Beberapa hari lalu jagat media dikagetkan dengan seorang mahasiswa bernama Ghozali. Dia berhasil menggemparkan tanah air dengan NFT yang dia buat. Uniknya NFT buatan Ghozali hanyalah sebuah foto selfie dirinya sendiri. Iya, wajahnya sendiri.
Bermodalkan kamera depan dan variasi pose, foto Ghozali yang ia jual dalam bentuk NFT di situs Opensea sukses menarik perhatian pelanggan. Sampai-sampai foto dirinya tembus mencapai miliaran rupiah.
Karena itu pula, situs Opensea kini dipenuhi dengan karya netizen Indonesia yang ikut-ikutan meniru cara Ghozali, yakni menjual foto selfie. Bisa Anda temukan banyak muka-muka khas Indonesia terpampang dengan jelas disana, benar-benar meniru cara dan teknik Ghozali.
Tapi tidak sedikit dari mereka yang menjual data pribadi, privasi, dan bahkan sebuah hal yang tidak penting!
Memang hak setiap orang untuk menjual apa saja di situs itu. Hak setiap orang untuk mencoba. Bukannya saya iri atau melarang, tapi serius ada orang yang menjual foto selfie dengan KTP?
Tidak, anda tidak salah baca. Di sosmed beredar tangkapan layar beberapa netizen yang dengan sukarela (entah memang hanya mencari untung atau benar-benar nggak tahu) menjual foto dimana mereka selfie sambil memegang KTP. Selayaknya saat sedang verifikasi akun ecommerce atau ikut seleksi CPNS.
Maksudnya adalah hei, sudah jelas itu sangat-sangat-sangat privasi dan milik pribadi. Kenapa pula disebarluaskan? Berharap mendapat untung besar seperti Ghozali? Mengapa sebegitunya sih?
Masih ada banyak sekali alternatif yang bisa dijual di Opensea. Mungkin netizenini masih belum tahu bahaya yang mengintai foto KTP yang tersebar.
KTP sangat vital
Pertama, KTP sudah menjadi alat administrasi yang sangat vital. Dimanapun dan kapanpun Anda berada sekarang, kegiatan yang ingin Anda lakukan, instansi yang ingin Anda masuki, pastinya membutuhkan KTP sebagai identitas resmi.
Dalam KTP, tercantum barisan nomor yang menjadi masa depan Anda sebagai warga negara yaitu NIK! Jika sampai nomor itu jatuh ke tangan orang yang salah, maka habislah sudah. Seluruh data anda akan dapat diakses dengan sebebas-bebasnya.
“Ah santai saja, kan masih ada E-KTP.”
Hanya karena Anda memiliki tanda pengenal elektronik bukan berarti Anda aman jika sudah terlanjur menyebarluaskan tanda pengenal non-elektronik.
Justru jika seorang yang jahat melihat NIK Anda di Opensea, semakin mudah saja dia melakukan peretasan atau pencarian data. Berharap ditangani oleh aparat atau pihak berwajib? Silahkan saja, tapi ingat bahwa mencegah itu lebih baik.
Ditodong pinjol
Kedua, ancaman dari instansi pinjol. Anda tentu sudah tahu bahwa populasi pinjol telah merajalela di seluruh penjuru negeri. Berdasarkan riset, salah satu syarat pengajuan pinjol adalah mengirim foto memegang KTP.
Nah dengan banyaknya selfie KTP berseliweran di Opensea, siapa yang paling untung? Tentunya bukan yang menjual, melainkan agen pinjol!
Mereka dengan senang hati mencatat semua data pribadi, mencatat NIK, menetapkan jumlah pinjaman sesuka hati, kemudian mendatangi rumah Anda untuk menagih hutang pinjol.
Anda mengelak, mengatakan bahwa tidak meminjam pinjol sama sekali. Tapi agen pinjol ini dengan percaya diri menunjukkan beberapa bukti peminjaman yang telah mereka rekayasa, juga foto selfie Anda yang memegang KTP. Maka habislah sudah.
Bukannya saya melarang Anda berusaha. Tapi ayolah, masih banyak kok alternatif selain selfie KTP yang bisa djual di Opensea.
Ilustrasi, desain grafis, gambar bergerak, foto juga bisa, video, atau animasi. Poin pentingnya adalah, segala sesuatu yang berkaitan dengan kehidupan pribadi dan privasi Anda, jangan disebarluaskan. Jangan biarkan orang lain tahu!
Karena itu, wahai netizen Indonesia yang terhormat, bijaklah dalam mencerna segala hal. Cermati, amati, dan pertimbangkan setiap perbuatan.
Bisa-bisanya data privasi disebarluaskan ke dalam bentuk NFT di situs yang dapat diakses semua orang. Anda ingin jadi media pinjaman online? Atau dikejar-kejar pinjol?
Perbanyak literasi dan edukasi ya! Tidak salah kok, jika Anda ingin mendapatkan keuntungan besar seperti Ghozali.
Harap Anda ketahui, Anda bisa meniru cara Ghozali, namun Anda tidak akan bisa meniru rezekinya!
Editor: Lail
Gambar: Google
Comments