Menarik, beberapa hari ini yaa menginjak bulan Januari, sidang pendadaran pada Angkatan saya sedang gencar-gencarnya. Mungkin, di kampus sobat Milenialis juga merasakan karena memang sudah waktunya. Ada beberapa kawan, sempat sambat  di warung kopi tentang permasalahan skripsi, dosen yang plin-plan, ada yang masih pusing, bahkan belum ada gambaran padahal ingin lulus tepat waktu. 

Ada juga beberapa kawan sudah menyandang gelar dengan rasa bangga. Ada pandangan menarik, di antara beberapa senyum kawan yang menyungging di bibir atas perjuangan yang sudah tercapai, yaitu dari senior ku di BEM.

Memang perjalanan per-skripsi-annya ada banyak tantangan, mulai dari regulasi organisasi mahasiswa yang ia geluti, dan tantangan lain tak lepas juga termasuk dari dalam diri.

Dengan, rasa yang dipenuhi kelegaan akhirnya selesai setelah 9 semester menyandang status mahasiswa.  Ujarnya setelah saya kulik mengenai lulus tepat waktu atau di waktu yang tepat? ia menampar,  “Ungkapan, semua sudah punya jalan masing-masing, privilege, dan lain sebagainya” itu hanya sebuah pembelaan saat kita merasa tertinggal. “Toh, jika punya privilege atau tidak bukan penjamin kesuksesan hakiki.

Baginya gelar tambahan yang menyertai nama itu bukan sesuatu yang ringan. Ada beban moral tersendiri yang mengiringi. Setelah ini, mau lanjut ke mana? Skill yang bisa diandalkan apa? sudah selesaikah dengan diri sendiri? Ia juga membeberkan sebenarnya masih perlu waktu untuk menuntaskan semua itu, dan apa saja yang perlu disiapkan untuk menghadapi dunia setelah sarjana, skill berbahasa terutama bahasa Inggris.

Jujur ia katakan, masih senang menikmati gelar mahasiswa dan fasilitas kampus yang tersedia. Hanya saja, uang yang harus dikeluarkan jika berlama-lama di kampus sangat tidak bijak, ya ges ya. Saya suka dengan cara pandangnya menyikapi masa depan.

Ia juga menceritakan betapa sedihnya, lulus di akhir ini lebih banyak menghadapi tekanan mental saat melihat kawan-kawan wisuda. Memang terasa betul, sangat sulit membedakan antara rasa iri dan termotivasi untuk saat-saat menjepit seperti halnya ini. 

Tak lupa, saya minta wejangan darinya atas segala hal yang telah terlalui dan ia masih berdiri dan menuntaskan gelarnya. Rasa ke-trigger saat teman lain sudah wisuda duluan memang nyata.  Namun, iri pada pencapaian orang bukanlah sesuatu yang berguna. 

Segala hal yang terjadi tidak bisa dinafikan, itulah hasil usaha yang mereka perjuangkan. Saya juga selalu mendorong diri sendiri, ya ini usaha mu. Sejauh ini balasan akan segala hal yang telah kau perjuangkan! 

Urusan masih banyak hal yang perlu disiapkan, awalnya prinsip ini saya genggam. Namun, rasanya bisa juga menyiapkan segala hal tersebut beriringan dan usahakan tidak jomplang. Kalau berat sebelah ya susah. 

Kabar baik hari ini juga datang dari senior magang saya, ia lulus sudah sejak 2021 lalu. Nyambi sana-sini, saya lihat kawan seangkatannya sudah menempatkan diri melanjutkan kuliah S2 ada yang terbang ke sana-sini menikmati kesuksesan dini. 

Sempet saya terenyuh dengan perjuangannya, bagaimana saat dirundung pesimis, dibanding-bandingkan, dianggap pengangguran. Sampai pada lah akhirnya ia justru yang paling melejit kuliah S2 di luar negeri dengan beasiswa. Ini juga tantangan baru setelah menamatkan gelar sarjana.

Sungguh, betapa lika-likunya perjalanan kehidupan mahasiswa akhir yang disuguhkan awal realita kehidupan di masa mendatang. Mengenai pertemanan, keluarga, masa depan, kekurangan, atau kelebihan diri semua tersentuh di semester akhir ini.

Stop membandingkan diri dengan orang lain, karena tujuan hidup diri kamu dan mereka berbeda. Sudah saatnya fokus pada progress diri, perbaikan apa yang kurang, dan tidak lupa fokus pada per skripsian. 

Tidak perlu juga dibuat ngoyo, jalan pelan asal selalu berpindah dan tidak berdiam diri di tempat. Tidak perlu terburu dengan segala hal yang terjadi yang sama sekali tidak berdampak pada diri. Fokus dengan hal yang bisa kita kendalikan.

Teruntuk kawan yang telah mendapatkan gelar selamat dan semangat atas segala hal yang kalian usahakan. Semoga segala hal baik selalu menyertai dan memudahkan. Terjun di dunia kerja, dan tuangkan segala ilmu yang telah kalian dapatkan. 

Tulisan ini hanyalah pandangan dari kami yang masih berjuang, bukan bentuk ke-iri-an, pembelaan diri. Hanya saja, ini ditulis guna membersamai kawan yang masih dalam tahap perjuangan untuk tidak merasa sendirian karena kurang lebih sama tentang apa yang kita rasakan. Tentang Lulus Tepat Waktu, di Waktu yang Tepat, atau Lulus Bersyarat.

Editor: Saa

Gambar: Pexels