Saat sedang membaca suatu artikel tentang alasan mengapa mayoritas perempuan suka seblak, langsung terlintas di pikiran saya mengapa sebagian besar laki-laki nggak suka makan seblak, sedangkan sebagian besar perempuan sangat suka makan seblak. Apakah seblak merupakan makanan yang identik dengan gender? Tapi rasanya tak elok menyebut seblak sebagai makanan yang rasis terhadap gender. Sebab siapa saja boleh makan seblak, mau laki- laki atau perempuan, anak kecil atau orang dewasa, rakyat biasa hingga wakil rakyat yang hartanya nggak bakal habis sampai tujuh turunan.
Jika perempuan sudah kumpul bersama dan bingung ingin makan apa, seblak sering menjadi pilihan makan yang akan dibeli. Anehnya saya jarang menemukan tongkrongan laki-laki yang sedang kumpul mempunyai ide untuk membeli seblak, biasanya yang akan terucap “ngopi yok, bro” lalu dijawab “gas, bro”. Mungkin di luar sana ada sih tongkrongan laki-laki yang membeli seblak tapi itu sangat jarang ditemui. Bisa dilihat saat membeli seblak di tempat yang saya beli pasti penuh dengan perempuan yang mengantre atau makan di tempat tersebut, jika ada laki-laki yang makan di tempat pasti ada saja perempuan yang menyelinap. Bisa ditebak pasti perempuan tersebut yang mengajak makan seblak. Seringkali laki-laki mau makan seblak bila dibujuk teman perempuan atau ayangnya. Kata teman saya yang nggak terlalu suka seblak, demi ayang aku rela makan seblak.
Saya mungkin nggak terlalu mengerti dengan pastinya alasan sebagian besar laki-laki nggak suka seblak. Namun, setidaknya hal-hal ini yang menyebabkan kebanyakan laki-laki nggak suka seblak yang menjadi primadona para perempuan.
Rasanya Aneh
Saya pernah bertanya pada beberapa teman laki-laki yang nggak suka seblak, mayoritas dari mereka bilang rasa seblak itu aneh. Di media sosial pun banyak para laki-laki menyebut rasa seblak itu aneh, alasanya karena berbagai bahan makan mulai dari sayur, kerupuk, mie, atau berbagai pilihan toping lainnya yang disajikan menjadi satu serta rasa kencur yang dominan membuat rasanya aneh. Namun, dari semua keanehan itu ada satu hal yang sangat mengganggu yaitu kerupuk yang direbus bersama bahan lainnya sehingga kerupuk menjadi kenyal dan lembek. Katanya melawan kodrat kerupuk yang harus digoreng bukan malah direbus. Walaupun bagi sebagian laki-laki rasanya aneh, tapi sering dijumpai banyak penjual seblak laki-laki bukan? Namanya juga butuh duit, selagi halal kenapa nggak.
Memang jika dilihat antara laki-laki dan perempuan memiliki banyak perbedaan tentang makanan khas Jawa Barat ini, bagi perempuan rasa seblak enak tapi bagi laki-laki rasanya aneh. Namanya juga selera, kita tidak dapat menghujat bukan.
Pedasnya bikin geleng-geleng kepala
Seblak identik dengan makanan yang pedas dan memiliki pilihan level yang bisa disesuaikan selera. Dari pengamatan yang saya lihat di sekeliling, kebanyakan laki-laki tidak terlalu kuat makan pedas. Beda halnya dengan perempuan, selain mulutnya yang pedas selera makanan pun yang pedas-pedas. Padahal fungsi pilihan level dalam seblak untuk para orang yang nggak bisa makan pedas tapi tetap ingin menyantap seblak. Pengalaman teman laki-laki saya yang nekat makan seblak pedas padahal nggak kuat makan pedas besok harinya langsung sakit perut. Padahal sudah diingatkan untuk pesan level yang tidak pedas tapi tetap saja bandel.
Katanya makan seblak kalau nggak pedes itu aneh dan nggak enak, tapi memang benar sih makan seblak jika nggak pedas mengurangi rasa kenikmatan seblak. Banyak juga laki-laki yang gengsi memesan level kepedasan lebih rendah dari ayangnya, sehingga tetap nekat makan seblak yang pedas. Karena rasanya pedas ini membuat sebagian besar laki-laki tidak menyukai seblak, selain membuat perut sakit juga tidak dapat meningkatkan rasa dari seblak karena tertutup rasa pedas yang diluar nalar.
Makanan yang nggak mengenyangkan
Anggapan belum kenyang jika belum makan nasi memang sudah terdoktrin di masyarakat. Jika berkaca di lingkungan saya sebagai seorang mahasiswa yang mayoritas adalah perantau, menghemat uang bulanan kiriman dari orang tua orang tua hukumnya wajib. Walaupun harga seblak tergolong murah, yaitu mulai dari 5 ribuan, bagi sebagian laki-laki dengan budget mulai 5 ribuan sudah dapat mendapat seporsi nasi dengan lauk di warteg yang mana ini lebih mengenyangkan dibanding seblak.
Tak heran mengapa terdapat laki-laki yang menganggap makan seblak tidak mengenyangkan, seperti yang kita tahu porsi makan laki-laki pastinya lebih besar dari perempuan jadi wajar saja anggapan tersebut. Selain nggak mengenyangkan ada satu perkataan teman tentang alasan nggak suka makan seblak yang membuat saya geleng-geleng kepala, katanya selain makanan nggak mengenyangkan makan seblak itu nggak macho. Memang terdengar teman saya ini rasis sekali dengan seblak, tapi kalau saya bujuk akhirnya mau makan seblak juga haha.
Itulah beberapa alasan kenapa kebanyakan laki-laki nggak suka makan seblak padahal menjadi kuliner primadona para kaum hawa. Namun, beberapa dari laki-laki juga ada yang menjadi penggemar seblak. Jadi bro, kalian tim suka makan seblak atau nggak nih?.
Editor: Yud
Gambar: Google
Comments