Siapa yang tidak mengenal aplikasi TikTok? di kalangan anak-anak hingga dewasa TikTok menjadi salah satu platform favorit mereka. TikTok merupakan platform content video yang dikemas dengan durasi singkat sehingga dapat memberikan kesan informasi yang cepat tersampaikan. TikTok semakin populer dengan fitur-fitur yang terus dikembangkan, bahkan kita bisa mendapatkan uang dari TikTok! Wow!

Lalu bagaimana TikTokdapat menjadi “kiblat” tren Generasi Z? TikTok memberikan suguhan konten yang dikemas singkat sehingga penonton dapat langsung mendapatkan isi video. TikTok dilengkapi video dengan suara yang modern dan terkesan “keren” jika didengarkan. Generasi Z cenderung menyukai hal-hal yang ringan namun cukup untuk memenuhi asupan media sosial mereka.

Content Creator dengan Pengemasan Kreatif

Content creator TikTok masa kini seolah bertanding untuk mendapatkan followers dan viewers yang dapat mendongkrak popularitas mereka. Para creator menampilkan dan mengkreasikan video dengan tema yang berbeda-beda. Ada di bidang pendidikan, fashion dan kecantikan, cooking, hingga hiburan. Mereka memiliki ciri khas sendiri dalam menyampaikan pesan dalam video. Content creator dituntut untuk tidak kehilangan ide supaya tidak tertinggal tren kekinian. Bahkan, banyak yang menjadikan TikTok sebagai ladang cuan bagi para content creator.

FYP dianggap sebagai Keberhasilan Tren

Apa arti postingan jika tidak ada yang menyaksikan? Kira-kira seperti itu pemikiran para content creator. FYP atau For Your Page berarti sebuah konten tersebut masuk ke dalam beranda akun lain secara spontan. Hal tersebut tentunya akan menambah jumlah interaksi akun satu sama lain. Content yang FYP bisa mencapai ribuan bahkan jutaan penonton. Interaksi akun dapat dilihat di fitur komentar yang disediakan oleh TikTok. Pada content fashion seringkali ditemukan komentar “spill baju doang” “spill sandal kak” “tasnya beli di mana?” jika sudah seperti itu sebuah content dianggap telah mencapai target. Itulah yang dimaksud TikTok menjadi tren karena user Tiktok mencari inspirasi dan rekomendasi sebuah produk dari video di TikTok.

Tidak Hanya Fashion, Gaya Hidup pun Dapat Menjadi Tren!

Content di TikTok tidak hanya menampilkan rekomendasi sebuah barang atau yang bertujuan menarik pembeli, namun terdapat creator TikTok yang membuat konten keseharian mereka yang biasa kita sebut sebagai vlog. Vlogger menampilkan keseharian mereka dengan ciri khas masing-masing seperti “Welcome to Our Vlog” “A Day in My Life” jargon tersebut dibuat semenarik mungkin sehingga dapat memberikan kesan mengenal vlogger tersebut jika mendengarnya. Konten vlog cukup beragam, seperti vlog mukbang, yang menampilkan creator sedang memakan makanan dengan porsi besar. Bahkan content vlog belanja bulanan pun menjadi trend populer. Vlog membeli dan review barang ratusan juta kinipun mudah ditemui dan seolah menjadi hal yang biasa. Vlog-vlog tersebut tentunya banyak menginspirasi content creator lain untuk membuat vlog keseharian mereka. Bagi vlogger mengumbar kehidupan mereka tidak menjadi privasi karena termasuk sember penghasilan bagi para vlogger tersebut.

Tiktok Berpotensi Menjadi “Penjerumus” Tren Negatif

Berbagai informasi dapat diperoleh dari TikTok, hanya perlu mencari di kotak pencarian kita dapat mengetahui berbagai hal. Namun, seperti pada platform media sosial lainnya, TikTok dapat menjadi platform negatif untuk menjerumuskan penggunanya. Terdapat tren tentang prank yang berakibat fatal. Bagi sebagian orang terdengar lucu melihat content prank, namun tidak semua konten ini memberikan hiburan yang menarik, konten negatif seperti ini ditakutkan akan mempersuasi pengguna di bawah umur untuk melakukan trend yang sama dan membahayakan.

Tugas Gen Z untuk Pandai Mengolah Tren

Bermain media sosial dan mengikuti arusnya bukanlah hal yang buruk. Namun, dalam menghadapi hal tersebut diperlukan filtrasi tren yang sesuai dengan norma. Generasi Z tentunya memiliki kemampuan yang lebih baik dalam bermedia sosial daripada anak-anak dan orang tua. Hal tersebut lantas harus menjadi acuan untuk menyebarkan tren yang positif, bukan hanya untuk mencari popularitas. Bijak memanfaatkan tren dapat meningkatkan branding diri, bahkan dapat menghasilkan keuntungan. Generasi Z lantas tidak menjadikan “kiblat” TikTok untuk standar menjalani kehidupan sehari-hari. Terinspirasi lebih baik daripada hanya sekedar kata mengikuti. Kehidupan di belakang layar adalah kehidupan yang sebenarnya.

Gambar: Google

Editor: Bunga