Bulan Agustus adalah bulan yang paling bersejarah bagi bangsa Indonesia, sebab pada bulan ini terdapat kisah perjuangan panjang dari para pahlawan bangsa untuk mencapai kemerdekaan. Maka tak heran jika di kampung-kampung atau desa-desa di sebagian wilayah penjuru Indonesia terdapat pernak-pernik merah putih yang menghiasi gang-gang, tembok-tembok rumah bahkan jalan-jalan ketika memasuki bulan Agustus.
Tak hanya itu, di sebagian daerah-daerah yang lain pun ada juga yang memeriahkannya dengan mengadakan serangkaian lomba-lomba. Kemeriahan yang diadakan ini bukan semata-mata tanpa sebab, melainkan salah satu bentuk penghormatan kepada para pahlawan yang telah berjuang mengorbankan jiwa dan raganya untuk bangsa. Sehingga bagi masyarakat Indonesia bulan Agustus adalah bulan yang istimewa karena di bulan ini merupakan bulan merdekanya bangsa Indonesia dari penjajah tepatnya pada tanggal 17 Agustus 1945.
Refleksi Hari Kemerdekaan: Peluang dan Tantangan
Salah satu bentuk refleksi pada hari kemerdekaan ini adalah dengan memahami makna dari merdeka yang sesungguhnya. Merdeka dalam hal ini bukanlah bebas tanpa aturan, akan tetapi merdeka di sini adalah adanya keadilan, kemakmuran, dan kesejahteraan. Selain itu, merdeka bukanlah semena-mena atau bebas dalam berkuasa melainkan merdeka adalah bagaimana kita mampu membangun dan memajukan bangsa dengan semangat persatuan dan semangat ta’awun (gotong royong) sebagai modal untuk mengimplementasikan makna “merdeka” yang sebenarnya.
Sehingga dari bentuk refleksi di hari kemerdekaan ini dapat menjadi langkah awal untuk memajukan bangsa dengan senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan yang dibarengi atas asas bhineka tunggal ika. Selain itu diperlukan reaktualisasi nilai-nilai sebagaimana dalam cita-cita kemerdekaan, maka dalam hal ini sebagai warga negara kita harus jeli terutama dalam melihat peluang dan tantangan bagi bangsa Indonesia kedepan.
Salah satu peluang yang harus dilihat bagi bangsa yang telah berdiri selama 78 tahun ini adalah adanya bonus demografi di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari data BPS tahun 2018 yang menyebutkan bahwa jumlah penduduk dengan rentang usia 15-39 tahun mencapai 39,96% dari jumlah penduduk keseluruhan. Itu artinya generasi milenial dalam membentuk struktur jumlah penduduk usia produktif cukup tinggi, dimana 67,59% penduduk produktif sekitar 59,93% adalah generasi milenial.
Sehingga dengan adanya kondisi ini menunjukkan bahwa bangsa Indonesia akan memiliki bonus demografi diprediksi bonus demografi ini terjadi pada tahun 2030-2035 dan puncaknya di tahun 2028-2030. Dalam hal ini, maka dapat dijadikan peluang bagi bangsa Indonesia untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia lebih lagi bagi penduduk yang berusia produktif.
Selain mendapatkan peluang, bangsa Indonesia juga mendapatkan tantangan dari adanya bonus demografi. Di mana pada tahun 2045 bangsa Indonesia telah memasuki usia yang ke 100 tahun, itu artinya kondisi yang dihadapi ada dua kemungkinan yaitu menjadikan bonus demografi sebagai peluang atau bencana.
Dalam hal ini tantangan yang perlu diperhatikan oleh bangsa Indonesia adalah perlunya kualitas SDM yang mumpuni di bidangnya, sebab ketika jumlah penduduk usia produktif ini tidak dikelola dengan baik maka dampak yang terjadi adalah adanya pengangguran massal, dan ini akan berimbas pada pertumbuhan ekonomi dan kemajuan negara.
Selain itu, tantangan yang juga dihadapi adalah tantangan perubahan iklim. Tantangan perubahan iklim ini merupakan suatu masalah yang serius dan harus segera diatasi, sebab kualitas iklim yang ada di suatu wilayah akan berpengaruh pada kualitas hidup di wilayah tersebut, dan hal ini juga diperparah dengan kurangnya talenta muda yang berpengalaman dan berpengetahuan dalam hal persoalan iklim.
Maka, momen HUT kemerdekaan ini tepat sekali sebagai ajang khalayak muda dapat merefleksikan diri, saling bermuhasabah, dan saling intropeksi diri bahwasanya kemajuan bangsa Indonesia terletak di pundak generasi mudanya. Dan kesadaran akan hal demikian merupakan suatu keharusan yang harus senantiasa diabadikan oleh tiap generasi ke generasi, sehingga dengan adanya refleksi di hari HUT kemerdekaan ini, generasi muda Indonesia mampu memproyeksi ide-ide kemajuan bagi bangsa Indonesia kedepan, lebih lagi dalam mewujudkan Indonesia emas 2045.
Peran Generasi Muda wujudkan Indonesia Emas 2045
Dalam sejarahnya peran generasi muda dalam memajukan bangsa tidak diragukan lagi. Bahkan dalam setiap perkembangannya selalu ada peran generasi muda dalam mempelopori terjadinya peristiwa besar. Tercatat pada tanggal 28 oktober 1928 terdapat kisah besar yang menjadi momentum awal lahirnya bangsa Indonesia dan hal ini dipelopori oleh generasi muda, sehingga setiap tanggal 28 oktober diperingati sebagai hari sumpah pemuda.
Tak hanya itu, pada tahun 1945 juga tidak terlepas dari peran generasi muda, di mana para pemuda waktu itu menculik Soekarno dan Hatta agar segera memproklamirkan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia, sehingga dari adanya peristiwa itu Indonesia dapat merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945. Maka, tak ayal jika peran pemuda begitu besar terutama dalam memajukan suatu bangsa.
Salah satu peran pemuda yang dapat diimplikasikan pada era sekarang adalah bagaimana para pemuda bangsa hari ini mampu berperan dalam mewujudkan Indonesia emas 2045. Sehingga dalam mewujudkannya diperlukan peran pemuda dalam menjadi agent of change sekaligus sebagai penerus untuk bangsa Indonesia kedepan. Dalam hal ini terdapat beberapa peran pemuda yang dapat dilakukan dalam mewujudkan Indonesia emas 2045. Diantaranya yaitu memiliki jiwa nasionalisme, memiliki kecakapan intelektual-teknologi dan memiliki spirit entrepreneur.
Berjiwa Nasionalisme
Dalam rangka membangun bangsa yang maju dan cerah sebagaimana dalam visi Indonesia emas 2045 maka hendaknya seorang pemuda haruslah memiliki jiwa nasionalisme. Sebab dengan adanya jiwa nasionalisme pada generasi mudanya, maka akan menjadi modal yang besar bagi ketahanan negara ke depan terutama dalam mempertahan NKRI baik dalam hal ideologi, politik, ekonomi, sosial-budaya dan berkarakter sebagaimana dalam UUD 1945 dan Pancasila.
Kecakapan Intelektual-Teknologi
Selain memiliki jiwa nasionalisme, peran generasi muda Indonesia hendaknya diimbangi dengan kemampuan di abad 21 terutama dalam bidang intelektual-teknologi. Di mana dengan adanya kecakapan dalam intelektual maka dapat membentuk generasi muda yang berwawasan luas, kritis dan bertanggung jawab. Sehingga ketika dihadapkan dengan persoalan publik baik itu isu politik, lingkungan, ekonomi, dan lain-lain dapat menguraikannya dan memberikan solusi disetiap persoalan yang tengah terjadi.
Selain itu pemuda juga memiliki peran dalam hal teknologi terutama di era perkembangan teknologi dan informasi yang begitu cepat, sehingga diperlukan soft skill dalam memanfaatkan kecakapan ini terutama untuk membangun visi Indonesia emas 2045. Dengan adanya kecakapan dalam bidang teknologi maka dapat mempermudah jalanya suatu negara baik dalam hal informasi dan komunikasi. Sehingga dari sini teknologi dapat menjadi wadah untuk menunjang kemajuan suatu negara. Maka tak heran jika peran pemuda sangat dinantikan kiprahnya terutama di era yang serba digital ini.
Spirit Entrepreneur
Salah satu peran generasi muda selanjutnya adalah memiliki jiwa entrepreneur. Spirit entrepreneur ini sangat dibutuhkan bagi bangsa Indonesia terutama dalam memajukan perekonomian negara. Dengan memiliki spirit entrepreneur maka dapat melatih mindset generasi muda untuk mandiri, sehingga dampak yang terjadi adalah semakin menurunnya angka pengangguran di Indonesia.
Editor: Bunga
Gambar: Google
Comments