Kehidupan manusia tak mungkin dan tak bisa dipisahkan dari eksistensi lingkungan sebagai tempat bagi manusia untuk melakukan keberlangsungan hidup sehari-hari. Juga sebagai sarana yang memfasilitasi kehidupan manusia yang sudah seharusnya dijaga dan dirawat olehnya. Namun apakah pernyataan diatas sudah sesuai dengan realita yang ada?

Jangankan menjaga, untuk sekedar tidak merusak saja, manusia sulit  menahan dirinya dari perbuatan ini. Kerusakan lingkungan terjadi dimana-mana. Apabila kita amati, mayoritas  elit pemerintah menjadi penyokong kegiatan ini. Dan masyarakat kelas bawah tercatat sebagai pelaku, karena tergiur dengan imbalan yang dijanjikan oleh atasan.

Kegiatan destruktif ini seolah menjadi kegiatan yang dianggap lumrah dan biasa saja oleh manusia. Bahkan dianggap luar biasa, karena dengan menebang pohon (salah satu kegiatan perusakan) mampu menghasilkan uang. Sebagai sarana untuk bekerja, pohon mampu menghasilkan keuntungan bagi elit pemerintah serta memberdayakan masyarakat kelas bawah, dan menghasilkan banyak prospek kerja. Sebagai contoh, menjadi pengolah kayu, pengambil getah, pekerja mebel, dan sebagainya.

Yang sangat disayangkan, kegiatan tersebut nampaknya kurang mendukung keseimbangan ekosistem lingkungan. Menebang pohon semaunya, tanpa mengembalikan keadaan seperti semula. Hal ini yang terus menjadi problem destruktif di sekitar kita.

Manusia Harus Sadar Lingkungan

Mengutip perkataan seorang aktivis lingkungan, Bapak Warso Suwito, beliau mengatakan apabila kita mau menjaga dan merawat alam, maka alam juga akan menjaga dan merawat kita.

Situasi ini menjadi suatu titik korelasi yang kuat antara manusia (occupant) dan lingkungan (habitable). Di saat manusia mau untuk menjaga alam sekitarnya, maka sebaliknya, lingkungan juga akan memberikan timbal balik yang juga sangat berpengaruh pada kehidupan manusia.

Lantas yang menjadi pertanyaan bagi kita, lingkungan itu sebenarnya tanggung jawab siapa?

Disaat yang lain disibukkan dengan kegiatan mencari keuntungan melalui perusakan lingkungan, pertanyaan ini muncul. Sebagian dari kita mungkin dengan mudah menjawab, tangguh jawab manusia. Namun, beberapa yang lain akan kesulitan menjawab manusia, karena sedikit takut dengan tanggung jawab yang dipikul.

Sudah seharusnya manusia sadar akan tanggung jawabnya. Mengapa? Karena manusia sebagai penghuni bumi sudah seharusnya menjaga dan merawat keberadaannya. Perumpamaannya adalah seperti kita memiliki sebuah rumah. Sudah seharusnya untuk menjaga keamanan dan merawat keadaan rumah bukan? Begitu pula dengan lingkungan, berani  merusak berarti juga akan merusak diri sendiri.

Kehidupan manusia memang penuh dengan dinamika. Masalah kerusakan lingkungan sudah seharusnya diangkat dan dikaji dalam banyak forum diskusi, dalam skala apapun. Manusia yang sadar akan urgensi ini, akan terus berusaha membatasi dan mencari formula yang ampuh untuk menjaga keseimbangan ekosistem.

Lingkungan sedang dan akan memberikan apa yang kita butuhkan selagi kita mau menjaga dan merawatnya. Hukum timbal balik akan terus berlangsung bagi manusia. Apa yang ia tebar akan ia panen kelak kedepannya. Maka, kesadaran manusia sangatlah penting bagi keberlangsungan ekosistem.

Penulis : Syauqi Marsa

Ilustrator : Ni’mal Maula