Sejak bisa berbicara dan mengenal kata-kata, manusia selalu diajarkan untuk pandai mengelola waktu. Nyatanya, menjadi manusia yang masih tergolong dalam usia “muda” memiliki pola pikir bahwa ia dijatah Tuhan untuk hidup hingga tua, padahal tidak ada yang tahu akan hal itu. Dalam Islam sendiri, surah al-‘Asr merupakan salah satu surah yang banyak membahas tentang waktu.

Kita mungkin jarang memikirkan lebih jauh terkait pengertian waktu sehingga kita berpikir bahwa waktu adalah jam, lalu merambat bahwa kaya adalah uang, prestasi adalah pintar atau sehat adalah tampan, misalnya. Padahal rahmat Tuhan melebihi semua itu.

Memaknai Waktu

Manusia diciptakan dan diberi waktu beberapa tahun untuk tujuan beribadah lalu kembali kepada-Nya. Maka sebagai bentuk rasa syukur, manusia seyogyanya hidup dalam posisi memaksimalkan potensi waktu yang telah diberikan. Waktu adalah sesuatu yang unik dan memiliki karakteristik yang paten.

Menurut Mahmud, waktu itu berjalan tiap detiknya yang memiliki dua karakteristik, yaitu selalu terasa cepat berlalu dan tidak dapat digantikan oleh waktu yang sebelumnya (Sabri, 2012, h. 181). Maka manusia memiliki garis waktu yang berisi momen dan cerita dalam hidupnya, di mana semua itu hanya bersifat tentatif dan sementara seiiring ketentuan yang diberikan oleh pencipta waktu, yakni Allah SWT.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, waktu adalah seluruh rangkaian saat ketika proses perbuatan, atau keadaan berada serta berlangsung. Dalam sudut pandang Islam, waktu diibaratkan sebagai pedang, ringkasnya sebagai benda dengan dua fungsi pilihan, yaitu menaklukkan atau bunuh diri.

Karena waktu adalah “rangkaian”, maka dalam rangkaian tersebut perlu pengelolaan agar sambung-menyambung dan berisi nilai produktifitas dalam kebaikan atau kemanfaatan. Sebagai umat yang merujuk pada Al-Qur’an dan Hadis, maka penulis akan menyampaikan kajian yang merujuk pada pendapat ulama ahli tafsir, yang melalui kapabilitasnya memahami dan menyampaikan makna Al-Qur’an melalui metode dan piranti keilmuan dalam mengkajinya.

Tafsir al-‘Asr

Dalam surat al-‘Asr yang sebagian besar tafsirannya menjelaskan tentang waktu. Terdapat berbagai pendapat, antara lain waktu diartikan sebagai tiap langkah dan perbuatan yang ada dilamanya, diartikan saat waktu ashar, ada juga yang mengartikan ketika Nabi Muhammad SAW lahir dalam pentas kehidupan. Mufasir M Quraish Shihab, sepakat dengan mayoritas ulama lainnya yang menjelaskan bahwa waktu diartikan secara umum agar mengikat setiap peristiwa dan keadaan yang terjadi.

Menurut tafsir Al-Mihsbah, waktu ialah sesuatu yang sangat urgen. Hal ini juga diungkapkan dalam penjelasannya di mana waktu membungkus iman, amal saleh dan ilmu pengetahuan jika manusia dapat memanfaatkannya dengan baik. Manusia diberi kepuasan berupa hal-hal yang terdapat di dunia, namun juga kepuasaan yang dapat menjerumuskannya pada kerugian apabila enggan saling menasihati, enggan bertabah atau bersabar dan enggan berbuat amal saleh (Anggraini, 2020, h. 5).

Maka, bagi siapa pun yang ditakdirkan untuk membaca tulisan ini, setidaknya kita dapat menghisab diri dengan membandingkan umur kita dan pencapaian apa yang sudah kita lakukan hingga kini. Beruntunglah orang yang merasa belum melakukan apa-apa, sebab pada waktu setelahnya semoga ia dapat mengembangkan dan berkarya sesuai dengan potensinya. Juga beruntunglah orang yang telah menciptakan apa-apa meski sedikit, sebab selanjutnya hanya urusan istikamah atau keberlangsungan kegiatan baik yang ia lakukan.

Karena, kebanyakan hari berlewat begitu saja. Rasanya manusia memiliki kekuatan ajaib, yaitu dapat melipat waktu, membuatnya hilang sia-sia. Apalagi di masa pandemi dan pembatasan gerak yang kita alami saat ini, rasanya waktu cepat saja berlalu sementara kita hanya berjalan di tempat.

Salah satu sikap manusia untuk menanggapi hal tersebut, berkarya atau menciptakan sesuatu yang baru merupakan suatu hal positif yang dapat kita lakukan untuk mengoptimalisasikan waktu kita. Misalnya, menulis, membuka usaha online, dakwah media sosial, membuat kerajinan tangan, atau hal-hal lain terkait karya sesuai dengan kemampuan yang telah Allah berikan kepada kita. Semoga manusia selalu bersahabat baik dengan waktu.

Editor: Nirwansyah