Beberapa waktu lalu, dua anak musikus legendaris Ahmad Dhani yaitu Al Ghazali dan El Rumi resmi memasuki ranah politik seperti ayahnya. Mereka berdua masuk ke Partai Gerindra, partai sejuta umat pendukung Prabowo. Hadirnya mereka sebagai kader tentu saja bukan berita baru, sudah banyak artis-artis yang terjun ke dunia politik. Pola mereka selalu sama, awalnya ngaku nggak tertarik terus tiba-tiba gabung jadi kader. Tapi tidak apa-apa, ketimbang mereka bergabung ke jalan yang tidak benar lebih baik seperti ini.

Bukan cuma Gerindra saja, sudah banyak partai-partai yang menerima artis sebagai satu dari sekian jajaran manusia di tempat mereka. Kalau secara logika, partai ini menerima para artis tentunya untuk mengangkat nama baik partai tersebut melalui penggemar artis ini. Tentu saja caranya adalah dengan promosi dan strategi, entah artis ini disuruh bikin video kenapa gabung ke politik atau lain sebagainya. Memang partai politik itu selalu menemukan celah dan cara untuk naik menjadi yang terbaik. Meskipun begitu, rasa-rasanya strategi promosi partai lewat artis ini mulai sudah ketinggalan zaman. Sudah saatnya partai-partai menggandeng kalangan masyarakat lain, yaitu para food vlogger.

Sekedar info, food vlogger adalah mereka para pembuat konten bertema makanan dan kulineran. Setelah melakukan riset kesana kemari, menurut saya partai politik harus menghentikan mengangkat artis jadi kader, lebih baik food vlogger. Berikut alasannya:

Zero to hero yang beneran, bukan ada backing-an

Sebagian besar food vlogger itu benar-benar orang yang dari kalangan bawah tanpa ada backing-an. Maksudnya, mereka memang memulai dari tidak punya apa-apa atau biasa saja menjadi luar biasa seperti sekarang. Ambil contoh Nex Carlos dan Tanboy Kun. Kalau baca kisah hidup mereka, food vlogger ini adalah contoh nyata dari ungkapan zero to hero. Bukan berarti artis nggak ada yang begitu ya, tapi ada juga kasus dimana artis ini ngaku mulai semua dari awal, tapi ternyata orangtuanya kaya. Lah, sama aja nggak dong. Gimana mau mendorong masyarakat? 

Disukai banyak orang

Food vlogger itu disukai banyak orang, karena manfaatnya memang kelihatan jelas. Pekerjaan mereka yang bikin konten kulineran akan mengangkat nama usaha tersebut sekaligus melestarikan makanan khas tanah air. Kalau mereka bikin konten mukbang, bisa bikin yang awalnya nggak selera makan jadi pengen makan. Lalu berdasarkan riset, food vlogger itu minim haters! Lumayan banget kalau mereka jadi kader partai. Bayangin ada sebuah berita dengan headline ‘’Angkat Kuliner Lokal, Partai XYZ Rangkul Food Vlogger’’. Manfaatnya langsung kelihatan. Jangan salah, artis juga ada kok yang memberikan manfaat, tapi food vlogger nggak boleh dilupakan.

Semua orang demen makan dan kulineran

Melanjutkan dari poin kedua, nggak semua orang itu menyukai pekerjaan orang lain. Entah itu artis atau food vlogger sendiri, tapi ada satu hal yang pasti akan mempersatukan kita, yaitu makanan! Tidak semua orang suka dengan food vlogger dan kontennya, tapi mereka pasti suka melihat-lihat makanan yang ditampilkan di sosial media.

Mungkin saja jumlah food vlogger di tanah air ada banyak banget, mungkin setara dengan artis. Partai-partai ini sudah harus memulai untuk keluar dari zona nyaman, termasuk dalam penerimaan kader. Zaman berubah, mereka juga harus berubah. Food vlogger pun mungkin juga bisa menumbuhkan inisiatif untuk gabung parpol, siapa tahu nama mereka dan nama partai juga naik. Cuan, cuan, cuan, eh maksudnya kualitas, kualitas, dan kualitas. Salam damai.

Editor: Assalimi

Gambar: Google