Dewasa ini sebagian besar khalayak umum sudah mengenal atau minimal mengetahui apa itu tantrum. Tantrum merupakan kondisi dalam pelampiasan emosi yang tak terkendali. Lazimnya sikap dikaitkan dengan anak kecil. Umumnya tantrum dapat diketahui ketika anak kecil tersebut sedang menangsi sambil berteriak-teriak, melempar barang atau perilaku marah lainnya.

Umumnya pada anak kecil perilaku tantrum dapat terjadi ketika keinginan anak tidak dapat atau tidak dipenuhi. Namun, tahukah kamu ternyata orang dewasa juga dapat terkena sikap pelampiasa emosi tersebut ? atau jangan-jangan kamu sendiri pernah mengalaminya akan tetapi tidak menyadari hal tersebut ?

Hal tersebut wajar karena ada beberapa perbedaan antara tantrum yang terjadi terhadap anak-anak dan yang terjadi kepada orang dewasa. Berikut ini adalah ulasan tentang tantrum yang terjadi kepada orang dewasa.

Apa dan Bagaimana Tantrum dapat Terjadi terhadap Orang Dewasa ?

Kejadian tantrum pada orang dewasa memang beberapa kali ditemukan dalam masyarakat. Tetapi, secara umum tantrum yang terjadi kepada orang dewasa biasanya tidak melibatkan fisik, akan tetapi seringkali lebih dilakukan dengan meluapkan emosi melalui perkataan. Namun, dalam beberapa kasus orang dewasa yang mengalami hal serupa juga dapat meluapkan emosi amarahnya dengan perilaku agresif. Seperti merusak barang atu melakukan tindak kekerasan lainnya.

Dilansir dari alodokter.com, tantrum yang terjadi pada orang dewasa umumnya disebabkan oleh berbagai hal, diantaranya bisa akibat dari pola asuh yang keliru saat masih kecil, pernah mengalami tindakan kekerasan secara verbal mapun fisik, ataupun menderita gangguan mental tertentu. Umumnya gangguan mental yang sering dikaitkan dengan kebiasaan tantrum pada orang dewasa ini adalah gangguan bipolar, depresi, BPD (Borderline Personality Disorder), autisme, serta beberapa gangguan mental lainnya. Pada beberapa kasus juga bisa disebabkan oleh penyalahgunaan obat-obatan yang tidak sesuai.

Dalam beberapa hal tantrum pada orang dewasa terjadi karena amarah yang digunakan sebagai sarana manipulasi kepada orang lain. Akan tetapi, terkadang sikap tersebut pada orang dewasa juga tidak berasal dari emosi, dengan kata lain seseorang yang mencoba mengatur meosinya bisa juga merasa kewalahan. Hal ini yang menyebabkan ledakan emosi yang tidak terkendali yang berujung dengan perilaku tantrum.

Tanda-Tanda Ledakan Emosi Berujung Tantrum & Cara Menanggulanginya

Secara umum ada beberapa tanda-tanda yang dapat diketahui dari seseorang yang akan atau mengalami tantrum. Tanda-tanda tersebut antara lain:

1. Wajah menjadi tegang, 2. Berbicara menggunakan nada dan kecepatan yang relatif tinggi. 3. Ketika berbicara umumnya mengeluarkan nada yang intens dan keras. 4. Bergerak secara cepat seperti berjalan mondar-mandir. 5. Mengeluarkan kata-kata kasar ataupun umpatan. 6. Menjadi lebih agresif dan seringkali mudah tersinggung.

Dalam menanggulangi perilaku tantrum terhadap orang dewasa ini ada beberapa cara yang dapat dilakukan :

1. Menemukan pemicu dari tindakan agresif tersebut.

Hal ini merupakan dasar dari menghindari ledakan emosi berlebih yang bisa berujung tantrum. Dengan begitu kamu dapat mencari solusi dengan lebih cepat untuk meredakan luapan emosimu yang tidak terkendali.

2. Melakukan Relaksasi

Ketika mengalami ledakan emosi yang tidak terkendali usahakan dirimu atau seseorang yang mengalaminya untuk tetap tenang dan merasa rileks. Cara ini juga dapat dikombinasikan dengan membayangkan hal-hal yang membuat dirimu senang.

3. Mengalihkan Energi ke Hal-Hal positif

Semacam olahraga atau melakukan sesuatu yang berhubungan dengan hobi atau kegemaran. Tentunya cara ini bisa meminimalisir tindakan tantrum pada dirimu.

4. Lakukan Personal Time

Cara ini bisa pula dilakukan untuk meminimalisir efek dari tantrum tersebut. Ambil waktu luang untuk menyibukkan diri sendiri dan jauh dari orang-orang sekitar. Hal ini bisa pula dilakukan dengan melakukan aktivitas yang anda gemari.

5. Cari seseorang yang Bisa menjadi Tempat Keluh Kesahmu

Lazimnya adalah seorang teman atau sahabat yang bisa menenangkan dan memberikanmu solusi atas masalahmu. Hal ini bisa juga dilakukan terhadap keluarga atau bisa pula kekasih. Dalam beberapa kasus juga bisa langsung menghubungi pihak terapis atau psikolog jika dirasa sudah dalam fase yang berat.

Editor : Faiz

Gambar : Google