Kehidupan kita saat ini ada dalam bantuan perangkat digital. Kemudian, pandemi Covid-19 datang dan memaksa kita untuk hidup lebih bergantung pada bantuannya. Situasi ini diperkirakan menjadi permanen bagi banyak orang dan di banyak bidang. Namun, dibalik pentingnya digitalisasi, kesenjangan digital masih menjadi masalah bagi semua orang. Menurut laporan dari International Telecommunication Union (ITU) tahun 2020, ada sekitar 3,7 miliar orang di seluruh dunia yang tidak memiliki akses internet di rumah. Selanjutnya, menurut data yang dirilis oleh Sustainable Development Solutions Network di tahun 2020, terdapat 1,2 miliar anak muda tidak memiliki akses ke pengetahuan digital, khususnya keuangan digital. Semua bangsa di dunia perlu berkolaborasi untuk mengatasi hal tersebut dan mengadakan transformasi digital yang inklusif. Pertemuan G20 di Indonesia tahun ini menjadikan transformasi digital sebagai salah satu topik utama. Ada tiga alasan mengapa digitalisasi sangat penting untuk kehidupan manusia kini dan nanti.

Pertama, upaya untuk pulih dan meningkatkan kehidupan manusia pasca pandemi. Pasalnya, pandemi telah menghancurkan tatanan dunia konvensional. Hal tersebut menjadikan platform digital memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Menurut data dari PBB, pandemi menyebabkan 1,5 miliar siswa di seluruh dunia belajar melalui platform digital. Di sisi lain, pandemi telah memberikan keuntungan bagi perusahaan e-commerce. Data penelitian berjudul Developing Inclusive Digital Payment Systems dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS) menyatakan, dua perusahaan besar seperti Walmart dan Amazon telah mencapai peningkatan laba sebanyak 56 persen lebih baik dibandingkan tahun sebelum pandemi. Jadi, peran digital semakin penting bagi kehidupan manusia di masa pandemi dan di masa depan. Keahlian dan konektivitas ke platform digital adalah suatu keharusan.

Kedua, Mendorong dan memfasilitasi partisipasi pemuda dalam gerakan perubahan. Alasannya, anak muda adalah kaum yang progresif dan akan menjadi pemimpin masa depan bagi bangsanya. Mereka juga menggunakan internet dan media sosial setiap hari. Platform digital telah menjadi area penting untuk menyuarakan aspirasi mereka di segala bidang, terutama dalam bidang politik, sosial, dan ekonomi. Buktinya, menurut data dari UNICEF Report 2020, misalnya, mahasiswa Tiongkok selama pandemi telah menggalang dana di platform digital bagi pekerja garis depan dan tenaga kesehatan mereka. Para siswa juga menaikkan tagar #climatestrike untuk meningkatkan kesadaran tentang perubahan iklim di tengah masyarakat. Contoh lainnya, dalam aksi unjuk rasa mahasiswa Indonesia pada tahun 2020, para demonstran mengangkat tagar #reformasidikorupsi di media sosial. Gerakan daring ini merupakan pergerakan massa terbesar pasca reformasi tahun 1998. Oleh karena itu, dengan adanya konektivitas internet yang baik dan platform digital yang inklusif, semua anak muda bisa lebih mudah mengembangkan diri dan berpartisipasi membangun masa depan.

Ketiga, Memperluas kesejahteraan dengan keuangan digital yang inklusif dan efisien. Pasalnya, digitalisasi memberikan kemudahan akses modal dan kapital bagi semua kalangan. Menurut penelitian dari Tavneet Suri, seorang associate professor dari Massachusetts Institute of Technology (MIT), di Kenya, mobile money yang disebut M-Pesa telah membebaskan jutaan orang dari kemiskinan ekstrim. Jadi, dengan memfasilitasi konektivitas dan menghilangkan kesenjangan digital, akan lebih mudah bagi masyarakat untuk mengembangkan bisnis dan membangun kemakmuran ekonomi.

Manusia harus segera beradaptasi dengan dunia digital. Pentingnya digitalisasi terbukti telah mempermudah mobilisasi manusia hingga dapat memberi keuntungan ekonomi. Kita membutuhkan kolaborasi semua pihak untuk mempercepat dan menyediakan konektivitas internet yang baik dan ruang digital yang inklusif.

Artikel Kerjasama dengan Dinas Kominfo BEM Fisipol UMY

Editor: Ciqa

Gambar: Pexels