Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia era milenial, Negara Api mungkin sudah dianggap selayaknya negara yang benar ada eksistensinya di dunia nyata.  Mengingat namanya yang sudah tak asing lagi terdengar di telinga.  Bagaimana tidak? Negara Api merupakan salah satu negara dalam serial kartun Avatar The Last Airbender yang sudah  menjadi  tontonan sehari-hari semasa mereka bocah dulu. 

Meski tontonan zaman bocah, namun serial kartun keluaran Nickelodeon ini, rasanya patut diacungi jempol dalam menggambarkan kolonialisme, konflik politik, dan imperialisme negara besar.  Salah satunya dosa yang dilakukan Negara Api terhadap tiga negara besar lainnya.  

Dalam semesta Avatar, Negara Api merupakan negara yang memicu lahirnya perang 100 tahun.  Perang antar negara yang memakan banyak korban, wilayah, dan harta.  Juga tak lupa, menyebabkan berbagai macam trauma bagi anak-anak korban perang.  Mungkin, lebih tepatnya bukan perang antar negara, namun perang melawan ke-adidaya-annya.  Mengingat Pasukan Suku Air dan Kerajaan Bumi kerap melakukan penggabungan kekuatan untuk menaklukan negara yang satu ini.  

Jika kalian tlik-tilik lebih dalam lagi, rasanya terdapat banyak persamaan antara tingkah kelakukannya di dunia internasional dan Adolf Hitler yang pernah menjabat sebagai pemimpin NAZI Jerman saat Perang Dunia II berlangsung.  Iya, Adolf Hitler yang itu, yang punya rambut agak cepak dan kumis kotak.   Gagal menjadi murid di sekolah seni, eh malah jadi pemimpin partai yang turut melukis sejarah dunia.  Nah, bisa dibilang bahwa Negara Api merupakan representasi Adolf Hitler dalam serial Avatar.  Kok bisa begitu? 

Pelaku Genosida 

Genosida dapat diartikan sebagai pembantaian seluruh atau sebagian anggota kelompok, entah itu berupa ras, bangsa, atau agama tertentu.  Sudah jelas baik Negara Api maupun Hitler sama-sama pernah melakukan kejahatan yang satu ini.  Hitler memerintahkan pasukannya untuk membasmi sebagian besar bangsa Yahudi.  Sekitar enam juta Yahudi Jerman menjadi korban atas kebringasan Hitler.  Baik pria, wanita, bahkan anak-anak.  Pembantaian ini termasuk dalam rangkaian kejahatan Hitler yang dikenal dengan sebutan Holocaust.

Sedang Negara Api terkenal dengan genosidanya terhadap Pengembara Udara (The Air Nomads). Pasukan melakukan sergapan diam-diam ke kuil-kuil Pengembara Udara yang sialnya tidak memiliki pasukan milter formal.  Dalam segi kekuatan militer, jelas sekali Pengembara Udara kalah telak dengan Negara Api.  Yang membuat seluruh Pengembara Udara musnah tak tersisa dan menyebabkan Aang Sang Avatar menjadi satu-satunya bangsa Pengembara Udara yang tersisa di zamannya.    

Chauvinisme 

Berbangga diri terhadap bangsa sendiri.  Merasa bahwa bangsanya memiliki derajat yang lebih tinggi dibanding bangsa lainnya di muka bumi, mungkin menjadi salah satu hal yang tak dapat dipisahkan dari Adolf Hitler.  Mengingat bahwa dia turut serta menngaungkan bahwa Bangsa Arya merupakan bangsa terpilih sehingga berhak menjajah bangsa lainnya.  Jerman adalah negara terbaik di muka bumi.  

Begitu pun halnya dengan Negara Api.  Dalam komik “The Promise” ketika Zuko bertandang mengunjungi ayahnya, Raja Api Ozai yang berada dalam kurungan.  Ozai mengatakan alasan Negara Api menyerang negara lainnya adalah karena masyarakat Negara Api terdiri atas orang-orang yang kuat.  Lebih tinggi derajatnya dibanding masyarakat di negara lain, sehingga boleh-boleh saja melakukan penjajahan untuk mencapai tujuannya.  

Hal sejenis inilah yang kerap kita sebut sebagai chauvinisme.  Rasa cinta berlebihan terhadap negaranya sendiri.  Bangsanya sendiri.  Sehingga memunculkan sifat terlalu bangga dan merasa lebih tinggi.  Yang mengantarkan pada banyak kehancuran di kemudian hari.  Entah di serial kartun atau dunia nyata, chauvinisme memang patut dihindari. 

Ambisi yang Tinggi 

Dalam salah satu episode Avatar The Last Aribender, buku kedua, berjudul “Bitter Work”, Paman Iroh sempat menjelaskan pada Zuko bahwa empat negara dalam semesta Avatar memiliki filosofi dan budayanya masing-masing.  Yang mana kedua hal ini mempengaruhi karakter dan sifat masyarakat di negara tersebut.  

Ketika menjelaskan tentang Negara Api, Paman Iroh mengatakan bahwa masyarakat Negara Api cenderung memiliki ambisi yang tinggi dan keinginan kuat untuk meraih suatu tujuan.  Salah satu keinginan kuat yang dimiliki oleh Ozai, raja dari Negara Api tentulah menjadi Phoenix King yang merupakan raja dunia.  

Hal ini tak jauh berbeda dengan Adolf Hitler dan ambisinya.  Yang menginginkan dunia bertekuk lutut dan mengakui keadidayaan Jerman dan kepemimpinannya.  Dalam beberapa kasus, ambisi tinggi Adolf Hitler terlihat dari caranya memimpin pasukan.  Ia kerap kali memaksakan kehendak meski sudah diperingatkan oleh jenderalnya bahwa keputusan yang ia buat dapat menimbulkan kerugian besar bagi Jerman sendiri. 

Nah, itulah kiranya banyak persamaan antara pemerintahan Negara Api dan Adolf Hitler.  Mungkin ini hanya sekedar opini ringan, namun melihat banyaknya referensi sejarah dunia yang dipakai oleh Avatar The Last Airbender dalam menjabarkan konflik dan perpolitikan suatu negara, bukan hal yang aneh jika mereka menggunakan gaya kepemimpinan Adolf Hitler sebagai inspirasi dalam membuat serial yang menemani masa kecil kita ini.