Barang-barang yang sudah nganggur, rusak, bahkan layak untuk dibuang sering kali dikategorikan sebagai sampah.

Sampah yang setiap tahun semakin bertambah banyak, kini menjadi masalah besar bagi bumi kita. Tidak terkecuali untuk negara Indonesia tercinta ini. Donatur terbanyak ke-2 di dunia, lho!

Bukankah menjadi urutan ke-2 dalam hal yang kurang baik itu perlu dilakukan evaluasi yang mendalam?

Akan tetapi, beberapa masyarakat Indonesia dapat memanfaatkan keadaan ini dengan mengolah barang yang sudah dianggap sampah menjadi bermanfaat lagi.

Nah, salah satu bukti nyata bahwa masyarakat Indonesia memiliki daya kreativitas yang tinggi adalah munculnya istilah recycle food dalam rangka mengurangi food waste.

Alih-alih berusaha untuk menghabiskan makanan yang sedang disantap, kita lebih senang untuk menyisakan makanan tersebut dan menjadikannya sebagai bahan daur ulang.

Berikut beberapa cara yang pernah diterapkan masyarakat Indonesia untuk mendukung program recycle food.

1. Memasak Kembali Sisa Makanan

Bagi sebagian besar anak kos, makanan adalah salah satu sumber terkurasnya ongkos bulanan dari orang tua.

Itulah alasan mengapa anak kos identik dengan hidup sederhana. Karena rata-rata anak kos adalah seorang mahasiswa yang punya peran sebagai agent of change, maka program recycle food ini perlu diterapkan.

Dengan demikian, mereka bisa memberikan perubahan dalam penanggulangan food waste.

Penerapan recycle food yang bisa dilakukan salah satunya adalah memasak sisa makanan dari makanan yang sudah kita makan.

Hal ini berbeda dengan istilah ngenget jangan (kata orang Jawa). Recycle food bukan berarti menghangatkan sayur secara berulang-ulang karena hal tersebut bukanlah hal yang direkomendasikan dari segi kesehatan.

Sebagai contoh, memasak sisa makanan dari makanan yang kita makan, yaitu membuat smoothie dari buah-buahan yang sudah kisut, nasi goreng dengan bumbu dari saos sambal sachet sisa nasi box, bakso dari tepung tulang dan kepala ikan, dll.

Meskipun sedikit ribet, demi meminimalisasi pengeluaran bulanan nggak apa-apa lah ya.

2. Dijadikan Pupuk Kompos

Kalau cara yang satu ini, bahan dasarnya adalah makanan yang betul-betul dianggap sampah atau tidak bisa diolah menjadi sebuah masakan lagi.

Contohnya, sayur atau buah yang sudah busuk, makanan yang sudah jatuh, atau makanan yang sudah basi. Sampah-sampah tersebut bisa didaur ulang menjadi sebuah pupuk yang berguna untuk pertumbuhan tanaman.

Cara yang paling simpel adalah dengan memendamnya di dalam tanah. Kalau tidak punya pekarangan atau halaman bertanah bagaimana?

Cukup mencari tanah yang ada di sekitar tempat tinggal kemudian memasukkan sampah makanan ke dalam wadah berisi tanah tersebut dan jangan lupa untuk ditutup rapat-rapat.

Kalau kalian lebih suka yang ribet, sampah tersebut juga bisa diolah dengan cara ilmiah layaknya peneliti profesional.

3. Dijadikan Pakan Ternak

Selain menjadi pupuk kompos, sampah makanan atau sampah organik bisa dijadikan sebagai pakan ternak. Contohnya nasi yang sudah bau bisa dijadikan sebagai pakan ayam atau lele.

Seandainya ternak yang kalian punya adalah ternak berkualitas, otomatis makanannya tidak boleh sembarangan seperti nasi yang sudah bau.

Tapi, tidak menutup kemungkinan bahwa sampah organik dari kulit buah, tangkai sayuran, atau ampas kopi dan teh bisa dijadikan sebagai pakan ternak berkualitas.

Hal tersebut bisa dibuat dengan bantuan larva yang nantinya akan diolah menjadi tepung dan dijadikan sebagai pakan sumber protein ternak.

Itulah beberapa contoh nyata bahwa masyarakat Indonesia cukup kreatif dalam mengolah sampah. Meskipun negara tetangga nggak kalah kreatif, setidaknya kita sudah ikut berperan dalam menanggulangi permasalahan food waste ini.

Editor: Lail

Gambar: Pexels