Ayo siapa nih yang belum posting foto ucapan selamat ulang tahun buat negara kita tercinta? Yap, betul. Tanggal 17 Agustus a.k.a hari ini, selalu diperingati sebagai Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Kalau Indonesia punya instagram nggak bisa bayangin deh merepost berapa juta instastory orang hari ini. By the way, berarti udah 75 tahun sejak kemerdekaan Indonesia nih. Tapi udah yakin belum, kalau kamu betul-betul udah merdeka dan lepas dari segala bentuk penjajahan?

Menilik Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ya, arti kata merdeka adalah bebas (dari penghambaan, penjajahan, berdiri sendiri), tidak terikat, tidak bergantung kepada orang atau pihak tertentu, dsb.

Dari pengertian yang sebegitu luasnya aja nih, kayaknya hampir sebagian besar masyarakat kita sebenarnya belum benar-benar merdeka deh. Mulai dari terjajah secara politik, ekonomi, pendidikan, hukum dan sosial budaya, sampai terjajah pandemi. Tapi yang ranah bahasan berat begini, tentu bukan jatah saya yang bicara.

Belum merdeka secara individu buat saya nggak kalah seremnya dari belum merdeka secara kolektif kebangsaan. Ada beberapa tanda kalau kamu termasuk kaum-kaum yang belum merdeka bahkan sejak dalam pikiran, cek yuk kali aja kamu termasuk!

Mematikan Kolom Komentar Saat Nggak Ada yang Komentar

Sebagian orang memilih mematikan opsi komentar Instagram saat terlalu banyak orang mengomentari postingannya, dan sepertinya memang itu gunanya fitur non-aktifkan komentar. Untuk merdeka mau memposting apa saja. Nah kalau orang-orang yang sedikit dapat komentar bahkan nggak dapat lalu baru menon-aktifkan opsi ini, saya beneran nggak habis pikir deh.

Buat apa, sobat? Malu, karena nggak ada yang meramaikan postinganmu? Takut dikira nggak punya teman? Kalau kamu merasa perlu atau senang membagikan postinganmu ke publik, jadilah orang yang merdeka di media sosial kamu sendiri. Matikan kolom komentar kiranya memang ada yang mengganggumu. Dan nggak papa teman, kalau nggak ada yang mengomentari fotomu. Kali aja kan, didoakan dalam hati supaya jadi jodoh suatu hari.

Takut Banget Ketinggalan Tren

Lebih suka thrifting tapi karena teman-teman belanja baju di H&N ikutan deh pakai. Nggak punya uang cukup tapi karena teman-teman pakai sepatu Mike ikutan deh beli. Doyannya pecel lele tapi biar keren akhirnya pilih makan ichipan sushi. Lebih suka dangdut, tapi kalau teman-temannya dengerin Fiersa Basari maksain deh ngapalin liriknya.

Buat apa sih sebenarnya? Alasan ben pada kancane (biar sama kayak temannya) buat saya bisa jadi toxic dan menjajah selera kita sendiri kalau nggak berhati-hati. Harus selalu mengikuti tren buat saya adalah cara kapitalisme menggerogoti kemerdekaan preferensimu. Apalagi hanya untuk memenuhi standar sosial. Bergaul dan berteman itu nggak melulu harus satu selera kok. Bayangan kalo tipe cowok/cewek kalian harus sama terus kayak temennya. Yang ada malah perang dunia ketiga.

Hidup Rasanya Mengenaskan Ketika Kamu Jomblo Sendirian

Ngetweet sedih di malam minggu, ngode-ngode kalau kamu jomblo, marah-marah sama teman yang punya pasangan, posting minuman dua porsi padahal pergi sendiri, memang kenapa sih kalau kamu belum punya pacar? Ada yang mengolok-olok? Merasa kesepian? Atau senang cari perhatian aja?

Hati-hati ya sobat milenialis sekalian. Tanda-tanda yang satu ini seringkali terjadi (bahkan ke diri saya sendiri) yang sebenarnya membahayakan kemerdekaan pikiran kamu sendiri bahwa jadi jomblo itu ya biasa aja. Jomblo karena belum siap punya pacar ya udah, kenapa mengeluh? Jomblo karena belum ada yang mau ya bersabar, toh kamu masih punya diri kamu sendiri dan harusnya itu cukup. Nggak biasa jomblo? Hati-hati, bisa jadi ini tanda kalau kamu nggak bisa independen ketika sendiri loh!

Menggantungkan Kebahagiaan Kita Pada Orang Lain

Poin yang terakhir ini sebetulnya adalah inti dari poin pertama sampai ketiga. Ketika kamu takut ditinggal orang-orang, takut untuk sendirian, takut ketika nggak jadi pusat perhatian, bisa jadi kamu sedang kehilangan kemerdekaan atas dirimu sendiri sejak dalam pikiran.

Abah saya sering mengulang nasehat ini berkali-kali. “Kalau hidup ini udah susah dan kamu masih menggantungkan bahagiamu ke orang lain, maka susah yang kamu dapat akan jadi dua kali lipat. Susah karena hidup ini udah susah, dan susah karena sebenar-benarnya kamu nggak akan bisa dapat kebahagiaan itu dari orang lain. Sebab kita, jiwa-jiwa merdeka, hanya bisa bergantung pada diri sendiri dan Tuhan masing-masing”, kata beliau.

.

Ingat teman-teman, waktu Soekarno memproklamasikan teks kemerdekaan dan bendera jahitan Fatmawati dikibarkan, itu bukan pertanda kalau usaha memperjuangkan kemerdekaan selesai gitu aja. Tapi sesungguhnya yang nggak kalah penting dari kemerdekaan suatu negara adalah kemerdekaan diri sendiri. Dan karena cara memerdekakan diri sendiri dimulai sejak dalam pikiran, jadi minimal jangan terjajah 4 hal di atas ya!