Puasa ramadhan telah usai, tabuh bedug takbir di hari nan fitri akhirnya dimulai. Semua dosa dan kesalahan pada sesama harus segera selesai. Mudah-mudahan Allah SWT menerima seluruh amal ibadah kita dibulan ramadhan kemarin dan menjadikan kita insan yang kembali suci sebagaimana bayi yang baru terlahir, aamiin…
Pada tulisan sebelumnya saya menguraikan 4 esensi keutamaan puasa ramadhan. Pada kali ini akan saya jelaskan bagaimana karakteristik manusia yang sukses meraih esensi puasa.
Setiap amal ibadah yang kita kerjakan seharusnya berdampak bagi kepribadian orang yang mengerjakannya. Shalat misalnya, jika ia mengerjakannya dengan baik, benar dan ikhlas pasti akan mencegahnya dari perbuatan keji dan mungkar. Sedekah yang kita kerjakan dengan baik, benar dan ikhlas pasti akan mencegah kita dari perbuatan bakhil, kikir, pelit bin kedekut. Begitu juga dengan puasa pasti akan berefek bagi orang yang mengerjakannya. Jika ibadah yang dikerjakan tak membawa perubahan apapun, pasti ibadah tersebut dilakukan dengan cara yang tidak sesuai dengan tuntunan nabi.
Seperti apa saja karakteristik manusia yang sukses meraih esensi puasa tersebut? jawabannya ada dalam Al-qur’an surah Ali Imran ayat 133-135.
1. Istiqamah berinfak baik dalam keadaan lapang maupun sempit
Orang kaya berinfaq 1 juta mah itu sudah biasa. Konglomerat sedekah 100 juta untuk pembangunan pesantren itu juga bukan apa-apa. Kenapa? karena ia berada dalam keadaan lapang dan berkecukupan harta. Namun, bagaimana dengan orang yang fakir dan miskin? jika ia hanya memiliki uang 20 ribu pada hari itu namun masih bisa menginfakkan 5 ribu itu baru sungguh luar biasa. Saya yakin orang seperti itu adalah orang yang spesial, mengorbankan hartanya yang sudah secuil untuk meraih ridha Allah SWT. Banyak di dunia ini orang kaya yang miskin, tetapi tidak sedikit pula orang miskin yang kaya. Betapa sulitnya berinfaq dalam keadaan sempit, dikala ekonomi sedang terjepit, disinilah ujian yang sesungguhnya bagi orang yang bertakwa. Mereka yang sukses meraih esensi puasa pasti mampu berinfak walaupun dalam keadaan seminim apapun.
2. Mampu menahan amarah
Rasulullah SAW bersabda: “Orang yang paling kuat bukanlah yang mampu berkelahi dan memenangkannya, melainkan yang mampu menahan amarahnya padahal ia sanggup untuk melakukannya”. Puasa melatih kita untuk mampu mengendalikan hawa nafsu termasuk nafsu amarah. Dimana manusia sangat mudah dan gampang terperdaya untuk itu, contohnya seperti ketika berkendara di jalan raya kemudian tiba-tiba ada mobil yang lewat lalu air jalanan yang kotor terpercik ke badan kita, pasti akan memancing kita untuk marah bukan? mungkin orang awam pasti akan berteriak lalu marah-marah, bahkan mungkin memaki. Lalu bagaimana dengan orang yang sukses meraih esensi puasa? ia akan berdzikir, “astagfirullah”. Mungkin juga saat itu ia sedang bertafakur jangan-jangan ada dosa yang ia lakukan sehingga ia mendapatkan perlakuan tersebut. Itulah yang dilakukan oleh orang yang meraih derajat takwa. Tak ada kata apapun yang keluar dari lisannya melainkan hanya yang baik-baik atau ia diam.
3. Esensi puasa adalah memaafkan orang lain
Meminta maaf bukanlah perkara mudah, apalagi dengan orang yang kita benci. Ya ibaratnya seperti meminta maaf dengan musuh bebuyutan. Pasti untuk bisa melakukannya dibutuhkan hati yang lapang dan keikhlasan yang matang. Amarah yang ada juga bisa dihadang. Itulah manfaat puasa bagi orang yang sungguh-sungguh melaksanakannya. Ia mampu dengan mudah memaafkan orang lain bahkan sebelum orang tersebut meminta maaf. Berapa banyak kita lihat orang yang tak mau bermaaf-maafan, dendam dan amarah sudah mendarah daging bahkan sampai ke anak cucunya. Bertetangga tapi tak saling menyapa, banyak contoh yang bisa kita jadikan pelajaran dari perilaku orang-orang yang ada di sekitar kita. Sungguh memaafkan adalah akhlak yang sulit sekali untuk ditiru, hanya orang yang sukses meraih esensi puasa yang dapat melakukannya.
4. Jika berbuat dosa ia segera beristighfar
Tak ada satupun manusia dimuka bumi ini yang tak pernah berbuat salah dan dosa. Termasuk orang yang istiqamah dalam kebaikan sekalipun. Rasulullah sendiri beristighfar 100 kali dalam sehari, padahal beliau makhluk termulia di muka bumi dan dijamin masuk surga. Kalau rasul sendiri beristighfar lantas apa yang menghalangi kita untuk beristighfar? rasul memerintahkan kita untuk beristighfar, karena istighfar bukan hanya menghapus dosa, melainkan Allah akan berikan ia jalan keluar dari setiap kesusahan hidupnya, Allah akan berikan rizki dari arah yang tidak disangka-sangka.
5. Taubat merupakan salah satu esensi puasa
Manusia berasal dari kata nasiya yang artinya tempatnya salah dan lupa. Setiap anak Adam pasti berbuat kesalahan, tapi sebaik-baik orang yang berbuat salah adalah yang mau bertaubat. Orang yang sukses meraih esensi puasa akan beristighfar dan bertaubat dari kesalahan yang ia lakukan. Bukan berarti orang shalih itu tak berbuat dosa, tetapi jika ia berbuat dosa maka ia akan langsung mengingat Allah, beristighfar dan bertaubat kepada Allah.
Orang yang sukses meraih esensi puasa sungguh akan memiliki kelima karakteristik ini. Saya sendiri berharap mudah-mudahan dan tentunya kita semua mendapatkan karakteristik ini, insyaallah.
Editor: Ciqa
Gambar: Pexels
Comments