Memahami investasi sebelum membeli. Berikut alasan fenomena token artis menjadi reminder bahwa investasi gak selalu menyenangkan!
Lini masa sosial media saya beberapa hari ini diramaikan dengan berita fenomena token artis Indonesia. Berita tentang token artis ini berbagai macam, mulai dari artis-artis membeli token artis juga sampai emak-emak dan jamaah yang mengklaim merugi setelah membeli token artis.
Sebagai orang yang sedikit tau dari beberapa tahun lalu tentang investasi melalui materi kuliah, pelatihan dan praktek langsung, saya berpendapat bahwa ada hikmah dari baik buruknya pemberitaan token artis di sosial media.
Hikmah yang saya dapat dan mungkin banyak orang yang mengikuti pemberitaan tentang token artis ini adalah investasi itu tidak selamanya menyenangkan.
Tidak seperti yang selalu digambarkan di berbagai platfrom kalau mudah menjadi kaya raya dengan investasi dalam waktu yang singkat. Berikut ini adalah alasan saya kenapa investasi tidak selalu menyenangkan :
1. High Risk, High Return
Mungkin kamu pernah mengetahui istilah ini dari quote kak Putri Tanjung. Berinvestasi memang memiliki resiko seperti halnya setiap keputusan dalam hidup yang selalu diikuti dengan resiko dibelakangnya.
Semakin tinggi resiko instrumen investasi yang kamu ambil, maka kemungkinan mendapatkan hasilnya akan lebih besar.
Jadi kalau lihat ada orang yang mendapatkan keuntungan besar dari investasi, kemungkinan resiko dari investasi itu besar juga. Jangan hanya memikirkan hasilnya aja ya gaes!
Intinya setiap hal dalam hidup memiliki resiko, wong rebahan seharian aja punya resiko laper dan rumah berantakan kok.
2. Harus Paham Instrumen Investasi yang Kita Pilih
Sebelum memulai berinvestasi, pelajarilah produk investasi yang akan kamu pilih. Mau kamu investasi di deposito, emas, tanah, saham, kripto dll., pasti ada kekurangan dan kelebihannya.
Maka menjadi wajib bagi kamu paham terhadap investasi yang kamu pilih, sebab uang yang diinvestasikan adalah uang kamu yang merupakan tanggungjawab kamu sendiri.
Misalnya kamu gak suka belajar hal-hal baru dan maunya untung saja. Saran saya gak usah ikut investasi, resiko kamu mengalami kerugian malah tinggi karena kamu tidak mau mempelajari instrumen investasi.
3. Harus Belajar Analisa
Investasi itu bukan sesederhana hanya menaruh uang di instrumen investasi dalam jangka waktu tertentu dan kemudian mendapatkan keuntungan.
Sama sekali bukan sesederhana itu, ada teknik menganalisa instrumen investasi yang paling menguntungkan.
Dalam saham saja terdapat minimal dua analisa yaitu analisa teknikal dan analisa fundamental.
Analisa teknikal adalah analisa yang dilakukan menggunakan data harga saham dalam jangka waktu tertentu.
Sedangkan analisa fundamental adalah yang berdasarkan kondisi ekonomi, kondisi perusahaan dan industri yang terkait dengan perusahaan tersebut.
Bagi kamu yang hanya pengen untung tanpa belajar menganalisa atau hanya ikut-ikutan saja dengan modal uang dan siapa tau harga instrumen investasinya naik, apa bedanya sama judi?
4. Cut Loss
Cut loss merupakan strategi atau upaya yang yang dilakukan investor atau trader (biasanya dalam saham) untuk mencegah dari kerugian yang lebih besar lagi.
Kok bisa mencegah dari kerugian yang lebih besar? berarti investasi bisa rugi dong? Iya memang bisa rugi kok.
Cut Loss ini terjadi ketika investor atau trader telah menganalisis instrumen investasinya yang mengalami penurunan harga (dari harga beli di awal) dan akan terus mengalami penurunan yang lebih dalam lagi.
Sebelum turun harga lebih dalam lagi, maka lebih baik instrumen investasi itu dijual. Agar kerugian yang didapat dapat diminimalkan.
5. Ada Investasi Bodong
Semakin ramainya jagat sosial media dengan istilah investasi dan berbagai macam orang serta lembaga yang mengedukasi tentang investasi, tidak menutup peluang bahwa ada oknum yang memanfaatkan hype investasi di Indonesia.
Oknum ini memanfaatkan dengan investasi tipu-tipu alias investasi bodong yang telah memakan banyak orang menjadi korban.
Investasi bodong adalah investasi dimana kamu diminta sejumlah uang untuk digunakan modal suatu bisnis atau produk yang sebenarnya tidak ada.
Masih banyak korban investasi bodong yang berjatuhan khususnya di daerah yang masih minim akses informasi berkaitan dengan investasi.
Biasanya investasi bodong ini mengiming-imingi keuntungan yang sangat besar dan tidak memiliki izin yang jelas.
Maka berhati-hati sebelum berinvestasi ya bestie! Kamu bisa mengecek izin lembaga yang menyelenggarakan investasi di OJK ya.
6. Harus Memiliki Mental dan Psikologi yang Matang
Membicarakan investasi bukan hanya berkaitan dengan uang, instrumen investasi, resiko dll. Investasi juga berkaitan dengan mental dan psikologi seorang investor.
Walaupun telah dibekali dengan kemampuan berbagai macam teknik analisis sebelum menentukan investasi, tapi jika kamu belum matang secara mental psikologi dalam berinvestasi, hasilnya juga tidak akan maksimal.
Mental dan psikologi ini sangat mempengaruhi keputusan investor dalam membeli instrumen investasi, mengambil keputusan kapan beli dan kapan menjual.
Ambil contoh sederhana saja, ketika harga instrumen investasi mengalami penurunan, maka mayoritas orang-orang berbondong-bondong untuk menjual dan ketika harga instrumen investasi mulai naik malah orang-orang berbondong-bondong membeli.
Seharusnya seorang investor membeli ketika harga sedang turun dan menjual ketika harga sedang naik.
Maka dari itu mempersiapkan mental dan psikologi sebelum melakukan investasi menjadi penting.
Jika kamu adalah orang yang berfikir investasi adalah jalan keluar mudah mendapatkan keuntungan atau tanpa memikirkan resiko rugi atau resiko tidak mendapatkan keuntungan, siapkan diri! Jangan sampai kamu depresi ketika investasi kamu merugi.
Itu dia fenomena token artis dan hal-hal yang membuat kita harus berfikir ulang bahwa investasi itu tidak sesederhana menaruh uang kemudian dapat untung.
Jangan sampai kita termakan omongan bahwa investasi sangat mudah dan langsung bisa kaya raya.
Saya bukan menakut-nakuti orang yang mau berinvestasi tapi hanya ingin menyarankan bahwa kenali dan siapkan diri untuk berinvestasi, jangan sampai menyesal di kemudian hari.
Editor: Lail
Gambar: Google, coinvestasi.com
Comments