast ajakan dan penjelasan panjang kepada para pengguna WhatsApp (WA) agar berpindah pada BiP Messenger ramai di mana-mana. Terutama setelah WA mengumumkan akan mengeluarkan kebijakan privasi baru tentang penyimpanan data. Meskipun pada akhirnya WA juga memutuskan untuk menunda pemberlakuan aturan baru itu, gelombang perpindahan pengguna WA ke Telegram dan Signal sudah tidak dapat terelakkan lagi.
BiP Messenger ikut meramaikan perburuan ceceran user WA yang terlanjur kecewa ini, atau lebih tepatnya menurut saya para penggemar Turki di Indonesia lah yang membuat ajakan itu. Sejarah panjang kedekatan Turki dengan masyarakat Indonesia memang terlalu rumit untuk bisa dipahami secara sederhana. Barangkali bukti kedekatan itu tidak akan habis sampai membahas Raden Patah, keturunan Tionghoa yang konon dikukuhkan oleh Turki Utsmani sebagai Khalifatullah ing Tanah Jawa.
Kedekatan Turki dengan Masyarakat Indonesia
Sekarang jadi masuk akal mengapa buku-buku Felix Siauw tentang Turki jadi bacaan yang sangat populer di kalangan anak muda aktivis rohis dan lembaga dakwah kampus. Selain tentu saja jiwa muda para pegiat dakwah ini terlanjur silau oleh Muhammad Al Fatih muda yang menaklukan Konstantinopel di usia 21 tahun saja. Ternyata ya memang ada kesamaan etnis dan historis antara Koh Felix dengan Panembahan Jimbun. Sebagai informasi, Jin Bun adalah nama Tionghoa dari Raden Patah atau Raden Bagus Kasan.
Jauh sebelum Felix Siauw jadi headline berita karena penolakan dan pendukung yang sama galaknya, apapun saja omongan Harun Yahya sudah melekat kuat dalam ingatan anak masjid Indonesia sejak tahun 2000-an. Pada akhirnya semua bacotan Om-om mesum bernama asli Adnan Oktar itu berakhir antiklimaks dengan vonis pengadilan melebihi seribu tahun lamanya.
Turki juga telah lama menjadi jalur darat bagi para pendukung ISIS dari Indonesia yang ingin masuk ke berbagai negara konflik di Timur Tengah. Kisah miris yang nggak seindah fantasi negeri dongeng, runtuhnya kekuasaan ISIS di berbagai negara Timur Tengah memaksa para mantan kombatan hidup tanpa pegangan. Indonesia nggak mau menerima, di lokasi pengungsian bekas perang sana juga cuma jadi bulan-bulanan.
Belakangan, NET TV yang mencoba meraih segmen penonton baru pada akhirnya mengikuti pola tayangan para seniornya seperti ANTV, menayangkan drama Turki berjudul Hercai. Catatan panjang pertelevisian Indonesia sudah penuh dengan beragam judul drama asal negara tujuan Mesut Ozil pindah dari Arsenal. Dari Cansu dan Hazal, Elif, sampai Abad Kejayaan (Muhtesem Yuzyil) sudah pernah jadi trending sosial media pada masanya.
BiP Messenger
Kepopuleran BiP Messenger dari viralnya broadcast chatting adalah berita terbaru yang memuncaki daftar panjang segala hal yang berbau turki di Indonesia. Padahal setelah saya telusuri, mekanisme dan fitur BiP Messenger nggak jauh beda dengan Telegram yang sudah lebih lama ada di kalangan tertentu pengguna aplikasi messenger di Indonesia.
Telegram dan BiP Messenger sama-sama bisa bikin grup chat yang berisi 1000 orang, sama-sama mengklaim punya enkripsi end-to-end. Barangkali bedanya ada pada fitur video group call yang katanya bisa mencapai sepuluh orang. Apalagi setelah Erdogan mengumumkan pemerintahannya akan menggunakan BiP Messenger. Ya jelas heboh lah BiP Messenger di Indonesia, tahu sendiri kan betapa militan para simpatisan Erdogan di Indonesia.
Meskipun demikian, pada akhirnya tetap akan sulit sih memindahkan grup WA kantor menjadi grup BiP Messenger. Kalau grup perumahan sih masih mungkin, terutama kompleks perumahan syariah yang makin banyak penggemar dan penghuninya. Terutama perumahan muslim di kota-kota besar ya yang sudah cukup melek informasi tentang Erdogan dan Turki.
Barangkali Akhi Erdogan perlu sih menggandeng Dayana sebagai brand ambassador BiP Messenger di Indonesia mumpung lagi digandrungi para penonton TikTok, Instagram, dan tentu saja OmeTV. Sayangnya kok ya Dayana orang Kazakhstan ya. Coba kalau dia gadis Turki, makin viral lagi tuh Fiki Naki. Bahkan sepertinya bisa jadi pembicara di webinar-webinar para aktivis muda dan seminar bapak-bapak poligami yang topiknya: bagaimana kiat sukses jadi imam ukhti asli Turki.
Penyunting: Halimah
Sumber gambar: GGWP.ID
Comments