Bagi para pecinta drama Korea, judul satu ini pasti sudah tidak asing lagi. Sebuah drama yang cukup membantu kita untuk mengeluarkan emosi sedih namun juga dihadirkan beberapa adegan komedi yang membuat penonton terhibur setelah menangis.
Drama yang berlatar berlakang keluarga ini menyajikan tentang perjuangan seorang ibu tunggal yang membesarkan seorang anak dengan cara yang keras.
Peternak babi sebagai mata pencaharian membuat hidupnya tak mudah dan penuh perjuangan.
Sebuah drama keluarga yang cukup relate bagi beberapa kalangan orang dimana seorang anak merasa tertekan dengan sikap orang tuanya dalam memutuskan hal yang akan dijalaninya di masa depan.
Drama keluarga ini merupakan serial yang mulai tayang 26 April 2023 dengan jumlah episode 14 dengan masing-masing durasi kurang lebih 70 menit.
Tayang setiap hari Rabu-Kamis di JTBC dengan diperankan oleh aktor tampan Lee Do-hyun sebagai Choi Kang Ho, aktris senior Ra Mi-ran sebagai Young-Soon, dan beberapa aktor lainnya.
Sinopsis
Mengisahkan tentang perjuangan (Young-Soon) seorang wanita yang ditinggal suaminya karena dibunuh seseorang dan membesarkan anak satu-satunya (Choi Kang Ho) dengan cara yang keras dan tegas.
Adapun tujuan parenting yang dilakukannya adalah agar putranya dapat tumbuh menjadi seseorang yang kuat dan berdaya. Namun hal ini membuat sang putra sulit menerima dan menganggap apa yang ibunya lakukan selalu baik.
Ia sesekali merasa kesal meskipun tau apa yang dilakukan ibunya adalah untuk kebaikan masa depan dirinya.
Seiring berjalannya waktu, hasil didikan Young-Soon mampu menjadikan Choi Kang Ho sukses dan menjadi seorang jaksa berbakat.
Namun lambat laun hubungan ibu dan anak itu semakin renggang karena Kang Ho memutuskan untuk menjaga jarak bahkan memutus tali hubungan antara ibu dan anak secara hukum.
Tidak lama setelah itu Kang Ho mengalami kecelakaan besar hingga mengakibatkan dirinya lumpuh, hilang ingatan, dan sifatnya seperti kembali di umur tujuh tahun.
Dalam hal ini Choi Kang Ho pulang lagi kepada ibunya dan menjalani hidup seperti di umur tujuh tahun.
Young-Soon seperti diberikan kesempatan lagi untuk menemani, mendidik, dan melatih Kang Ho menuju proses dewasa dan sembuh kembali. Dari peristiwa tersebut hubungan Young-Soon dan Kang Ho semakin membaik.
Gaya Parenting Young-Soon
Dengan kesibukan Young-Soon sebagai ibu tunggal, ia harus bekerja sekaligus membesarkan anaknya. Dirinya tidak pernah lupa untuk terus memantau proses pertumbuhan Choi Kang Ho.
Choi Kang Ho tidak diperbolehkan makan terlalu banyak agar tidak mudah mengantuk ketika belajar, mendapatkan pukulan dari ibunya ketika ketiduran saat waktunya belajar, tidak diperbolehkan mendalami hobi melukisnya agar dapat lebih fokus belajar untuk menjadi jaksa.
Sikap yang dimiliki Young tak jarang membuat putranya menangis, tertekan, bahkan tidak paham dengan peraturan-peraturan ketat yang diberikan ibunya.
Tidak hanya putranya, kerap kali para tetangga yang ada di sekitarnya merasa iba kepada Choi Kang Ho karena sering mendapatkan perlakukan yang keras dan ketat dari ibunya.
Namun diluar rumah Young-Soon masih menjadi perempuan yang hangat dan baik kepada orang lain.
Dibalik Cita-Cita Jaksa
Latar belakang drama keluarga ini adalah Young-Soon ingin Choi Kang Ho menjadi seorang jaksa dan menjadi orang pintar yang bermartabat adalah agar dapat menemukan jawaban dari kasus ayahnya yang meninggal.
Ayahnya meninggal ditemukan dalam keadaan gantung diri ketika Choi Kang Ho masih dalam kandungan.
Ibunya meyakini bahwa ayah Choi Kang Ho tidak bunuh diri, melainkan dibunuh berdasarkan dari ciri-ciri yang ia cermati sendiri dan juga keseharian yang mereka alami setiap hari.
Hal ini membuat ibunya berjuang agar ada yang bisa membantunya atas kejadian tersebut, namun kebenaran seolah disembunyikan dan ia tidak bisa melakukan apa-apa.
Akhirnya ibu Choi Kang Ho melanjutkan hidupnya bersama putranya yang masih dalam kandungan dan mengurus peternakan babi sendiri.
Sejak kecil Choi Kang Ho tidak diizinkan untuk datang ke peternakan dan hanya fokus belajar. Dari situlah awal mula ketegasan ibu Choi Kang Ho berasal.
Meskipun Choi Kang Ho telah mengetahui cerita tentang ayahnya sehingga menjadikan ibunya tegas terhadap dirinya, ia adalah anak biasa yang membutuhkan sesuatu yang menyenangkan selain belajar dan belajar.
Konsep Diri Young-Soon
Berdasarkan ilmu psikologi sosial, konsep diri artinya suatu skema pengetahuan yang terorganisasi mengenai sesuatu yang kita gunakan untuk mengintrepretasikan pengalaman.
Pengertian lain terkait konsep diri adalah sekumpulan keyakinan dan perasaan seseorang mengenai dirinya.
Adapun keyakinan mengenai dirinya bisa berkaitan dengan bakat, minat, kemampuan, penampilan fisik dan lain sebagainya.
Setelah mengetahui konsep dirinya, hal ini dapat mempengaruhi perilaku seseorang terutama dalam menanggapi dunia dan pengalaman.
Young-Soon telah mengetahui tentang konsep dirinya, sehingga mempengaruhi caranya mengambil tindakan kepada Choi Kang Ho setelah mengalami kejadian ditinggal suaminya dan tidak memiliki keadilan setelah itu.
Young-Soon merasa dirinya tidak berdaya dalam membela suaminya, dia bukan orang kaya, dia bukan orang bertahta, tidak merasa pintar, dan sebagainya, namun masih memiliki Choi Kang Ho.
Sejak saat itu harapan besar dirinya ada pada putranya. Ia berharap putranya mampu menjadi jaksa dan mengungkap kematian ayahnya yang sebenarnya.
Adanya ketegasan yang dilakukan tidak pernah terpikirkan sebelum suaminya meninggal. Dahulu Young-Soon adalah perempuan baik dan penuh kasih sayang.
Ketika Choi Kang Ho masih dalam kandungan ia berharap anaknya bisa tumbuh dengan bahagia menjadi seorang pelukis seperti bakat yang ia miliki saat itu.
Namun semua itu berubah karena peristiwa yang dialami suaminya. Young-Soon tidak ingin anaknya tumbuh menjadi orang yang kurang berdaya seperti dirinya dan mudah dimanipulasi oleh orang jahat yang terlibat dalam pembunuhan suaminya.
Dibalik kerasnya Young-Soon, ia sangat mencintai putranya dan sering menagis sambil menghabiskan makanan sisa Kang Ho, mengoles kaki Kang Ho setelah dipukul ketika putranya tidur, dan menggabungkan kembali kertas gambar Kang Ho yang telah ia robek secara diam-dim.
Young-Soon sungguh ingin menyayangi anaknya dengan cara umum yang penuh kasih sayang, namun kembali lagi ia tak punya pilihan itu. Young-Soon ingin dirinya lemah dan kembali fokus untuk menjadikan anaknya hebat dan berdaya.
Menurut Higgins (1997) yang terdapat dalam buku psikologi sosial, ada tiga jenis skema diri:
1. Actual self, yaitu bagaimana diri kita saat ini. Seperti yang sudah disebutkan diatas bahwa Young-Soon adalah ibu yang tunggal yang mengurus anaknya sendirian dengan cara yang tegas dan disiplin bahkan sangat jarang memiliki toleransi.
Dia menyembunyikan kasih sayang, khawatir, dan kepeduliannya dibalik sikapnya yang tegas dan disiplin.
2. Ideal self, yaitu bagaimana diri kita yang kita inginkan. Seperti yang ia rencanakan bersama suaminya saat itu, Young-Soon ingin anaknya tumbuh bahagia dan bisa memilih jalan hidupnya sendiri dengan cara yang menyenangkan.
3. Ought self, yaitu bagaimana diri kita seharusnya. Young-Soon yang seharusnya menjadi seorang ibu yang dapat lebih memahami kondisi putranya.
Selain mengajarkan ketegasan dan disiplin akan obsesi ingin menjadikan anaknya sebagai jaksa, ia juga perlu memberi ruang untuk membiarkan anaknya melakukan apa yang Choi Kang Ho inginkan
Berdasarkan teori psikologi sosial terkait pengertian sikap, menurut Allport, “sikap merupakan kesiapan mental, yaitu suatu proses yang berproses dalam diri seseorang bersama dengan pengalaman individual masing-masing, mengarahkan dan menentukan respons terhadap berbagai objek dan situasi.”
Dari drama keluarga ini kita bisa mengambil pelajaran, bahwa menjadi Young-Soon itu berat dengan pengalaman yang dimilikinya. Menjadi Kang Ho juga berat dengan apa yang dialami saat ini.
Terkadang kita sebagai orang lain hanya memahami apa yang dilihat tanpa ikut merasakan apa yang sedang dialami. Sebagai anak dan orang tua kita sama-sama saling menuntut, namun satu hal yang perlu diketahui adalah,
“Orang tua mengetahui seluruh hidup anaknya, namun anak hanya mengetahui sebagian hidup orang tuanya.”
Editor: Lail
Gambar: Google
Comments