Introvert dan ekstrovert adalah jenis kepribadian manusia. Introvert sering diartikan sebagai si pendiam dan penyendiri sedangkan ekstrovert sering diartikan sebagai pribadi yang lebih ekspresif, menyukai keramaian dan berkumpul dengan orang banyak. Meski begitu, perbedaan antara introvert dan ekstrovert bukan didasarkan pada yang satu lebih pendiam dan satunya lagi lebih cerewet. Perbedaan itu sebenarnya lebih berkaitan dengan cara atau preferensi dalam mengisi energi mereka. 

Seorang introvert tidak akan ragu untuk ngopi atau nongkrong sendiri di kafe, shopping di mall sendiri bahkan melakukan solo traveling karena ia merasa bahwa menghabiskan waktu sendiri adalah cara terbaik untuk mengisi ulang energinya. Dalam kacamata ekstrovert, mereka sering dianggap kesepian dan tidak punya teman sampai apa-apa sendirian terus. Padahal memang begitulah cara mereka bersenang-senang dan itu normal-normal saja. 

Sementara seorang ekstrovert mengisi ulang energinya dengan menghadiri pertemuan-pertemuan (baik formal maupun informal) yang dihadiri oleh banyak orang. Bagi mereka, suasana ramai dan banyak orang membuat mereka lebih bahagia dan bersemangat. Cara ini juga sama normalnya sebab memang begitulah karakter kaum ekstrovert. 

Namun, hidup di dunia yang lebih didominasi oleh kaum ekstrovert nampaknya sering membuat kaum introvert disalahpahami dengan berbagai stigma dan stereotip. Nah, kalau kamu seorang introvert, mungkin kamu pernah disalahpahami dengan satu atau beberapa hal berikut ini. 

  1. Sering dianggap pemalu 

Hanya karena sama-sama pendiam dan lebih suka menyendiri, bukan berarti setiap orang introvert itu pasti pemalu. Lalu, di mana dong letak perbedaannya? Pertama, pahamilah terlebih dulu bahwa Introvert itu jenis kepribadian sedangkan pemalu itu sifat. 

Orang introvert meski lebih suka bergaul dengan pikiran, perasaan dan imajinasinya sendiri, mereka bisa jadi adalah orang yang percaya diri dalam pergaulan, termasuk ketika berkenalan dengan orang baru. Mereka bisa menyapa atau memulai percakapan lebih dulu, meski jarang dilakukan. Bukan karena malu atau sok jual mahal, melainkan karena orang introvert cenderung tidak suka basa-basi. Sementara orang yang pemalu cenderung gugup atau tertekan ketika harus bertemu banyak orang. Mereka juga cenderung menunggu orang lain untuk menyapa atau mengajak bicara duluan. 

  1. Sering dianggap anti sosial 

Orang introvert memang lebih nyaman menghabiskan waktu sendiri dalam suasana yang tenang dan damai. Namun, bukan berarti mereka anti sosial (ansos) dan tidak punya teman. Orang introvert tetap punya dan butuh teman, tapi mereka lebih mengutamakan pertemanan yang berkualitas dibandingkan seberapa banyak teman yang dimiliki.


Anti sosial yang sering disama-samakan dengan introvert itu sebenarnya termasuk gangguan kepribadian yang biasa disebut sebagai Anti Social Personality Disorder (ASPD). Ini adalah suatu kondisi di mana seseorang terus-menerus mengabaikan norma-norma yang seharusnya dipatuhi. Dari sini sudah jelas ya, kalau introvert dan ansos itu berbeda.

Orang yang ansos cenderung suka melanggar hukum, manipulatif, melanggar hak orang lain tanpa merasa bersalah atau menyesal dan kurang empati. 

Oleh karena itu, orang ansos kurang bisa menjaga hubungan baik dengan orang lain. Sementara introvert masih bisa berhubungan baik dengan orang lain. Rata-rata orang introvert justru adalah orang yang punya empati tinggi. Mereka adalah pendengar yang baik, sangat menghargai sebuah hubungan dan orang-orang yang berada di dalam circle-nya. Pertemanan dengan introvert juga biasanya bersifat mendalam sehingga tahan lama. 

  1. Sering dianggap kesepian 

Saya pikir banyak orang telah salah mendefinisikan “sendiri” atau “kesendirian” sebagai “kesepian”. Sebab untuk merasa kesepian tidak selalu butuh kesendirian. Bukankah ada orang-orang yang justru merasa kesepian di tengah keramaian, dan merasa ramai di tengah kesendirian? 

Menghabiskan waktu sendiri bagi orang introvert bukan tanda kalau mereka kesepian. Itu justru adalah saat-saat yang membuat mereka bahagia dan nyaman. Namun, bukan berarti mereka tidak suka bergaul dan berteman, ya. Sebagai makhluk sosial, mereka  juga senang memiliki teman, tapi mereka lebih mengutamakan kualitas dibandingkan kuantitas. 

Meski tidak terlalu suka dengan keramaian, orang introvert tetap bisa kok bersosialisasi dengan banyak orang. Hanya saja, setelah itu mereka biasanya langsung tepar alias lelah karena energinya sudah terkuras habis untuk bersosialisasi. Nah, inilah saatnya bagi para introvert untuk mengisi ulang energinya dengan “me time”. 

  1. Sering dianggap tidak pintar berbicara atau berkomunikasi

Introvert yang cenderung pendiam, kalem dan jarang mengekspresikan perasaannya, bukan berarti mereka ini pembicara yang buruk. Seorang introvert juga bisa tampil sebagai pembicara, presenter, orator atau public speaker yang hebat layaknya orang ekstrovert, selama mereka diberi kesempatan dan waktu untuk persiapan serta latihan. Kemampuan berkomunikasi mereka justru didukung oleh kemampuan mendengar yang empatik sehingga apa yang diucapkan akan dipikirkan dengan matang agar pesan yang ingin disampaikan tepat sasaran dan tidak menyinggung orang lain. 

Orang introvert biasanya memang kurang suka dipaksa bicara karena mereka hanya bicara kalau penting dan bermanfaat. Oleh karena itu, sekali mereka bicara biasanya kata-kata yang diucapkan betul-betul berbobot dan bijak. Oiya, jangan salah, orang introvert pun bisa lho jadi cerewet dan ekspresif ketika sedang ngobrol dengan orang-orang yang mereka kenal dekat atau ngobrol tentang topik yang menarik minat mereka. 

  1. Sering dianggap tidak mampu bekerja dalam tim 

Performa dan karya orang introvert memang akan lebih nampak “wow” saat mereka bekerja secara individual. Namun, bukan berarti mereka tidak bisa bekerja dalam tim. Orang introvert akan lebih nyaman bekerja dalam kelompok-kelompok kecil. Mereka juga lebih nyaman bekerja bersama orang-orang yang proaktif, suportif dan dapat menghargai keberadaan, kontribusi serta pendapat mereka bagi tim. 

Menjadi introvert atau ekstrovert itu sah-sah saja. Kamu yang introvert tidak perlu memaksakan diri untuk menjadi ekstrovert jika kamu merasa tidak nyaman. Toh, masing-masing punya kelemahan dan kelebihan yang seharusnya saling melengkapi dan menghargai. 

Gambar: Pexels

Editor: Saa