Memikirkan cara meningkatkan kemampuan literasi siswa itu penting. Sebab dengan itu, proses transfer ilmu akan jauh lebih efektif.
“Anak-anak, silahkan buka buku paket kalian halaman 10-12! Bu guru berikan waktu 5 menit untuk membaca materinya. Setelah itu kalian ringkas materi tersebut di buku catatan kalian. Kemudian kita akan diskusikan bersama-sama.”
Sebagian siswa merasa lebih senang jika guru langsung menjelaskan materi daripada mereka harus membaca beberapa halaman sendiri. Menyalin satu halaman penuh buku lebih disukai siswa daripada harus meringkas beberapa halaman. Beberapa siswa masih merasa bingung memilih mana yang penting dan tidak penting untuk dimasukkan dalam ringkasan materi.
Kejadian lain, seorang siswa yang bertanya kepada gurunya. “Ibu guru, maksud soal ini dituliskan saja faktor-faktor yang mempengaruhi atau dijelaskan satu persatu, Bu? Bu guru menjawab “Perhatikan kembali soalnya ya, yang ditanyakan adalah “Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi? Berarti harus dijelaskan. Cukup jelas ya?”
Dari dua kisah di atas dapat disimpulkan masih rendahnya salah satu kemampuan literasi siswa, yaitu kemampuan menganalisis suatu bacaan. Beberapa siswa belum mampu menangkap poin-poin penting dari suatu bacaan. Kemampuan ini hanya salah satu dari beberapa kemampuan literasi yang perlu mendapat perhatian dari Bapak/Ibu guru di sekolah.
Kita akan menyambut AKM (Asesmen Kompetensi Minimum) di tahun 2021 sebagai pengganti UN. Soal-soal AKM akan terbagi atas soal Literasi dan Numerasi. Literasi terbagi atas level penalaran konsep, mencari informasi dalam teks, serta literasi membaca. Sedangkan numerasi terbagi atas level pemahaman konsep, aplikasi konsep, dan penalaran konsep.
Berdasarkan hasil PISA (Programme for International Student Assessment) tahun 2018, skor Indonesia untuk kemampuan membaca masih berada di level rendah, yaitu 371. Peringkat pertama untuk kemampuan membaca ini diraih oleh China dengan skor 555.
PISA merupakan sistem penilaian secara internasional yang menitikberatkan pada kemampuan anak usia 15 tahun dalam bidang literasi membaca, literasi matematika, dan literasi di bidang sains.
Dari hasil skor PISA tersebut, diperlukan peran aktif guru dalam meningkatkan kemampuan literasi siswa. Guru memegang peranan sebagai fasilitator dalam menumbuhkan budaya literasi di lingkungan sekolah. Maka, berikut ini menurut saya beberapa hal yang guru perlu lakukan dalam meningkatkan kemampuan literasi siswa, diantaranya:
1. Menumbuhkan kesadaran siswa akan manfaat dari kegiatan membaca
Guru dapat memotivasi siswa dengan berbagi pengalaman menceritakan peristiwa yang membuat Bapak/Ibu guru menyadari pentingnya membaca. Setelah itu perwakilan siswa diminta untuk menceritakan sendiri pengalamannya tentang kegiatan membaca yang dilakukan sehari-hari.
2. Mengadakan kelas inspirasi
Kelas inspirasi ini bisa dilangsungkan dalam format Alumni Day dan Career Day. Alumni Day dapat ditempuh dengan cara mengundang para alumni yang bekerja di bidang yang berhubungan dengan literasi, misalnya jurnalis. Para alumni tersebut dapat menceritakan pentingnya kemampuan literasi terutama yang berhubungan dengan beberapa bidang pekerjaan.
Adapun Career Day dapat dilakukan dengan mendatangkan para penulis buku yang cukup populer di kalangan siswa saat ini. Penulis tersebut dapat berbagi cerita, misalnya perjalanan karirnya dalam dunia kepenulisan atau manfaat-manfaat apa saja yang diperoleh dari aktivitas dalam dunia kepenulisan.
3. Mengembangkan kemampuan siswa dalam memahami pertanyaan
Guru dapat memberikan latihan yang bertingkat dari pertanyaan yang cukup mudah sampai dengan pertanyaan yang menantang. Pertanyaan yang menantang disini maksudnya adalah pertanyaan yang membutuhkan analisa siswa dalam menjawabnya.
Kunci utama bagi siswa dalam memahami pertanyaan adalah belajar menyimak dengan baik pertanyaan yang diberikan. Kemudian fokus pada inti permasalahan yang diberikan. Dengan memahami pertanyaan sebelum membaca, diharapkan dapat membantu siswa lebih selektif mencari alternatif jawaban daripada mencoba memahami setiap kalimat dalam bacaan.
4. Memahami bacaan dengan membuat ringkasan
Saat seorang siswa diminta untuk membaca suatu paragraf tertentu dalam buku dan guru menanyakan apa maksud paragraf tersebut, siswa terkadang menjawab, “Tidak mengerti, Bu.” Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah guru dapat melatih siswa untuk mencatat fakta atau poin-poin penting yang terdapat dalam bacaan.
5. Mendorong siswa agar banyak berlatih
“Practice makes perfect.” Doronglah siswa agar terus berlatih dalam meningkatkan kemampuan menganalisa suatu bacaan. Dengan meningkatnya kemampuan menganalisa suatu bacaan, maka akan berkorelasi positif dengan kemampuan literasi lainnya, misalnya kemampuan penalaran konsep.
Dari beberapa upaya yang diberikan di atas, diharapkan kemampuan “literasi” siswa dapat meningkat. Sehingga akan berdampak positif pada kesiapan siswa dalam menghadapi Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) yang akan dimulai di tahun 2021.
Comments