Selama Ramadan, kita tidak perlu mengeluarkan biaya untuk makan siang. Namun mengapa pengeluaran semakin banyak? Cari tahu penyebab bengkaknya pengeluaran saat Ramadan!
Selain menjadi bulan yang membuat segenap umat muslim semakin rajin dalam beribadah, Ramadan kerap diidentikan dengan bulan yang membuat pengeluaran keluarga semakin meningkat.
Saya mengetahui hal ini berdasarkan pengalaman orang tua, ibu – ibu di tempat kerja bahkan diri saya sendiri yang mengalaminya.
Memang ada faktor – faktor khusus saat Ramadan yang membuat pengeluaran membengkak, seperti kenaikan harga barang atau ada beberapa kebutuhan tambahan untuk hidangan berbuka, hidangan sahur, sampai kebutuhan lebaran.
Akan tetapi, saya agak ragu faktornya hanya itu saja, minimal ini berdasarkan pengalaman saya pribadi dan orang-orang di sekitar saya.
Ada faktor lain yang menurut saya lebih dominan menyebabkan pengeluaran keluarga menjadi lebih besar saat bulan Ramadhan ketimbang bulan – bulan sebelumnya.
Faktor tersebut dinamakan impulsive buying kalau dalam istilah ekonomi. Pengertian dari impulsive buying adalah suatu keputusan membeli barang dan atau jasa yang tidak terencana, tiba – tiba dan tanpa mempertimbangkan secara matang.
Hal tersebut yang menurut saya menjadi salah satu biang keladi dari bengkaknya pengeluaran keluarga saat bulan Ramadan.
Saya akan memaparkan beberapa bentuk dari impulsive buying yang menjadi penyebab bengkaknya pengeluaran saat Ramadan:
1. Lapar Mata Saat Berburu Hidangan Berbuka
Adanya pusat jajanan rakyat sebagai tempat berburu hidangan berbuka puasa merupakan salah satu destinasi untuk menghabiskan waktu menuju adzan maghrib alias ngabuburit.
Memang biasanya sebelum ke tempat pusat jajanan, sudah ada beberapa barang yang ingin dibeli. Akan tetapi pada faktanya, list barang yang ingin dibeli bakal beda. Bukan semakin sedikit malah semakin banyak.
Hal ini disebabkan karena dalam kondisi puasa orang cenderung lapar mata, sebab tampilan dan aroma makanan yang menarik sehingga merangsang keinginan untuk membeli makanan yang tidak masuk list rencana hidangan berbuka puasa.
2. Membeli Suplemen Tambahan Hanya Karena Iklan
Kewajiban berpuasa memang hanya sebulan sekali dalam jangka waktu setahun di kalender hijriyah. Diperlukan persiapan, salah satunya dalam hal fisik.
Tidak sedikit orang yang mempersiapkan fisiknya dengan suplemen tambahan seperti vitamin, isotonik, zinc dll. Menurut saya, itu tidak menjadi masalah asal tidak berlebihan dan tidak menyalahi aturan dalam konsumsi.
Sebab selain iklan sirup, salah satu iklan lain yang kerap hadir menghiasi televisi masyarakat Indonesia adalah iklan suplemen untuk berpuasa.
Jangan sampai hanya karena melihat iklan suplemen untuk berpuasa jadi tiba-tiba ingin membeli suplemen tersebut. Apalagi tidak mempertimbangkan kebutuhan dari tubuh dan tanpa saran dari ahlinya.
3. Belanja karena Flash Sale Ramadan di Marketplace
Flash sale adalah diskon dengan jumlah yang lebih banyak dari pada diskon biasanya, tapi dalam jangka waktu yang singkat.
Program flash sale saat bulan Ramadan ini biasanya dilakukan oleh beberapa marketplace. Dengan jumlah diskon yang menggiurkan dan jangka waktu yang singkat, membuat keputusan membeli seseorang menjadi kurang matang dan terburu-buru.
Alhasil, bisa saja barang -barang yang dibeli bukan barang yang benar – benar dibutuhkan.
4. Membeli Produk karena Diskon Lebaran dari Brand
Saya akui berbagai diskon lebaran khususnya yang berasal dari beberapa brand pakaian memang sangat – sangat menggiurkan.
Sehingga, membuat banyak orang kalap untuk membeli barang – barang yang sedang diskon lebaran.
Dari kejadian itu, dapat dipastikan bahwa ada barang yang dibeli tanpa perencana sama sekali. Hal ini kerap kali saya lakukan secara pribadi maupun dilakukan oleh orang-orang di sekitar saya.
5. Midnight Sale Department Store pada Malam Takbiran
Saat saya masih SMA, kerap kali saya diajak oleh om saya untuk belanja pakaian pada malam takbiran di department store.
Kenapa harus malam takbiran? Karena om saya baru libur H-1 sebelum lebaran.
Tujuan awal belanjanya memang cukup sederhana, hanya baju koko dan celana panjang yang akan dipakai olehnya saat lebaran.
Akan tetapi rencana itu hampir pasti akan berantakan karena ada midnight sale yang dilakukan oleh department store, tempat kami belanja.
Tiba – tiba om saya malah tertarik juga untuk membeli beberapa potong kaos. Mengingat harga yang terjangkau dan uang THR yang masih tersisa.
Itu tadi beberapa pengalaman saya dan orang – orang di sekeliling saya berkaitan dengan impulsive buying penyebab bengkaknya pengeluaran saat Ramadan.
Saya harapkan kejadian ini dijadikan pembelajaran agar tidak terlalu boros dan menghamburkan uang saat Ramadan dan lebaran.
Sebab masih banyak kebutuhan – kebutuhan lain yang jauh lebih penting di luar bulan Ramadan dan saat lebaran.
Editor: Lail
Gambar: Pexels
Comments