Saat ini, kemacetan sudah menjadi hal yang lumrah terjadi dan sangat lekat dengan masyarakat urban. Sebetulnya, bukan hanya di perkotaan aja, sih. Di beberapa kabupaten dan pedesaan pun sama. Kalau lagi macet, ya, macet aja. Meningkatnya volume kendaraan di jalanan dan membludaknya pemilik kendaraan bermotor hanya dua alasan di antaranya.
Mau tidak mau, suka atau tidak, kita akan tetap menghadapi kemacetan di mana pun lokasinya. Cepat atau lambat, kita harus bisa beradaptasi sekaligus berdamai dengan hiruk-pikuk saat berkendara di jalanan.
Ketika berhadapan dengan macet, sebetulnya ada beberapa cara yang bisa dilakukan oleh pengendara atau penumpang selama di perjalanan. Mendengarkan musik, podcast, atau radio, hanya sebagian kecil di antaranya.
Jika kita sedang bersama orang lain, bisa mengobrol atau sambil bercanda. Opsi lainnya adalah cari jalan alternatif. Intinya, hadapi (kemacetan tersebut) atau menghindar. Bahasa ilmiahnya, sih: fight or flight. Semua itu akan menjadi pilihan masing-masing.
Terlepas dari kita bisa memanfaatkan Waze atau Maps, sampai akhirnya bisa menemukan jalan alternatif dan tetap tiba di lokasi tujuan dengan selamat, harus diakui bahwa kemacetan itu bikin mangkel. Bahkan, nggak jarang menguras emosi banyak pengendara sekaligus penumpang. Dari dua opsi yang ada, tentu saja ada perbedaan soal seberapa besar kadar emosi yang terkuras dalam menghadapi kemacetan.
Mari kita coba jabarkan satu per satu, mana yang lebih efektif: bertahan dan hadapi kemacetan atau lebih baik putar arah sedini mungkin?
Hal yang Bisa Dilakukan Saat Menghadapi Kemacetan
Saat menghadapi kemacetan, saya cukup yakin, siapa pun, akan merasa jengkel, mangkel, gedeg—apa pun kalian menyebutnya—dalam waktu bersamaan. Kalau di kendaraan lagi bareng-bareng dengan orang lain, sih, kita bisa mengobrol sekaligus bercanda. Intinya, killing time sangat mungkin dilakukan.
Lah, kalau sendirian? Entah sedang mengendarai mobil atau motor, bisa jenuh. Iya, bisa sambil denger lagu di Spotify, radio, nyanyi-nyanyi, atau teleponan. Tapi, lama-lama ya bosen juga. Apalagi jika dalam suatu waktu, kita dalam kondisi telat atau sedang ada janji dengan seseorang. Aduh.
Mencari Rute Alternatif
Jika kalian adalah tipe orang yang tidak tahan dengan sensasi mumet di tengah macet, apalagi sampai stuck dan pergerakan kendaraan hanya sedikit-sedikit, cara ini bisa dilakukan. Cari rute alternatif, jalan tikus, dan lain sebagainya. Bisa bertanya langsung kepada orang sekitar atau cek langsung di Waze juga Maps. Kalau perlu, bandingkan. Rute yang diarahkan valid atau tidak.
Tidak bisa dimungkiri, sebagian orang merasa ogah dan nggak mau jika harus memutar jalan dan cari alternatif lain. Karena, kalau harus putar jalan bisa jadi rutenya malah semakin jauh untuk mencapai lokasi tertentu. Ya, namanya juga pilihan. Kalian sendiri yang menentukan dan menghadapi konsekuensi dari apa yang kalian jalani.
Opsi Apa yang Paling Efektif?
Jujur saja, saya adalah tipe pengendara yang akan memilih untuk menemukan rute lain walau harus memutar jalan. Bagi saya, nggak apa-apa perjalanan jadi lebih jauh dan lama. Yang penting, kemacetan nggak menguras emosi saya dan kendaraan tetap melaju. Paling nggak, emosi dan bahan bakar motor terkuras dengan baik dan sebagaimana mestinya.
Cara dan pilihan ini juga terbilang lebih efisien dari segi waktu, tenaga, biaya, juga kesehatan emosi. Saya jadi merasa lega, karena kendaraan tetap melaju sebagaimana mestinya. Dan yang paling penting, di tengah kemacetan, saya tetap melakukan sesuatu agar bisa mencapai lokasi tujuan. Nggak cuma pasrah menerima dan menghadapi kemacetan.
Seandainya kita sedang di taksi, transportasi online, atau sewa kendaraan pribadi, sah-sah saja memberi saran untuk mengarahkan ke rute alternatif agar bisa meminimalisir berhadapan dengan macet. Namun, jika sedang menggunakan angkutan umum dan telanjur berhadapan dengan kemacetan, setidaknya masih ada opsi dengerin lagu, streaming, atau cek media sosial. Ingat, kesehatan emosimu juga penting untuk dijaga.
Kita memang sulit, bahkan tidak bisa mengontrol kemacetan juga berapa banyak volume kendaraan di jalanan. Akan tetapi, setidaknya ada banyak opsi yang bisa diusahakan agar emosi kita tetap terjaga dengan baik dan sebagaimana mestinya.
Comments