Menurut saya, ada dua tipe pemalas di dunia ini. Pertama, adalah pemalas dominan, dan yang kedua adalah pemalas carrier. Pemalas dominan adalah seorang pemalas yang memang terlihat sifat kemalasannya. Sedangkan pemalas carrier adalah pemalas yang tidak memperlihatkan sifat kemalasannya.
Saya sendiri adalah seorang pemalas carrier. Memang bukan berdasarkan analisa medis. Tapi dari apa yang saya rasakan dan dari perspektif orang lain, saya termasuk pemalas carrier. Orang-orang disekitar saya banyak yang menilai saya adalah seorang yang rajin. Hal itu dikarenakan saya termasuk orang yang produktif dan tepat waktu.
Walaupun orang-orang disekitar saya menganggap saya adalah seorang yang rajin. Saya justru menganggap saya adalah pemalas. Produktif dan tepat waktu yang saya lakukan tersebut hanyalah upaya yang saya gunakan supaya dapat bermalas-malasan lebih lama. Bukan karena saya adalah orang yang rajin.
Dalam tulisan saya kali ini, saya akan membagikan beberapa tips buat kita orang-orang pemalas. Supaya bisa tetap menyelesaikan suatu pekerjaan tepat waktu, dan tetap produktif.
Selesai secepat mungkin
Pertama, tanamkan prinsip untuk menyelesaikan suatu pekerjaan secepat mungkin. Hal ini kita lakukan supaya dapat bermalas-malasan selama mungkin. Seorang dianggap pemalas karena sifatnya yang sering menunda pekerjaan. Mereka sering berfikir untuk mengerjakan suatu tugas ketika sudah mepet dengan tenggat waktunya.
Sebagai seorang pemalas, saya tidak bisa berlama-lama terbebani dengan suatu pekerjaan. Menjalani kegiatan sehari-hari dengan beban pekerjaan yang masih menumpuk adalah suatu hal yang melelahkan bagi saya. Oleh karena itu, saya berusaha untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut secepat mungkin di awal, supaya saya bisa fokus untuk bermalas-malasan sepuasnya.
Kerjakan dengan dicicil
Kedua, kerjakan sesuatu dengan cara dicicil. Cara kedua ini saya terapkan ketika pekerjaan cukup banyak. Biasanya saya akan menyelesaikannya sedikit demi sedikit. Dengan catatan, apa yang kita kerjakan jangan sampai mengganggu kegiatan bermalas-malasan kita.
Sebagai contoh, saya diberikan tugas oleh dosen saya untuk membuat makalah sebanyak 10 halaman. Tentu hal tersebut tidak bisa diselesaikan dengan sekali duduk saja. Biasanya untuk tugas membuat makalah, dosen memberikan jangka waktu pengerjaan selama satu minggu.
Kita bisa mencicilnya dengan mengerjakan 25% terlebih dahulu. Lalu lima jam kemudian 25% lagi. Dengan cara demikian, setidaknya kita dapat menyelesaikan suatu pekerjaan paling lama dua hari saja.
Selain itu, mencicil pekerjaan juga akan membuat beban pikiran kita berkurang. Sehingga tugas yang awalnya terasa banyak dan berat akan terasa ringan. Berbeda ketika kita mengerjakannya dalam satu waktu pengerjaan. Tentu pekerjaan itu akan terasa sangat berat.
Atur skala prioritas
Ketiga, tetapkan skala prioritas. Prioritas utama seorang pemalas tentu adalah menghabiskan waktu untuk nyantai selama mungkin. Waktu terbaik bagi kita adalah ketika bisa rebahan sambil main game atau nonton Netflix seharian.
Namun ketika kita dihadapi oleh suatu pekerjaan, mau tidak mau kita harus menyelesaikannya. Oleh karena itu kita perlu menetapkan skala prioritas, supaya tercapai keselarasan antara bermalas-malasan dengan bekerja.
Supaya seimbang antara bekerja dan bermalas-malasan, tetapkanlah manajemen waktu yang baik. Semisal satu jam untuk bekerja, lalu tiga jam berikutnya buat nge-game atau nonton series. Baru setelah itu kita bekerja lagi. Sehingga sebagai pemalas kita tetap bisa bersenang-senang, tanpa risau pekerjaan kita tidak terselesaikan.
Menjadi pemalas bukan berarti tidak menjadi produktif. Pemalas juga bukan berarti orang yang enggan menyelesaikan suatu tugas. Pemalas hanyalah orang yang tidak mau melakukan banyak pekerjaan. Oleh karena itu, beberapa tips diatas dapat kita terapkan untuk tetap produktif dan tetap bisa bermalas-malasan.
Editor: Lail
Gambar: Pexels
Comments