Malam hari yang begitu dingin pada tanggal 16 Mei 2023, rasanya tidak dirasakan oleh kawan-kawan kita yang tengah berjibaku membela sang GAaruda di negeri tetangga.
Yap, benar, yang kita bicarakan kali ini adalah cabang olahraga sepakbola di perhelatan 2 tahunan SEA Games 2023. Sungguh sebuah pertunjukan yang mengaduk emosi dan batin tatkala peluit tanda pertandingan berakhir “benar-benar” telah berbunyi.
Kenapa penulis bilang benar-benar? Karena kita bahkan sempat mengalami fase kena prank sesaat di penghujung 90 menit waktu normal.
Namun, semua itu seketika dibayar dengan manis melalui gol-gol yang ditorehkan oleh kawan-kawan muda kita yang patut kita acungi jempol dan apresiasi setinggi-tingginya.
32 tahun tak berasa akhirnya timnas Indonesia U-23 mengecap kembali rasanya menggenggam medali emas di leher mereka.
Sekarang, semua perhatian akan kembali tertuju ke arah PSSI, selaku Federasi yang menaungi persepakbolaan seantero Indonesia.
Mau dibawa kemanakah pencapaian ini? Apakah sekedar menggenggam medali emas yang notabene hanya diikuti oleh Timnas U-23 dari negara-negara di Asia Tenggara saja? Bagaimana dengan Timnas senior Indonesia? Apakah juga tidak ingin merasakan riuh meriahnya parade kemenangan adik tingkat mereka?
PSSI Menyongsong Piala Asia 2023
Tentunya fokus dari PSSI sekarang ini adalah dengan mempersiapkan matang-matang timnas senior yang nantinya akan menatap salah satu event sepakbola terbesar di bumi ini, tak lain dan tak bukan ialah AFC Asian Cup 2023.
Event sepakbola terbesar di benua terbesar di bumi ini akan digelar kembali di tanah Qatar, yang sebelumnya juga telah menjadi host dari gelaran FIFA World Cup 2022.
Pada mulanya tuan rumah dari gelaran Piala Asia 4 tahunan ini akan dilaksanakan di daratan China, namun dibatalkan.
Kembali lagi ke timnas tercinta kita, merupakan timnas dengan peringkat paling rendah dalam gelaran Piala Asia 2023 besok.
Terhitung sampai saat ini, timnas kita masih bertengger di peringkat 149 FIFA, dan tertinggal jauh dari tetangga-tetangga Asia Tenggara yang lain seperti Malaysia (138), Thailand (114) dan Vietnam (95).
Dengan kondisi semacam itu, tekanan pasti ada pada setiap jajaran staff timnas dari pemain, pelatih, manager bahkan ke PSSI itu sendiri.
Bagaimana mereka mempersiapkan skuad Garuda Muda mereka dalam menjajal gelaran Piala Asia yang terakhir mereka ikut berpartisipasi pada tahun 2007 kala menjadi tuan rumah.
Grup Neraka AFC Asian Cup 2023
Bersama dengan Jepang, Iraq dan kembali lagi sang musuh bebuyutan, Vietnam, Indonesia terhitung cukup unlucky terdapat pada grup yang bisa dibilang grup neraka.
Jepang, kita tahu sendiri sebagai rajanya Asia dengan sampai saat ini menjadi negara dengan juara Piala Asia terbanyak.
Bahkan, di gelaran kemarin sempat bisa merasakan panggung final sebelum dihempaskan oleh Qatar yang akhirnya mencicipi rasanya menjadi juara Piala Asia untuk kali pertama.
Iraq, negara yang terhitung secara geo-politik tidak stabil, namun tidak dengan penampilan timnas mereka. Pernah menjuarai Piala Asia pula tatkala Indonesia bersama dengan Thailand, Vietnam dan Malaysia menjadi tuan rumah pada tahun 2007.
Vietnam, tidak perlu banyak kata untuk menjelaskan negara yang sering membuat penonton setia timnas gigit jari tiapkali bertemu. Untungnya, saat ini suporter timnas bisa sedikit bernafas lega selepas kepergian dari sang maestro dibalik kesuksesan Vietnam, Park Hang-seo.
Mereka berharap dengan kepergian Park akan sedikit mengurangi daya gedor dari skuad Vietnam yang terkenal tanpa letih dalam melakukan pressing.
Lantas, apa langkah PSSI menyongsong Piala Asia 2023 seusai gegap gempita Sea Games 2023?
Beberapa list di bawah ini penulis rangkum sebagai masukan terhadap federasi terbesar sepakbola di Indonesia ini agar sekiranya bisa memberikan perlawanan lebih di gelaran Piala Asia besok :
1, Percepat Proses Naturalisasi Pemain
Naturalisasi pemain menjadi salah satu senjata instan timnas-timnas dalam memperkuat skuad mereka yang ada.
Indonesia pun sudah banyak melakukan naturalisasi pemain seperti Cristian Gonzales, Beto Goncalves, Irfan Bachdim, Raphael Maitimo dll.
Saat ini, pemain naturalisasi yang sudah bermain dan membela timnas ada Marc Klok, Elkan Baggot dan Jordi Amat.
Ketiga pemain ini sudah memenuhi persyaratan yang ada untuk menjadi WNI dan sudah siap untuk diturunkan di gelaran Piala Asia 2023.
Pemain-pemain naturalisasi yang diharapkan menyusul ketiga pemain sebelumnya yakni Shayne Pattynama, Ivar Jenner, Rafael Struick dan Sandy Walsh.
Apabila dari PSSI bisa mempercepat proses naturalisasi dari keempat pemain tersebut, maka tidak mungkin apabila kekuatan timnas Indonesia di gelaran Piala Asia nanti perlu dipertimbangkan kembali sebagai kuda hitam yang siap menjungkalkan tim-tim unggulan.
Semakin cepat proses naturalisasi berlangsung, semakin cepat pula dari pemain naturalisasi ini akan bisa berlatih dengan skuad yang lain agar tercipta chemistry yang sudah dibangun Shin Tae-yong.
2. Perbaiki Sistem Liga dari yang Amatir sampai Tertinggi
Masih ada waktu panjang untuk PSSI agar bisa mempersiapkan matang-matang skuad Garuda yang akan diterbangkan ke Qatar Januari tahun depan.
PSSI tidak bisa bergantung semata-mata dengan pemain naturalisasi yang telah ada. Oleh karenanya, liga yang sudah ada perlu ditingkatkan lagi baik dari segi kompetitif maupun keprofesionalan para klub-klub kontestan Liga di Indonesia.
Masih banyak klub yang belum sepenuhnya mandiri, pemeliharaan lapangan yang masih sekedar tambal sulam tanpa ada perhatian yang kontinu, serta asupan latihan-latihan yang diberlakukan oleh kontestan Liga di Indonesia yang dirasa masih jauh tarafnya apabila dibandingkan dengan negara-negara yang akan berpartisipasi di gelaran Piala Asia 2023.
Sistem liga yang bagus nantinya akan menghasilkan pemain yang bagus pula, karena sejauh ini penulis melihat kecenderungan dari timnas yang menghasilkan pemain berkualitas lalu dicomot oleh klub lokal, bukan sebaliknya.
3. Perbanyak laga persahabatan dengan timnas peringkat 100 ke atas
Masih ingatkah kalian dengan Timnas Curacao yang berhasil dikalahkan oleh Timnas Garuda dalam 2 pertemuan terakhirnya?
Sadarkah kalian apabila timnas Curacao saat itu bertengger pada posisi ke 84 dunia menurut ranking FIFA?
Hal ini lantas menjadi sesuatu yang menakjubkan bagi rakyat dan seluruh komponen timnas bahwasanya timnas Garuda terlepas dari peringkatnya yang begitu buncit mampu memberikan perlawanan kepada tim-tim tangguh di posisi 100 dunia.
Pengalaman yang berharga dan akan menjadi guru terbaik tentunya agar bisa lebih jauh memaksimalkan potensi dari timnas melenggang di gelaran Piala Asia nanti. PSSI menyongsong Piala Asia 2023!
Beberapa poin di atas sekiranya bisa menjadi masukan untuk PSSI agar bisa melakukan apa yang Portugal lakukan di gelaran EURO 2018, dengan hanya bermodal 3 seri bisa lolos dari babak grup.
Piala Asia nantinya juga akan menerapkan konsep peringkat 3 terbaik sama seperti yang dialkukan di EURO 2018.
Editor: Lail
Gambar: Google
Comments