Setiap orang mempunyai kebiasaan atau ciri khasnya masing-masing saat mengirim pesan atau chat di WhatsApp.
Mulai dari memanjangkan huruf di belakang agar tidak terlihat jutek, menggunakan emoji di akhir chat agar terlihat friendly, menggunakan kata yang singkat dan padat, sampai kebiasaan menggunakan titik-titik di belakang kata atau kalimat.
Sebagai pengguna setia aplikasi chat WhatsApp sejak sekolah, saya tidak begitu memerhatikan kebiasaan orang dalam mengirim pesan. Tapi lama kelamaan saya pun memang menemui ciri khas dari setiap pesan yang saya terima.
Salah dua kebiasaan beberapa orang dalam mengirim pesan di WhatsApp itu kalau tidak dipanjangkan hurufnya, pasti memberikan titik-titik di belakang kalimat.
Saya menemui tipe mengirim pesan tersebut saat menerima pesan dari dosen pembimbing. Blio setiap mengirim pesan pasti menyertakan titik-titik di akhir kata.
Selain dosen pembimbing, ada beberapa kawan saya yang memiliki kebiasaan mengirim pesan dengan titik-titik.
Menurut analisa saya, ada beberapa alasan orang mengirim pesan dengan disertai titik-titik.
#1 Menunjukkan keramahan
Alasan nomor wahid kenapa orang mengirim pesan dengan diakhiri titk-titik, entah dua titik atau lebih, yaitu karena ingin menunjukkan keramahannya.
Pesan yang diakhiri titik-titik seakan mempunyai nada yang sopan karena intonasi yang tidak singkat.
Hal ini saya rasakan saat menerima balasan pesan dari dosen pembimbing. Blio mengirim pesan tersebut dengan sangat santun, terlebih ketika bertemu langsung pun tabiatnya memang ramah.
#2 Merasa segan
Menyertakan titik-titik di belakang kata atau kalimat menandakan bahwa si pengirim pesan merasa segan pada lawan bicaranya.
Segan di sini berarti doi menghormati lawan bicara sehingga tidak ingin disangka tidak sopan kalau pesannya datar-datar saja.
Kebanyakan saya temui tipe pengirim pesan ini yaitu pada orang tua karena jarang sekali mereka memanjangkan huruf di belakang kata.
#3 Ragu dengan isi pesan
Alasan ketiga ini saya rasakan sendiri. Beberapa kali saya membalas pesan dengan menyertakan titik-titik di belakang kalimat karena saya merasa agak ragu dengan isi pesan yang saya kirim.
Seperti, “Oh iya, kalau yang saya tahu sih begitu…”.
Jadinya saya menyertakan titik-titik tersebut agar saya tidak merasa bersalah sehingga lawan bicara bisa mengerti.
Dengan begitu, saya tidak perlu merasa overthinking dengan pesan yang baru saya kirim.
#4 Agar terlihat misterius
Setiap orang pasti mempunyai sisi yang sulit ditebak dalam dunia maya, termasuk saat melakukan kegiatan berbalas pesan.
Bagi saya, beberapa orang yang mengirim pesan dengan titik-titik di belakangnya menandakan bahwa doi cukup misterius. Sebab, dengan adanya titik-titik itu seperti menjadi sebuah teka-teki.
Apakah ada kata-kata yang tidak jadi dia sampaikan sehingga hanya menyertakan titik-titik saja, atau agar saya menyelami lebih dalam isi pesannya.
#5 Sebagai pengganti dalam memanjangkan huruf
Terakhir, kenapa orang selalu menyertakan titik-titik panjang saat mengirim pesan pada lawan bicara memang untuk mengganti tren memanjangkan huruf saat chat.
Karena doi tidak terbiasa untuk memanjangkan huruf di belakang kata, maka doi lebih memilih untuk mengganti intonasi kata yang seakan panjang tersebut menggunakan tanda titik-titik.
Biasanya doi tipe yang tidak ingin dianggap lebay karena sering memanjangkan huruf. Apalagi diaplikasikan setiap kata.
Beberapa kali saya pun memang menggunakan titik-titik di belakang kalimat saat mengirim pesan pada seseorang dengan situasi tertentu.
Contohnya saat berkirim pesan pada seseorang yang sangat saya segani untuk menghindari intonasi datar tapi tidak berlebihan.
Setiap orang tentunya punya zona nyaman masing-masing dalam berkirim pesan. So, apa pun kebiasaannya, alangkah baiknya kita bisa beradaptasi dengan lawan bicara yang berbeda-beda.
Editor: Lail
Gambar: Google
Comments