Lajunya zaman yang makin cepat seperti roda yang berputar pada porosnya telah mengubah segalanya. Berbagai aspek sosial, lingkungan, dan semacamnya itu sudah mengabaikan pentingnya memanfaatkan dunia sekarang. Telah banyak kaum milenial yang lupa akan tak berguna dirinya pada alam semesta ini. Mereka lebih menomorsatukan kesibukannya dengan berbagai aplikasi yang menjadi tren dunia. Berlomba-lomba mencari popularitas dan eksistensi di media sosial. Tak sadar bahwa dirinya telah tergerogoti oleh tipu daya zaman.
Kehidupan yang serba ada dan instan begitu mengasikkan, kemana dan dimanapun terjangkau dengan sekejap waktu. Namun sangat disayangkan jika itu hanya muslihat perasaan yang menuruti apa kata hati, tanpa berpikir dua kali bahkan disaring kembali.
Tren, selalu disanjung-sanjung dan dikejar sampai ia memperolehnya. Bahan, barang, pola hidup, penampilan, bahkan perubahan fisikpun dijalani demi mengikuti perkembangan zaman. Seperti apapun modelnya, tak ada habisnya jika terus tamak akan nafsu dunia. Menikmati betapa candunya pergaulan sana sini, sampai lupa dengan asal muasal dirinya. Kehidupan di tengah-tengah kota bukan hanya sebagai ajang pameran belaka, akan tetapi bagaimana ia menjadi pelopor bahwa mereka bergelimang akal yang serba ada.
Siapakah yang Jadi Pecundangnya?
Kota telah membuat ketagihan dengan panorama kehidupan modernisasi, serta keramaian yang tiada sepi. Hidup di tengah-tengah kerumunan kota sangatlah menarik simpati, baik buruknya tergantung pada setiap individu masing-masing. Terkadang lucu bila melihat negara-negara lain mempersiapkan cita-cita sejak dini, berkebalikan dengan realita bangsa ini. Yang selalu berlandaskan pada kesantaian hakiki, dan memperlambat waktu untuk berkembang maju demi sebuah kesuksesan seorang diri. “Dimana arti milenial yang sebenarnya? Apakah terlabui oleh gegap gempita dunia? Atau hanya diam bagai patung yang bernyawa?”
Pemenang dan pecundang hanya beda tipis dalam ekspektasi. Tinggal bagaimana cara mereka memanfaatkan dan dimaanfaatkan oleh zaman. Bagi yang menyelesaikan tugas, kewajiban, usaha, harapan, dan mengejar mimpi dengan sekuat diri dan hati teguh dalam pendirian untuk meraih sebuah impian, dialah seorang pemenang yang memanfaatkan kehidupan. Lain halnya dengan mereka yang tetap dalam keangkuhan serta hanya berharap dengan angan-angan kesuksesan tanpa bergerak dan sedikit usaha yang dilakukan, itulah pecundang yang telah dimanfaatkan oleh zaman.
Penulis: Hana Hasanah
Ilustrator: Ni’mal Maula
Comments