Barangkali kita semua sepakat stasiun dan terminal merupakan dua tempat yang paling layak dikenang. Sebab, di tempat itulah pertemuan dan perpisahan datang bergantian. Makanya, tidak heran dua lagu garapan Lord Didi Kempot; Stasiun Balapan dan Terminal Tirtonadi meledak di pasaran. Itu menjadi bukti kuat betapa lekatnya hubungan stasiun, terminal dan perpisahan.

Adapun adegan-adegan dalam film misalnya, sukses menyajikan atmosfer tersendiri di latar stasiun dan terminal. Seperti halnya film Rudy Habibie (2016), haru dan sedih tersampaikan dengan sangat apik dalam adegan Rudy dan Ilona yang hendak berpisah di sebuah stasiun kereta.

Lima tahun lalu, ketika kekasih saya-semasa SMA-mengantar saya ke Terminal Slawi untuk kali pertama merantau ke Ibukota setelah merayakan euforia kelulusan. Drama bak scene Hayati mengantar kepergian Zainuddin dalam film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk tak terelakkan lagi. Dialog-dialog pedih nan menyanyat hati tanpa sadar terlontar dari mulut kami berdua seiring dengan tangis yang perlahan pecah. Haha.

Sampai ketika bus hendak berangkat, kami masih saling menatap satu sama lain dengan alasan tidak ingin melewatkan momen-momen terakhir. Pada waktu seperti itu, kaca jendela bus terasa lebih tebal dari dinding konstantinopel.

Meski sebuah keniscayaan, perpisahan selalu memiliki kesan tersendiri bagi setiap orang. Bagi kawan saya misalnya, sebut saja Budi. Bapaknya meninggal pasca ia baru satu minggu berangkat ke Jakarta. Ternyata, sore di Stasiun Tegal itu pertemuan mereka untuk yang terakhir kalinya. Siapa sangka?

Apalagi yang khas dari stasiun dan terminal? Pertemuan. Iya, pertemuan. Selain momen kepergian, kerapkali kita jumpai air mata tumpah dari sepasang mata orang-orang yang lama tak bersua. Anak dengan orang tua, suami dengan istri, sepasang kekasih dan lain sebagainya. Drama-drama semacam ini, menjadi lebih natural daripada akting seorang aktor sekelas Reza Rahadian sekalipun.

Nah, berikut saya rangkum arti stasiun dan terminal bagi sebagian orang dari berbagai latar belakang. Bagaimana arti stasiun dan terminal buat kamu? Apakah kamu punya pengalaman pertemuan atau perpisahan yang memorable?

Ines Ayu (22), Mahasiswa : Buatku, kedua tempat itu sama-sama berkesan. Bedanya, stasiun menurutku lebih nyaman aja. Soalnya kalo pake bus sering banyak calo di terminal. Setiap keberangkatan selalu ada memori tersendiri sih, apalagi waktu pertama berangkat kuliah. Di terminal, adikku yang paling kecil nangis ketika bus yang aku tumpangi mau jalan.

Wahyu (25), Asdos : Saya nggak punya pengalaman khusus di terminal. Kalo stasiun sih sangat memorable buat saya. Karena semasa kuliah di Semarang, saya terbiasa bolak-balik pake kereta. Oh ya, saya kenal tunangan saya juga di kereta.

Anggi (19), Pekerja pabrik : Pengalaman pertemuan atau perpisahan sih nggak punya, cuma buat aku stasiun itu menyenangkan. Kalo libur cuma tiga atau empat hari aku bisa pulang pake kereta, cepet soalnya.

Dari rangkuman di atas, dapat kita simpulkan tiap-tiap orang memiliki kesan berbeda kepada dua tempat itu. Sekarang, bagaimana pengalaman kamu dengan stasiun dan terminal? Udah ketemu jodoh disana atau malah kena ghosting gebetan? Hiks.

Editor: Nawa

Gambar: poskata.com