Saya dan teman saya menonton film A Man Called Otto beberapa hari yang lalu. Jujur awalnya saya pesimis benarkah film ini sesuai dengan apa yang ramai dibicarakan banyak orang bahwa akan membuat si penonton terlarut didalamnya? Bahkan beberapa juga mengklaim bahwa film ini akan membuat penontonnya menangis sesenggukan akan ceritanya yang indah.
Sebagai seorang penikmat film yang jarang menangis hanya dengan meononton sebuah film, tentu saya cukup meragukan klaim-klaim tersebut, apalagi saya yang sebenarnya lebih tertarik dengan film horror atau thriller. Namun pada akhirnya saya dan teman saya memberanikan diri untuk menontonnya, apalagi setelah melihat Kincir yang memberi rating 9/10 untuk film ini. Ketika saya dan teman saya pergi ke bioskop ternyata film ini menjadi salah satu film yang lagi booming saat ini, melihat dari antrian pembelian tiket yang cukup panjang.
Pada dasarnya film ini merupakan remake dari film Swedia yang tayang pada tahun 2015 dan berjudul A Man Called Ove, yang film tersebut diadaptasi dari Novel dengan judul yang sama karya dari penulis Swedia yang bernama Fredik Backman, setelah menononton film ini saya sangat setuju dengan review orang-orang dan skor 9/10 dari Kincir untuk film ini.
Sinopsis dari film A Man Called Otto
Film ini mengisahkan Otto Anderson (yang diperankan oleh Tom Hanks) seorang pemarah yang menggap bahwa semua orang di lingkungannya sebagai orang bodoh dan hanya dirinya saja yang pintar, temperamen Otto ini terjadi dipicu akibat meninggalnya sang istri dan ia yang dipaksa pension dari pekerjannya setelah lama mengabdi. Akibat banyak kemalangan yang menimpa dirinya ia pun berniat untuk mengakhiri hidupnya namun selalu gagal akibat sepasang keluarga kecil yang baru saja pindah ke dekat rumahnya barunya yang ia anggap menyebalkan justru membawa warna baru dalam hidupnya.
Cukup menarik bukan? Langsung saja kalau begitu ini ulasan-ulasan yang akan saya berikan untuk film ini!
A Man Called Otto berkisah mengenai kesehatan mental
seperti apa yang saya jelaskan dalam sinopsis diatas tentu sudah jelas bahwa Otto Anderson berniat untuk mengakhiri hidupnya dikarenakan kesehatan mentalnya yang sudah lama terganggu dikarenakan kepergian mendiang istrinya yang sangat ia cintai ditambah dengan ia yang dipaksa pensiun setelah lama mengabdi dari pekerjaaanya. Hal tersebut yang memicu gangguan kesehatan mentalnya terjadi dan menganggap bahwa dirinya tidak memiliki tujuan lagi dalam hidupnya. Namun hal tersebut selalu gagal dan bahkan tidak pernah terjaadi karena sang tetangga baru Marisol dan keluarganya yang pada akhirnya membawanya melihat hidup dari perspektif yang lebih baik.
Kehangatan yang didapatkan dari kekeluargaan antar tetangga
Tentu seperti yang saya jelaskan sebelumnya bahwa kehadiran keluarga kecil sebagai tetangga barunya membawa warna baru pada hidup Otto yang sebelumnya kelam. Marisol dan keluarganya yang berkarakter hangat hadir dengan membawa perspektif yang berbeda contohnya, dengan membebaskan Otto dari keenggannnya untuk hidup maju (move on) dari sepeninggal sang istri tak hanya itu kehangatan lain juga dapat dirasakan Otto ketika ia yang semula melihat semua dilingkungannya sebagai seseorang yang bodoh sehingga membuatnya enggan untuk berinteraksi dengan mereka, pada akhirnya justru menyadarkannya tetang indahnya kehidupan dan persahabatan.
Penonton bak diajak naik rollercoaster
Saya punya alasan mengapa mengibaratkan seakan penonton diajak naik rollercoaster karena walaupun menceritakan kehidupan yang menyedihkan namun hal baiknya adalah film ini dibalut dengan komedi sehingga sepanjang film dimainkan, emosi atau perasaan saya bagai diaduk-aduk karena diajak tertawa dengan tingkah para tetangga yang unik-unik, jadi seringkali membuat penonton tertawa namun kemudian berubah menjadi sedih ketika scene-scene tertentu yang menyebabkan penonton sedih dan menangis. Jadi bisa disimpulkan bahwa selama menonton saya dibuat untuk tertawa kemudian menangis kemudian tertawa lagi kemudian menangis sesenggukan, campur aduk sekali bukan?
Ulasan-ulasan diatas adalah hal-hal yang saya dapatkan ketika menonton film ini, tidak berlebihan namun saya merekomendasikan film ini sebagai film yang harus kalian tonton setidaknya sekali dalam seumur hidup. Dari film ini saya juga belajar bahwa benar terkadang alasan bertahan hidup bisa didapatkan dari hal-hal kecil. Bagaimana? Apakah kalian tertarik untuk menontonnya?
Editor: ciqa
Gambar: Google
Comments