Greysia Polii pebulutangkis kelahiran Jakarta, 13 Agustus 1987 yang menoreh segudang prestasi di Kancah Bulutangkis Internasional.
Kak Greys, begitu rekan-rekan memanggilnya. Sejak 5 tahun bermain bulutangkis, berawal dari hobi hingga menjulang prestasi.
Diusianya yang tak lagi muda, Greys tetap menjulang prestasi yang membanggakan. Namun, dibalik itu semua tak lepas dari problematika yang dialaminya selama berkiprah di perbulutangkisan Internasional.
Insiden Kartu Hitam
Salah satunya, insiden kartu hitam yang terjadi di Olimpiade London 2012 yang membuatnya didiskualifikasi.
Saat itu Greys berpasangan dengan Meilina Jauhari. Mereka dianggap tidak bersungguh-sungguh untuk memenangkan pertandingan. Sehingga wasit memutuskan untuk memberinya kartu hitam.
Banyak komentar-komentar yang menganggap ini memalukan, dan mencoreng perbulutangkisan Indonesia, karena baru pertama kali hal ini terjadi.
Olimpiade London 2012 adalah satu moment yang tak terlupakan oleh Greys, sekaligus moment yang membuatnya bangkit dari keterpurukan dan cap buruk masyarakat.
Greys pernah ingin pensiun sejak kejadian itu, namun dukungan dari keluarga, pelatih, dan rekannya yang membuat ia bertahan.
Kiprah Greysia Polii Bersama Nitya
Tahun 2013 greys dipasangkan dengan Nitya dan menyabet berbagai prestasi di nomor ganda putri. Dalam kejuaraan Dunia BWF tahun 2015 Greys/Nitya berhasil meraih perunggu.
Tahun 2014 Greys/Nitya meraih mendali emas dalam kejuaraan Asian Games yang berlangsung di Korea Selatan. Bersama Nitya juga Greys meraih 3 Runner Up dan 2 Winner dalam SuperseriesBWF.
Kiprah Greysia Polii Bersama Apriyani Rahayu
Pada tahun 2017 Greys mulai dipasangkan dengan Apriyani Rahayu, pebulutangkis kelahiran Konawe, Sulawesi Tenggara.
Bersama Apriyani Rahayu, Greys menoreh prestasi yang membanggakan. Salah satunya pengukir sejarah peraih mendali emas ganda putri dalam ajang Olimpiade Tokyo 2020.
Bersama Apriyani, Greys semakin sukses dan menghasilkan prestasi-prestasi yang membanggakan. Dalam Tur Dunia BWF ditahun 2018 menyabet 2 Winner dan 1 Runner Up.
Pada tahun 2019 menghasilkan 1 Winner dan 1 Runner Up. Di tahun 2020 menghasilkan 3 Winner. Ditahun 2019 pula Apri/Greys meraih mendali emas dalam ajang pesta olahraga Asia Tenggara.
Bersama Apriyani pula, Greys berhasil masuk dalam daftar 40 under 40 dalam majalah Fortune Indonesia. Tahun 2021 BWF memberi penghargaan sebagai pasangan terbaik 2020/2021 bersama Apriyani.
Meraih penghargaan KONI pusat dengan kategori Atlet terbaik bersama Apriyani. Penghargaan Indonesian Sport Awards dalam kategori Atlet ganda putri terfavorit berasama Apriyani.
Atlet, Influencer, dan Pengusaha
Dengan segudang prestasi yang ditorehnya, Greys juga sukses dalam dunia influencer. Terlihat pada laman instagramnya, Greys menjadi brand ambassador dari berbagai produk ternama.
Selain itu, Greys memiliki bisnis sepatu lokal dengan merk Fine Counsel. Bukan hanya sepatu saja, ada pula t-shirt dan hoodie. Fine Counsel semakin terkenal sajak dijadikannya sebagai merchandise Indonesia Masters dan Indonesia Open 2022.
Gantung Raket
Pada final Indonesia Masters, Greys memutuskan untuk gantung raket diusianya yang menginjak 34 tahun. Selama 30 tahun Greys menjadi seorang atlet, banyak perolehan prestasi yang diberikannya untuk Indonesia.
Sejak usia 5 tahun Greys sudah mulai bermain, yang awalnya hanya hobi, berubah jadi cita-cita, dan menjulang prestasi.
Ditahun 2022 ini ia memutuskan untuk mengakhiri masa baktinya menjadi seorang atlet bulutangkis, dengan meninggalkan 507 Career Wins (WD + XD), ranking tertinggi menempati posisi ke-2 bersama Nitya, dan 17 Individual Titles (18 Runner Up).
Saat ini Greys terpilih sebagai Ketua Komisi Atlet BWF selama periode 2022-2025.
“Sewaktu jadi atlet saya selalu sadar bahwa badminton adalah hidupku tetapi hidup bukan hanya sekedar badminton saja.” Greysia Polii
Editor: Lail
Gambar: Google
Comments