Drama memiliki arti ang berasal dari bahasa Yunani, yaitu Draomai artinya melakukan, bermain, dan sebagainya. Drama dapat diartikan sebagai aktivitas atau gerakan. Jadi, dapat disimpulkan drama secara umum memiliki arti karya sastra yang ditulis dalam bentuk percakapan dan dimaksudkan dengan pementasan oleh pemain drama.
Secara garis besar, drama memiliki dua makna, yang pertama yaitu drama dalam arti luas dan arti sempit. Drama dalam arti luas, drama sebagai formasi pergelaran atau pementasan yang mengandung narasi yang dipentaskan di depan masyarakat sekitar. Sedangkan, dalam arti sempit, drama sebagai lakon hidup manusia dalam bermasyarakat yang diestimasikan di atas pentas. (Ida Ayu Trisnawati,2021:17).
Sebutan teater berasal dari bahasa Yunani, yaitu Theatron yang di-hilirkan dari kata Theomai berarti memperhatikan, kagum. Jadi, dapat disimpulkan bahwa, makna teater adalah bangunan pementasan dan khalayak umum yang melihat, memperhatikan dengan adanya bahan kesenian di dalam bangunan dan dilihatkan oleh para penonton. (Tato Nuryanto, 2017:2)
Bagaimana Persembahan Kisah Revolusi oleh Teater Petra melalui Naskah Drama “Les Justes”?
Teater Petra memiliki banyak karya seni drama yang tentunya bertemakan tentang sosial politik. Adapun karya seni drama tersebut ialah, mempersembahkan drama yang berjudul “ Peninggalan Arsitektur” (2017), “Almamater Merah” ( 2018), “ Domba-domba Revolusi” ( 2019), dan yang terakhir ialah “ Les Justes” Karya Albert Camus (2021). Dalam rangka festival teater jakarta pusat 2021, teater petra mempersembahkan drama yang berjudul “Les Justes” dengan diadakannya acara festival setiap tahunnya. Pada pokok pandangan keadilan ini sebagai suatu pemberian hak persamaan.
Tema pertunjukan seni drama tersebut ialah revolusi keadilan, dalam ilustrasi yang disajikan oleh penulis adalah dimana sebuah kelompok divisi tempur partai sosialis revolusioner berencana melakukan pengeboman terhadap kaisar Grand Duke( Paman Tsar Nicholas) yang ingin melakukan pelemparan bom. Ivan Kaliayev selaku pelempar bom pertama melihat anak kecil berada dikereta kuda milik Bangsawan. Upaya pertama di atur dengan sangat rapih dengan Kaliayev terpilih sebagai pelempar bom pertama dan Voinov yang kedua. Dengan lantang Kaliayev menegaskan bahwa hanya karena Kaliayev tidak berani melemparkan bom kepada anak-anak maka jutaan anak-anak Rusia terancam matikelaparan di tahun-tahun mendatang lantaran Tsar Nicholas yang bersewenang-wenang dengan ketidakadilan.
Teori Keadilan Aristoteles
Pada pokoknya pandangan keadilan ini sebagai suatu pemberian hak persamaan tapi bukan persamarataan. Aristoteles membedakan hak persamaannya sesuai dengan hak proposional. Kesamaan hak dipandang manusia sebagai suatu unit atau wadah yang sama. Inilah yang dapat dipahami bahwa semua orang atau setiap warga negara dihadapan hukum yang sama. Keadilan juga yang menuntut bahwa setiap orang mendapat apa yang menjadi haknya, jadi sifatnya sama. Nah, disinilah yang dinilai adil apabila setiap orang mendapatkan apa yang menjadi haknya secara sama atau sebanding.
Dari penjabaran tersebut dapat disimpulkan bahwa, teater petra mempunyai karakteristik dalam mempersembahkan sebuah drama, yaitu membawakan naskah drama yang bertema revolusi. Alasan teater petra membawakan naskah drama bertema revolusi itu karena mempunyai eksistensi tersendiri dalam mempersembahkan sebuah naskah yang berjusul Les Justes Karya Albert Camus. Oleh karena itu, teater petra disetiap pementasan selalu identik dengan membawakan naskah yang bertema revolusioner. Oleh sebab itu, teater petra sendiri sangat percaya diri dalam persembahannya tersebut. Karena baginya naskah drama tersebut menjadi sebuah tangtangan untuknya dalam emmpersembahkan naskah drama tentang sebuah revolusioner.
Editor: Nawa
Gambar: doc pribadi
Comments