Belanja adalah salah satu kegiatan yang tidak bisa dipisahkan dari fitrah perempuan. Entah mengapa kebanyakan kaum perempuan tanpa melihat latar belakang usia, pendidikan, status dan profesi sangat hobi belanja. Saking hobinya, mereka tahan jalan berjam-jam di pasar atau mall untuk berbelanja atau sekedar cuci mata. Mereka sangat menikmati berburu barang-barang kebutuhan atau sekedar memuaskan keinginan. Apalagi bila melihat barang-barang bagus dengan penawaran discount yang menarik. Bila tidak pandai menahan diri, tanpa disadari uang berapapun akan habis dalam waktu sekejap.
Seperti kebanyakan perempuan, saya juga hobi belanja. Tapi saya termasuk orang yang “kurang tabah” jalan berjam-jam mencari barang-barang kebutuhan. Bila harus jalan, saya mesti punya tujuan yang jelas, apa yang dibeli dan dimana harus dicari. Itupun wajib mengajak teman yang bisa memberikan pendapat dan punya referensi belanja yang jelas, sehingga tidak bertele-tele saat di lokasi. Dan bila harus tawar menawar harga, maka teman yang saya ajak jalan itu juga mesti memenuhi kriteria pandai menawar.
Keuntungan Belanja Online
Kecanggihan teknologi mengenalkan kita dengan berbagai aplikasi e-commerce untuk kepentingan belanja online. Perdagangan elektronik yang semakin marak ini pada dasarnya memudahkan kita untuk bertransaksi, tanpa harus datang atau bertemu langsung dengan penjualnya. Model belanja seperti ini menjadi solusi yang paling tepat bagi perempuan yang “malas” jalan berjam-jam seperti saya. Tidak perlu repot mencari teman, tidak perlu bermacet-macet di perjalanan, tidak perlu capek-capek blusukan dan tidak perlu tawar menawar harga. Semua produk yang kita butuhkan sudah tersedia dengan berbagai pilihan warna, bentuk dan ukuran. Kita tinggal memilih kesesuaian harga dan ongkos kirim. Asal kita telaten mencari di aplikasi dengan keyword yang tepat, semua barang yang kita perlukan dapat dicari.
Selain itu, belanja online juga memungkinkan kita untuk menemukan barang-barang receh, lucu dan unik, yang bila kita blusukan ke pasar sekalipun belum tentu bisa kita temukan. Saya sempat merasa heran ketika menemukan pengganti tarikan laci lemari kayu saya yang hilang, dengan bentuk yang sama persis. Atau ketika menemukan pengganti panci original rice cooker saya yang rusak, tanpa harus membeli rice cooker baru. Belum lagi asesoris-asesoris yang unik, pernik-pernik yang lucu, dan peralatan-peralatan receh tapi bermanfaat, yang tidak pernah terpikir sebelumnya.
Keuntungan lain dari belanja online adalah kemudahan bertransaksi. Saya tidak perlu ke bank, ATM atau kasir minimarket untuk melakukan pembayaran. Cukup transfer melalui mobile banking ke aplikasi e-money yang mereka gunakan. Dalam situasi pandemi seperti ini, metode seperti ini pastinya sangat praktis dan mudah. Kita dapat berbelanja dengan aman, tidak berinteraksi dengan penjual dan kurir, karena semua transaksi dilakukan secara elektronik.
Tips Belanja Online
Meskipun belanja online memiliki banyak keuntungan, tapi tetap saja memiliki beberapa kekurangan. Saya pernah beberapa kali gagal berbelanja produk fashion, yang akhirnya malah tidak bisa dipakai. Tips pertama yang ingin saya bagikan, toko online hanya menjual produk fashion (baju, rok, celana dan sepatu) dengan ukuran standar. Untuk ukuran dan bentuk tubuh yang spesifik, harus benar-benar dicermati spesifikasi produknya. Kita harus memahami ukuran tubuh kita, memastikan produk yang kita beli tidak kependekan, kesempitan, kekecilan atau sebaliknya. Cari model yang aman dan cermati bahannya, produk yang murah biasanya berbahan tipis, kurang nyaman dan gampang rusak.
Tips kedua, perhatikan rating penilaian, jumlah (produk) terjual dan referensi dari pembeli-pembeli sebelumnya. Bila rating tinggi, jumlah penjualan banyak dan komentar bagus, bisa menjadi rekomendasi kita untuk membeli produk tersebut. Hati-hati bila ada komentar kualitas barang sesuai harga, artinya bila produk itu harganya murah, bisa jadi kualitasnya juga kurang baik. Atau bila ada komentar produk cacat, artinya barang yang diterima dalam kondisi rusak. Saya pernah mengabaikan komentar seperti itu ketika membeli blender portable, dan ternyata sekali pakai langsung rusak.
Tips ketiga, perhatikan dengan cermat harga dan ongkos kirim. Beberapa e-commerce memberikan bebas ongkos kirim pada limit harga tertentu. Tapi bisa jadi bebas ongkos kirim itu tidak berlaku karena jarak yang terlalu jauh atau volume barang yang terlalu besar. Pilihlah toko yang lokasinya tidak jauh dari tempat tinggal kita, dengan harga produk dan ongkos kirim yang bersaing. Pilih ekspedisi yang menawarkan ongkos kirim relatif murah, dengan waktu kirim tercepat. Kita harus telaten mencari produk dengan beberapa variasi keyword, untuk bisa menemukan produk dengan kualitas dan harga terbaik.
Tips keempat, bila kita ragu dengan spesifikasi produknya, sebaiknya kita chat penjual sebelum membeli. Pastikan produk yang kita butuhkan tersedia sesuai keinginan kita. Selain itu, jangan lupa untuk memberikan catatan spesifikasi produk yang kita inginkan kepada penjual. Biasanya bila kita tidak memberikan catatan, penjual akan menyiapkan pesanan kita secara random atau acak. Tapi beberapa penjual yang jujur akan mengkonfirmasi kita melalui chat, bila mereka ragu dengan spesifikasi produk yang kita pesan, atau bila stok produk yang kita minta tidak tersedia. Produk yang pernah kita beli akan tercatat di riwayat transaksi dan dapat kita beli ulang, bila kita puas dengan kualitas produk dan pelayanan tokonya.
Tips kelima, berikan rating penilaian dan ulasan yang dapat membantu pembeli lainnya. Gunakan bahasa yang sopan, walaupun itu sifatnya komplain. Pada dasarnya toko bisa dikomplain bila kita mempunyai bukti produk yang rusak atau tidak sesuai, misalnya dengan foto atau video unboxing saat kita membuka kemasan. Sampaikan keluhan dengan cara yang baik, sekaligus mengedukasi toko untuk bertanggungjawab terhadap pelanggannya. Dan sampaikan komplain langsung ke penjual melalui aplikasi chat atau pesan pribadi, bukan ke media sosial yang akhirnya menyebar kemana-mana seperti kasus-kasus yang viral di media massa.
Tips keenam, terkait protokol kesehatan di masa pandemi dan keamanan privacy. Walaupun kita di rumah saja, bisa saja kita tetap terkena Covid-19, salah satunya dari paket yang kita terima. Pembayaran melalui transfer lebih aman dibandingkan sistem Cash On Delivery (COD), karena kita tidak berinteraksi dengan kurir. Sediakan meja atau kursi kecil di teras depan rumah, untuk meletakkan barang-barang pesanan. Bila terpaksa menggunakan sistem COD gunakan masker saat menerima dan membayar paket. Semprot paket dengan desinfektan atau dijemur sebentar di terik matahari sebelum dibuka. Cuci tangan segera setelah memegang paket, jangan menyentuh muka bila kita belum mencuci tangan. Dan terakhir, sebelum membuang kemasan, gunting kecil-kecil (hilangkan) alamat lengkap kita yang tertera di paket. Hal ini bertujuan untuk keamanan privacy kita, agar tidak terbaca oleh orang yang tidak bertanggungjawab dan disalahgunakan saat dibuang ke pembuangan sampah. (IkS)
Comments