Masih susah belajar bahasa Inggris?
Di era modern ini, jika ada orang yang belum bisa berkomunikasi dalam bahasa Inggris maka dia bakal dicap ketinggalan zaman alias katrok. Yah mau bagaimana lagi, akhirnya untuk mempertahankan gengsi terpaksalah ikut kelas-kelas online. Seolah-olah aib, malunya minta ampun saat ditanya kemudian tidak bisa menjawab. Apalagi saat kejadian tersebut di depan umum, rasa malunya berlipat-lipat.
Acceptance Theory (Teori Penerimaan)
Problem utama yang umum terjadi dan sering kali diremehkan adalah eksistensi teori penerimaan. Maksudnya keterbukaan kita dalam menerima ilmu baru. Bisa jadi niat yang tidak sungguh-sungguh memblokade masuknya setiap apa yang kita pelajari. Maka proses penyerapan tidak akan bisa berlangsung karena penolakan dilakukan oleh otak kita secara otomatis secepat kilat.
Nah, konsep sederhana ini juga berlaku di bahasa Inggris. Semua pelajaran baru yang kita inginkan untuk dipahami dan ditanam perlu penerimaan yang benar-benar lapang. Orang luar negeri cepat dalam tahap ini karena mereka terbuka dengan ilmu baru. Bukan masalah mereka non muslim dan lain sebagainya. Jadi konsepnya sama, untuk paham kita perlu menerima dengan terbuka tanpa kecurigaan ini-ono.
Kita perlu memposisikan diri sebagai makhluk biasa yang siap dididik. Analogikan saja bila ada sebuah gelas kosong dan gelas lain berisi setengah kopi, lalu keduanya diisi dengan air. Bagaimanakah kondisi air yang baru ditambahkan itu? Tidak sejernih gelas pertama kan. Seperti itulah contoh gampangnya saat seseorang tidak siap menerima dan ngeyel dengan konsep bahasa yang mereka bawa sejak kecil.
Penerimaan ini setara dengan ikhlas. Bahkan orang yang benar-benar niat belajar telah mengosongkan dirinya dengan sengaja. Tidak ada alasan lain kecuali agar ilmu baru yang dia dapatkan lekas mendapatkan tempat yang luas di kepalanya. Dengan demikian, dia telah siap menerima bahasa Inggris sebagai new concept dalam otak dan menyerapnya tanpa ada stigma lainnya sebagaimana teori penerimaan ini berlaku.
Hal menarik lainnya yakni teori ini sudah menjadi falsafah hidup masyarakat kita, hanya saja sekali lagi tanpa kita sadari. Secara tradisional orang tua kita akan berpesan utamakan sopan santun dalam menerima ilmu dari seorang guru. Kalimat itu berarti murid harus siap menerima ajaran dari guru dengan menjaga diri dari sifat tidak terima dan menggurui. Dalam agama Islam kita mengenalnya dengan istilah suul adzab. Hanya saja kalau tidak orang Barat yang menteorikan, orang Indonesia suka tidak percaya.
Kesulitan dalam Bahasa Indonesia
Selama saya menjadi english trainer di Kampung Inggris Pare, rata-rata mereka yang kesulitan dalam menggunakan bahasa Indonesia juga akan mengalami susah belajar bahasa Inggris. Sebagian besar masyarakat Indonesia bilingual sejak lahir dan tentu menguasai sedikitnya dua bahasa, yaitu bahasa daerahnya dan bahasa Indonesia. Maka dari itu, sering kali ketiga konsep bahasa tersebut bertabrakan.
Pada dasarnya konsep bahasa Indonesia dan daerah saja sudah berbeda. Maka dapat dipastikan pula bahwa bahasa Indonesia dan Inggris juga berbeda, apalagi bahasa daerah dan Inggris. Ketika setiap orang tidak siap dengan teori acceptance maka mereka cenderung mencampur konsep ketiganya. Lalu bagaimana cara yang tepat?
Pertama, penyusunan tulisan dalam bahasa daerah yang satu dengan yang lainnya berbeda. Maka dari itu, yang dijadikan patokan untuk mengubah ke dalam bahasa Inggris adalah dengan menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu. Maka dari itulah, kalau susunan bahasa Indonesia yang dibuat hanya sebatas terjemahan mentah maka akan amburadul. Jangan sekali-kali pakai google translate karena akan auto terdeteksi.
Adanya grammar dalam bahasa Inggris dibuat dengan tujuan mempermudah para pelajar dalam memahami bahasa Inggris. Tapi akhir-akhir ini, banyak yang kesulitan mempraktikkan bahasa Inggris karena takut salah grammar. Grammar yang dibuat untuk mempermudah pada akhirnya menjadi penghalang. Buang mindset ruwet tersebut.
Hal paling penting adalah benarkan bahasa Indonesia kita sebelum menuju bahasa Inggris. Kemudian pahami pula bahwa konsep bahasa tersebut berbeda. Bukan hanya karena lokasi atau orangnya, tetapi juga budaya yang dimiliki. Bila kita bisa berdamai dengan diri dan mau menerima bahasa inggris apa adanya beserta konsepnya. Kita tidak akan berusaha lagi untuk mencampur keduanya apalagi menyamakan konsep yang sudah jelas-jelas berbeda. Insyaallah kedua hal yang dibahas tersebut bisa menjadi kunci keluar dari masalah susah belajar bahasa Inggris.
Editor : Hiz
Foto : Pixabay
Comments