Anak muda perlu memahami sejarah, memangnya untuk apa?
Bulan Agustus adalah salah satu bulan yang sangat erat kaitannya dengan momen-momen bersejarah bangsa ini. Ada banyak sekali momen sejarah yang terjadi pada bulan ini, salah satunya adalah peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia yang pada tahun ini telah memasuki usia 75 tahun.
Berbicara mengenai sejarah, sebagian dari kita pasti ada yang tidak menyukai hal ini. Entah itu sebagai mata pelajaran ataupun sebagai pengetahuan umum. Ada anggapan yang menyebut bahwasanya mengingat sejarah sama halnya dengan tidak bisa beranjak dari masa lalu.
Dan terlepas dari perdebatan rumpun keilmuan yang ditekuni, entah itu anak IPS ataupun IPA, suka menghafal atau tidak suka menghafal. Intinya adalah sama, banyak dari kita yang enggan untuk mempelajari dan memahami sejarah karena dianggap tidak penting serta membosankan. Padahal ada banyak sekali nilai-nilai luhur yang dapat diteladani dari kisah-kisah sejarah para pendahulu kita. Maka anak muda perlu memahami sejarah bangsanya.
Mengenali Identitas Bangsa
Dalam kaitannya dengan proses proklamasi kemerdekaan, nama-nama seperti Burhanuddin Muhammad Diah, R.M Abdul Latief Hendraningrat, atau Muhammad Ibnu Sayuti pasti sangat asing di telinga kita. Padahal, peran mereka sangatlah penting dan vital dalam pelaksanaan proklamasi kemerdekaan. Tanpa adanya campur tangan beliau semua dalam memuluskan jalannya prosesi pelaksanaan proklamasi kemerdekaan, mungkin kita semua tidak bisa berada dalam posisi seperti saat sekarang ini.
Bung Karno pernah berpidato seperti ini, “bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak pernah melupakan sejarah bangsanya sendiri”. Pernyataan tersebut tentunya diungkapkan bukan tanpa alasan. Ada pesan tersirat yang hendak disampaikan bahwasanya untuk menjadi sebuah bangsa yang besar maka kita harus mengingat dan menghargai para pendahulu yang telah berjuang untuk kita sekarang.
Memahami sejarah sama halnya dengan mengenali identitas bangsa sendiri. Itu sebabnya anak muda perlu memahami sejarah. Mengenali identitas bangsa sangat penting untuk dipahami khususnya oleh generasi muda. Harapan akan hadirnya konsensus mengenai identitas kebangsaan yang dimiliki oleh seluruh lapisan masyarakat tentunya akan mempercepat proses integrasi guna mempercepat kemajuan bangsa.
Menumbuhkan Rasa Kepedulian Terhadap Situasi Bangsa
Menanggapi situasi yang belakangan ini hangat diperbincangkan seperti RUU Cipta Kerja yang tidak pro rakyat, kegagapan pemerintah dalam menangani kasus pandemic Covid-19, dan lain sebagainya tentunya cukup menyayat hati masyarakat. Namun, ada yang lebih menyedihkan lagi dari sekadar ketidakberpihakan pemerintah atas rakyatnya.
Keengganan anak muda untuk peduli atau bahkan ikut campur dalam masalah–masalah konstitusi kenegaraan menjadi salah satu keprihatinan tersendiri bagi bangsa ini. Apabila menengok ke belakang, ada yang namanya Peristiwa Rengasdengklok. Peristiwa Rengasdengklok sendiri adalah salah satu peristiwa penculikan yang dilakukan oleh golongan muda guna mengamankan Ir. Soekarno dan Moh. Hatta agar tidak terpengaruh oleh Jepang dan melaksanakan proklamasi kemerdekaan sesegera mungkin.
Peristiwa ini dapat disebut sebagai salah satu contoh konkret tentang bagaimana anak muda peduli dengan masa depan bangsanya sendiri. Keterlibatan anak muda dalam memperjuangkan kemerdekaan memang memiliki posisi yang sangat vital dan strategis. Dengan bermodalkan idealisme dan semangat yang masih menggelora, anak muda memang memiliki daya dukung yang luar biasa untuk memperjuangkan ketidakadilan.
Sejarah Adalah Referensi Kehidupan
Pada hakikatnya, adanya sejarah memang bertujuan agar generasi penerus dapat belajar dari kisah-kisah para pendahulunya. Sejarah memang tidak akan pernah terulang, meskipun sejarah memiliki pola kejadian yang hampir atau bahkan sama dalam setiap generasi.
Mungkin saja permasalahan-permasalahan bangsa yang terjadi saat ini sudah pernah terjadi pada masa-masa sebelumnya. Namun, apabila kita tidak mampu mempelajari dan meneladani kisah sejarah para pendahulu kita dahulu, pastinya kita akan gagap dalam menangani permasalahan yang ada.
Pasalnya, sejarah adalah referensi kehidupan yang nyata bagi kita. Memahami sejarah sama halnya dengan mempelajari bagaimana cara pendahulu kita dahulu menyikapi sebuah permasalahan yang ada. Dan hal-hal seperti inilah yang dirasa sudah hilang dari dalam diri kita semua.
Akui saja, kini kita semua memang terlihat sudah enggan untuk menduplikasi kiat-kiat yang ditawarkan pendahulu dalam menyelesaikan sebuah permasalahan bangsa. Kemajuan teknologi nampaknya mulai menggerus karakter bangsa ini. Parahnya, kita semua seringkali congkak atas kemajuan teknologi yang telah berkembang sangat pesat. Kita seringkali terlalu mengglorifikasikan masa depan dengan segenap kemajuan yang kita miliki, tapi kita juga seringkali lupa untuk merenungkan masa lalu yang menawarkan berbagai referensi kehidupan yang sarat akan nilai-nilai luhur.
Comments