Ngomong-ngomong tentang bahagia, siapa sih yang nggak mau bahagia? Mau nggak, mau nggak? Mau lah yah, masa enggak. Meskipun semua orang ingin meraih kebahagiaan, tetapi tidak menampik bahwa kebahagiaan setiap orang pasti berbeda-beda. Artinya, kebahagiaan seseorang bukan hanya soal travelling sana sini apalagi saat kondisi yang tidak menentu seperti PPKM yang tak kunjung selesai.
Padahal, bahagia bukan hanya soal travelling semata, bisa jadi bahagia itu ditemukan juga dalam melakukan aktivitas sehari-hari, seperti makan, minum, bekerja, tidur dan sebagainya. Semua itu juga merupakan suatu kebahagiaan tersendiri yang dapat diterjemahkan sebagai living well (hidup yang baik).
Namun, melihat kebiasaan hidup orang-orang saat ini, sering kali kebahagiaan dimaknai sebagai penekanan terhadap kepuasan hidup yang timbul dari pemenuhan keinginan hawa nafsu semata. Lebih tepatnya, mereka mengartikan kebahagiaan dengan merujuk pada kondisi yang ‘hanya’ menyenangkan.
Artinya, saat berbicara tentang bahagia, hampir yang selalu muncul di benak mereka adalah kepuasan hidup yang tidak terikat dengan kondisi moral dan budi pekerti diri. Padahal, kondisi kehidupan manusia yang ditandai dengan keterkaitan moral dan budi pekerti diri merupakan awal dalam meraih kebahagiaan.
Oleh karena itu, kebahagiaan yang selalu didambakan semua orang, tidaklah semudah membalikkan telapak tangan dalam meraihnya. Selain kesuksesan sebagai tujuan hidup setiap orang untuk bahagia, kondisi moral dan budi pekerti tidak bisa dilepaskan dari keduanya. Jadi, seseorang dikatakan meraih kebahagiaan ketika ia memiliki kehidupan yang berkembang terus-menerus dengan dibarengi kondisi moral dan budi pekerti sekaligus perasaan bersyukur atas kehidupannya
Melihat realitas setiap orang yang memiliki perbedaan dalam memaknai kebahagiaan, di sini penulis memiliki beberapa cara dalam meraih kebahagiaan, di antaranya sebagai berikut:
Merawat dan Memperhatikan Diri Sendiri
Hidup dan menghidupi diri sendiri saja sudah susah apalagi hidup dan menghidupi orang lain. Jomblo ya, hehe. Maka dari itu, sebelum hidup dan menghidupi orang lain alangkah baiknya kita bisa terlebih dulu mengetahui sikap kita ketika menghadapi segala kondisi yang menimpa diri sendiri. Dan salah satu sikap tersebut adalah dengan merawat dan memperhatikan diri sendiri.
Merawat dan memperhatikan diri sendiri banyak bentuknya, kita tak perlu membutuhkan banyak waktu, uang atau aktivitas lainnya. Kita hanya perlu untuk lebih merawat diri sendiri dengan mengubah kondisi dari yang menyedihkan ke kondisi yang menyenangkan. Lebih tepatnya menekankan bagaimana kita menjalani hidup.
Kita mungkin mengikuti kegiatan kelas musik di sekolahan, tetapi kita tidak akan bisa menikmati dan menjalaninya karena kita terlalu sibuk membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Inilah pola pikir yang seharusnya dihindari setiap orang untuk mencapai kebahagiaan yang didambakan.
Meraih Kebahagiaan dengan Menjadi Pribadi yang Positif
Empati dari dalam diri seseorang menjadi salah satu bukti yang mencerminkan bahwa seseorang dapat dikatakan berprilaku positif. Empati merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk merasakan dan memahami emosi atau perasaan orang lain seolah-olah kita merefleksikannya pada diri sendiri. Empati sangat berperan penting dalam membangun dan menjaga hubungan antarsesama.
Munculnya aura positif yang terbentuk dari dalam diri seseorang, seperti selalu berpikir positif, optimis, dan bersyukur dalam menjalani hidup akan mampu menjauhkan diri dari pikiran negatif yang membelenggunya. Sehingga, pribadi yang positif tak hanya bermanfaat untuk diri sendiri, melainkan juga bermanfaat bagi orang lain.
Tidak hanya berkaitan dengan sisi emosional saja, ketika kita berempati, kita akan membayangkan apa yang orang lain rasakan mulai dari kebahagiaan, ketakutan, hingga rasa sakit. Hal ini akan mendorong kita untuk melakukan sesuatu yang bisa meringankan beban atau masalah orang tersebut. Oleh karena itu, dengan sikap kepeduliaan inilah yang membuktikan bahwa seseorang dikatakan telah menjadi pribadi yang positif.
Meraih Kebahagiaan dengan Bersyukur
Secara tidak sadar, kita telah mendapat berbagai macam nikmat setiap hari. Sayangnya, tidak sedikit orang yang lupa bersyukur atas semua nikmat tersebut. Sering kali dalam hidup ini selalu merasa kekurangan dengan apa yang sudah didapat. Kurangnya bersyukur dalam hidup membuat hidup kita menjadi tidak bahagia.
Salah satu hal yang perlu dilakukan sebagai cara agar selalu bersyukur adalah dengan cara tidak mengeluh. Keluhan tersebut hanya akan membuat diri kita merasa tidak memiliki kemampuan dan banyak mendatangkan pikiran negatif.
Sebagai bentuk solusi dari kebiasaan mengeluh, biasakan untuk berterima kasih atas kejadian apa pun yang menimpa kita dalam kehidupan ini. Selain berterima kasih pada kehidupan yang merupakan pemberian Tuhan, berterima kasih terhadap pencapaian diri sendiri juga merupakan hal yang penting. Bahkan, pencapaian tersebut tidak terlepas dari kehendak Tuhan. Semoga bermanfaat!
Editor: Nirwansyah
Gambar: Republika
Comments