Apakah kamu tipikal orang yang pusing tujuh keliling memilih baju saat akan berangkat kuliah atau kantor? Padahal lemari penuh dengan baju dari berbagai model dan warna, dari tren yang kekinian hingga tren model fashion jadul memenuhi isi lemari, namun tetap saja kebingungan mau pakai baju apa hari ini. Mungkin decluttering bisa menjadi salah satu solusi mengatasinya.

Hal tersebut terjadi karena budaya konsumtif yang diterapkan oleh individu sendiri. Seperti tidak bisa menahan mata untuk membeli baju baru, diskon puluhan persen hingga sekedar supaya bisa ikut tren fashion teranyar. Hal ini membuat jumlah baju menumpuk di lemari, sampai tidak ada ruang kosong untuk menyimpan baju.

Tidak hanya baju, barang-barang yang digunakan untuk kebutuhan rumah ataupun aksesoris yang dipakai masing-masing individu pun sering memenuhi isi ruangan. Seperti sepatu, tas, kosmetik, alat-alat dapur sampai-sampai harus membeli tempat penyimpanan baru untuk menampung barang-barang yang memenuhi isi rumah dan tentu hal ini akan membuat ruangan menjadi sempit.

Decluttering

Ada baiknya perlu belajar dan menerapkan decluttering terhadap barang-barang yang dimiliki. Decluttering dalam bahasa Indonesia memiliki arti merapikan. Maksudnya adalah menyingkirkan barang-barang yang tidak dipakai yang memenuhi ruangan. Kegiatan decluttering ini bisa menjadi solusi untuk menyortir barang mana saja yang masih di pakai, barang-barang yang akan di buang dan barang-barang yang akan didonasikan.

Kegiatan decluttering ini adalah bagian konsep dari hidup minimalis yang sekarang diterapkan oleh sebagian orang. Konsep hidup minimalis ini dipopulerkan oleh konsultan asal Jepang, yaitu Mario Kondo dan youtuber Matt D’Avella. Kini konsep yang mereka bagi lewat media sosial dan buku ini menjadi gaya hidup baru yang ditiru banyak orang.

Minimalis adalah sebuah mindset untuk hidup cukup dengan tidak menjadi pribadi yang konsumtif, mengedepankan kebutuhan dan suka terhadap keinginan untuk memiliki dan membeli suatu barang.

Tipsnya adalah sebelum membeli, hendaknya berpikir panjang apakah barang tersebut menjadi suatu kebutuhan dan melepaskan mindset karena barangnya murah atau sedang ada diskon buy one get one. Hal ini untuk menghindari budaya konsumtif yang berlebih.

Islam mengajarkan bahwa setiap apa yang dimiliki akan diminta pertanggungjawabannya di akhirat dan budaya mubazir. Dua konsep ini sudah seharusnya menjadi pegangan setiap Muslim untuk tidak menjadi pribadi yang konsumtif dan mengedepankan apa yang dibeli adalah suatu kebutuhan bukan hanya untuk memuaskan nafsu sesaat. Budaya konsumtif yang berlebih tentu akan membuat pribadi yang boros serta keuangan yang susah diatur dengan baik.

Editor: Nirwansyah

Ilustrasi: YouTube