Santri baru biasanya mengalami hal ini, bersiaplah~
Akhir bulan Juli nanti, pesantren kami akan menyambut kedatangan santri baru. Tentunya dengan protokol kesatan yang ketat. Sebelum masuk pesantren semua santri diwajibkan swab anti gen terlebih dahulu. Setelah hasilnya negatif, akan dikarantina. Jika sudah selesai karantina, dan benar-benar sehat maka santri baru diperbolehkan mengikuti kegiatan pesantren.
Sebagai santri senior yang ibaratnya sudah merasakan asam manis dan pahitnya nyantri, saya merasakan sendiri menjadi santri baru bukanlah hal yang mudah. Saya ingin membocorkan beberapa hal yang akan dialami santri baru ketika mondok. Dan Bagi orang tua tak usah khawatir bila anaknya pertama mondok mengalami hal ini.
1. Menangis
Hal pertama yang akan dialami ketika pertama kali mondok adalah menangis. Iya menangis. Entah perempuan atau laki-laki biasanya kebanyakan akan menangis. Saya pun pernah mengami hal ini. Saat di rumah saya begitu senang dan begitu semangat 45 ingin mondok, namun ketika sampai di pesantren dan bapak saya pamit pulang, dada saya begitu sesak. Senyum saya pudar. Semangat saya hilang. Begitu loyo. Ujug-ujug pipi saya basah. Langsung saya ke kamar mandi lalu menangis sekencang-kencangnya bak adegan di ftv seorang remaja yang putus cinta.
Namun tenang saja, menangis adalah hal yang lumrah. Bagi orang tua yang dikabari anaknya menangis, tak usah khawatir berlebihan. Karena hal itu hanya terjadi di awal keberangkatan saja. Jika sudah waktu liburan, lalu kembali ke pesantren si anak yang baru nyantri tak akan menangis lagi. Saya jamin deh. Kecuali memang cengeng pake banget. Heheheh.
2. Kehilangan sandal
Meminjam sandal tanpa izin dalam pesantren biasa disebut dengan istilah ngghosob. Nah, perilaku buruk ini sudah ada sejak zaman kera sakti masih tinggal di khayangan. Kebiasaan ini begitu susah dihilangkan di sebagian pesantren. Dan masih saja menjadi pr di sebagian pesantren, karena harus mengetuk pintu kesadaran santri-santri yang jumlahnya ribuan dengan berbagai latar belakang keluarga yang macam-macam.
Santri baru biasanya akan mengalami kehilangan sandal. Bagi orang tua yang mendapat laporan anaknya hilang sandal, tak usah khawatir berlebihan. Karena sebenarnya sandalnya tidak hilang, hanya berpindah tempat saja. Si santri hanya perlu menelusuri, memperhatikan tempat-tempat umum di pesantren, nanti akan menemukannya. Jika menemukan sandalnya sedang dipakai orang, segera laporkan keamanan pondok. Biar si tukang ghosob di takzir. Kalo gak ketemu ya, beli lagi, tapi jangan yang mahal-mahal yaa. Dan jangan lupa beri tanda!
3. Boros
Seberapa pun uang yang akan diberikan orang tua pada anaknya yang baru nyantri akan habis. Ya memang begitu. Menjadi santri baru butuh penyesuaian, dan karena belum bisa adaptasi si santri bisa stres. Untuk meredakan stres, biasanya santri baru akan banyak jajan dan ikut-ikut kawan barunya membeli barang yang sebenarnya tak diperlukan.
Jika anak anda beru masuk pesantren, dan boros, tenang saja. Tak usah khawatir, di tahun ke dua masuk pesantren, borosnya akan mulai surut. Orang tua hanya perlu menanamkan tanggung jawab tentang uang jajan agar cukup untuk kebutuhan, hingga waktu kiriman selanjutnya. Dan tentunya orang tua harus bisa mengerti jumlah yang dibutuhkan, tak boleh berlebihan dan kalo bisa jangan terlalu kurang. Kecuali memang sudah terlatih berhemat.
4. Terkena penyakit gudik
Gak usah kaget bagi orang tua santri baru jika anaknya terkena gudik. Penyakit gudik dalam dunia medis disebut dengan skabies, yaitu penyakit kulit yang disebabkan oleh kutu / tungau / mite (Sarcoptes Scabei). Maklum saja dipesantren dimanapun dan kapan pun akan selalu berinteraksi dengan temannya. Dan masalah gudik ini masih menjadi pr berat bagi kebanyakan pesantren di Indonesia.
“Kalo santri baru kena gudik (scabies) itu tandanya ilmunya sedang masuk dalam tubuhmu,” begitu kata senior saya dulu ketika saya baru pertama kali gudigan. Tentu sebagai candaan.
Ya, terlepas perkataan itu benar atau tidak yang jelas bagi orang tua ataupun santri baru tak usah khawatir jika terkena penyakit gudik. Karena di pesantren sudah memiliki fasilitas poskestren (pos kesehatan pesantren) yang akan menangani santri putra/putri jika sedang sakit.
Jika pesantren tidak memiliki fasilitas, tenang saja, ada kang/ mbak pondok yang siap mengantarmu ke puskesmas untuk mengobati gudik. Dan nanti setelah bertahun-tahun tubuh akan kebal dan tak akan terkena penyakit gudik lagi.
Jadi kalau wali santri mendapat keluhan hal-hal itu, atau santri baru menemui hal-hal seperti itu, tenang saja, tarik nafas dalam-dalam dan tetap woless ajaa ya. Gak usah khawatir berlebihan, apalagi cuma gara-gara itu sampe keluar pondok. Jangan sampe deh!
Editor : Hiz
Foto : Sindo
Comments