Apa kamu pernah bertemu seseorang yang memiliki kebiasaan melimpahkan kesalahan pada orang lain dan lepas tanggung jawab begitu saja? Jika iya, kemungkinan besar ia memiliki kepribadian deflection. Lantas, apa sih deflection?

Menurut laman Mind Body Green Relationships, deflection merupakan upaya pertahanan diri seseorang  dengan cara mengalihkan kritik, melimpahkan kesalahan serta fokus pada orang lain untuk menyelamatkan dirinya sendiri.

Secara singkat, deflection ini orang yang enggan disalahkan dan lebih memilih memutar balikkan fakta dengan menyalahkan orang lain agar dirinya tetap berada dalam situasi aman meski kepribadian deflection secara umum sadar bahwa dirinya bersalah namun ia tak ingin memvalidasi kenyataan tersebut.

Nah, kamu perlu berhati-hati kalau bertemu orang dengan kepribadian seperti ini. Pasalnya, kebiasaan buruk yang sudah mendarah daging ini dapat merugikan orang lain loh. Padahal, ia juga bisa kehilangan banyak hal demi mendapatkan citra baik namun dengan cara yang keliru.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, deflection adalah bentuk kepribadian egois dalam mekanisme pertahanan diri. Tak hanya merugikan orang lain, kepribadian ini juga dapat merugikan diri sendiri loh. Berikut dampak yang bisa terjadi akibat kepribadian deflection.

1. Merusak Reputasi

Kepribadian deflection yang suka menyalahkan orang lain dan melekat pada predikat egois ini tak pernah melihat situasi dan kondisi. Ntah itu di tempat kerja, lingkungan pertemanan maupun keluarga ia akan mengerahkan semua argumen guna menyelamatkan dirinya dari sesuatu yang dia anggap dapat merusak citra diri.

Padahal karena kebiasaan inilah citra dirinya bisa rusak yang juga berdampak pada hal penting lainnya. Seperti karier, kepercayaan pertemanan hingga sudut pandang keluarga terhadapnya.

2. Dijauhi Teman

Memiliki teman yang tidak bertanggung jawab dan gemar menyalahkan orang lain pasti tidak akan merasa nyaman. Mungkin pada awalnya, orang yang dengan kepribadian deflection memiliki circle pertemanan yang luas. Namun, lama-lama mereka akan mulai menjauhinya karena kebiasaan buruk tersebut.

Pasalnya, ia tak akan bisa dipercaya dan tak bisa menjaga kepercayaan dalam pertemanan sebab ia hanya akan menyelamatkan dirinya sendiri tanpa mempedulikan orang lain, bahkan sahabatnya sekalipun.

Menurut laman Better Help, seseorang yang memiliki kepribadian deflection bisa menjadi stres karena rasa khawatir jika akan membuat kesalahan serupa lagi. Dengan rusaknya reputasi dan berkurangnya teman akan menimbulkan kecemasan pada kepribadian deflection yang mana ini dapat berdampak pada gangguan kesehatan mental.

3. Kesehatan Mental Terganggu

Dampak buruknya lagi, ia bisa mengisolasi diri karena dikucilkan, kurangnya dukungan dari orang lain sehingga risiko terserang gangguan mental berpotensi besar.

Meski dampak-dampak yang terjadi akibat deflection tak bisa diremehkan namun bukan berarti kepribadian ini tak bisa diatasi. Berikut cara mengatasinya.

1. Menyadari Kebiasaan Buruk Diri Sendiri

Menyadari kebiasaan buruk yang ada pada diri sendiri akan membantu untuk introspeksi diri serta mengakui dan tidak menyangkal kesalahan yang diperbuat. Dengan validasi maka akan mempermudah mengatasi kepribadian deflection dan semakin termotivasi karena berupaya melakukan secara sadar.

2. Mengubah Pola Pikir

Berbuat kesalahan itu hal yang wajar dan bukan sesuatu yang dapat merusak citra diri dengan instan. Mulailah untuk mengubah pola pikir bahwa berbuat kesalahan tidak selalu buruk asalkan kita tidak mengulang kesalahan yang sama lagi dan mengambil pelajaran dari kesalahan yang dibuat.

Dalam keputusan dan langkah yang diambil pasti ada konsekuensinya. Dan apapun yang terjadi, kita harus bertanggung jawab atas apa yang kita lakukan.

3. Meminta Bantuan Profesional

Membentuk kebiasaan baik tidaklah mudah, sama halnya dengan mengubah kebiasaan buruk. Jika merasa sulit untuk mengubah kepribadian deflection secara mandiri, meminta bantuan profesional merupakan pilihan yang tepat.

Pasalnya, seorang yang sudah ahli di bidangnya akan mempermudah masalah yang kamu hadapi dan dapat menyelesaikan secara profesional.

Jika kamu merasa memiliki kepribadian deflection, sebaiknya segera atasi agar tidak menimbulkan dampak buruk bagi kehidupan sosial dan kesehatan mentalmu nanti. Semoga bermanfaat.

Editor: Assalimi

Gambar: Pexels