Mengenal sejarah uang Indonesia dari masa ke masa.
Uang merupakan bagian dari aktivitas perdagangan yang telah dijalani manusia sejak jaman dahulu kala. Kehadiran uang pada masa prasejarah merupakan perkembangan dari sistem barter atau tukar menukar. Sistem barter ini adalah salah satu cara pemenuhan kebutuhan ekonomi sejak masa prasejarah. Ekonomi masyarakat pada masa itu juga terpenuhi dengan berbagi barang dan jasa melalui tolong menolong dan utang budi.
Memang ada sejumlah barang yang tidak dapat diperoleh di daerah sekitar (lokal) dan hanya dapat diperoleh dari orang asing. Nah, kebutuhan semacam itu bisa terpenuhi melalui tukar menukar sederhana. Yuval Noah Harari dalam buku Homo Sapiens Riwayat Singkat Umat Manusia memberi contoh “Kami beri kalian cangkang kerang cantik, dan kalian beri kami batu api berkualitas tinggi”.
Yuval menegaskan perkembangan manusia yang mulai membentuk kota dan kerajaan diikuti dengan spesialisasi jenis pekerjaan atau penghasilan di desa-desa. Hal ini mulai memunculkan masalah, bagaimana bertukar barang di antara dua desa atau lebih yang memiliki penghasilan yang berbeda?
Uang mulai dikenal saat sistem barter mulai mengalami keterbatasan. Barter mulai sulit dilakukan saat sebuah kelompok masyarakat mencoba saling bekerja sama dengan kelompok lain. Mereka kesulitan menentukan nilai tukar yang tepat untuk mengukur nilai suatu barang.
Maka mulai muncul uang. Yuval menyebut jika uang adalah apa pun yang orang-orang bersedia gunakan untuk melambangkan secara sistematis nilai benda – benda lain demi bertukar barang dan jasa. Uang memungkinkan orang membandingkan secara cepat dan mudah nilai komoditas yang berbeda – beda, secara mudah bertukar satu hal dengan hal yang lain, dan menyimpan kekayaan dengan praktis.
Sejarah Uang Indonesia
Buku Uang Indonesia: Sejarah dan Perkembangannya ini menguraikan perkembangan uang sebagai alat tukar yang pernah digunakan oleh masyarakat Nusantara pada masa lampau hingga alat tukar yang digunakan pada masa sekarang. Uraian dalam buku ini disampaikan secara kronologis dengan tata bahasa yang ringan. Sejarawan Peter Carey bahkan menyebut jika buku ini merupakan anugerah bagi sejarawan, arkeolog, dan masyarakat umum. Menurutnya, buku ini bahkan mampu menampilkan rekonstruksi sejarah Majapahit melalui koin-koin Dinasti Tang hingga akhir Dinasti Ming.
Sementara Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud RI Hilmar Farid menyebutkan jika buku ini menyajikan studi yang komprehensif tentang sejarah uang di Indonesia, dengan cara penyajian yang ringan. Buku ini memang menjadi buku pertama yang menampilkan hasil kajian tentang sejarah mata uang di Indonesia dari masa Klasik (Hindu Budha) hingga saat ini. Kajian yang ditampilkan tergolong komprehensif.
Rupiah, nama mata uang Indonesia berasal dari dari kata Rupee, bahasa Sanskerta yang artinya perak. Penggunaan kata rupiah muncul pertama pada uang kertas bank pada tahun 1832. Saat itu kata rupiah digunakan sebagai padanan kata Gulden.
Keberadaan mata uang sebagai alat tukar komoditas dagang terus berkembang dari masa ke masa. Buku ini dimaksudkan penulis untuk mengkaji pembuatan, penggunaan, dan persebaran mata uang ke seluruh pelosok negeri pada masa yang berbeda-beda. Kebijakan dari pemerintah pada setiap masa berbeda. Mulai dari masa VOC, Hindia Belanda, Jepang hingga masa setelah kemerdekaan Indonesia sendiri. Maka pembaca seolah dibawa kembali ke masa lampau untuk melihat perkembangan uang pada masa tersebut.
Sejumlah peristiwa yang disebutkan dalam buku ini antara lain proses pencetakan uang Republik Indonesia saat baru merdeka, yang sangat rumit dan penuh perjuangan. Mulai dari perpindahan lokasi pencetakan dan penyimpanan bahan uang. Pada masa itu pencetakan uang berada di tiga lokasi, di Yogyakarta, Solo, dan Malang.
Kebijakan terkait penerbitan mata uang tentu berkaitan dengan kehadiran bank sentral. Di masa Hindia Belanda bank sentral pertama De Javasche Bank baru didirikan tahun 1822. Tepatnya pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Leonard Pierre Joseph Burgraaf Du Bus de Gisignies.
Sementara, bank sentral di Indonesia pertama yang dibuka pemerintah Indonesia pada 17 Agustus 1946 adalah Bank Negara Indonesia (BNI). Kehadiran bank sentral ini menandakan pemerintah benar-benar serius dengan untuk mengatur keuangan negara. Pada perkembangan selanjutnya posisi bank sentral kemudian dipegang oleh Bank Indonesia, yang merupakan hasil nasionalisasi dari De Javasche Bank.
Kebijakan penerbitan uang pun mengalami perubahan, sesuai dengan kebijakan pemerintahan yang berkuasa. Pada rentang 1945 – 1965, penerbitan uang masih dilakukan oleh dua pihak, yaitu Bank Indonesia sebagai bank sentral dan pemerintah. Kebijakan ini kemudian berubah sejak tahun 1965. Melalui Penetapan Presiden No. 27 tahun 1965, penerbitan uang menjadi wewenang penuh dari Bank Indonesia sebagai bank sentral.
Epilog
Pembahasan dalam buku ini mampu membuat pembaca menjadi mengerti bagaimana sejarah dan perkembangan sejarah uang Indonesia dalam sejumlah kurun waktu tertentu. Buku ini juga menegaskan bahwa mata uang rupiah bukan sekedar alat tukar ekonomi. Mata uang ini sekaligus menjadi alat perjuangan di bidang ekonomi. Rupiah menjadi alat penolakan bagi peredaran mata uang Hindia Belanda, Jepang maupun NICA (Netherland Indies Civil Administration).
Hal penting lain yang disampaikan buku ini adalah mengajak pembaca untuk semakin mengenal Rupiah dan turut menjaganya agar menjadi salah satu mata uang yang disegani di dunia.
Judul Buku : Uang Indonesia Sejarah dan Perkembangannya
Penulis : Erwien Kusuma
Penerbit : Penerbit Buku Kompas
Tahun Terbit : 2021
Cetakan : Pertama
Tebal : xvi + 280 hlm
ISBN : 978-623-241-617-8
Editor : Hiz
Comments