Dari kita lahir sampai dengan saat ini, masing-masing dari kita sudah melewati berbagai macam hal yang membuat kita bisa bertahan sampai saat ini. Pola kehidupan tentunya selalu berputar, tidak terus menerus menyedihkan tidak juga selalu menyenangkan. Apapun yang telah & akan di alami nantinya, semua menyangkut proses kehidupan kita.

Membicarakan proses, sering kali beberapa dari kita secara mendadak kerap kali membandingkan proses diri kita sendiri dengan orang lain. Kenapa secara mendadak? Karena overthinking kerap hadirdi saat kita tidak siap dengan pikiran negatif yang tiba-tiba datang dan membuat kondisi / mood kita semula baik-baik saja menjadi kurang baik, bisa dikatakan jadi merasa insecure.

Membandingkan proses diri sendiri dengan orang lain sebetulnya memiliki dua efek diantaranya efek positif dan negatif. Efek positifnya, dengan membandingkan proses tersebut kita seperti sedang mengevaluasi diri, udah sejauh mana sih target yang dicapai sama diri kita sendiri, oh dia bisa aku juga pasti bisa & membuat kita menjadi semangat untuk mencapai target dengan lebih baik lagi. Efek negatifnya seperti yang dikatakan tadi kita jadi ngerasa insecure, jadi ngerasa rendah diri dibandingkan sama orang lain terus akhirnya berpengaruh ke target yang akan kita capai.

Ketika kita membandingkan proses diri kita dengan orang lain, perasaan yang dialami tentunya sangat tidak nyaman. Padahal belum tentu orang yang menjadi acuan pembanding juga mencapai hasilnya dengan mudah. ‘Kok dia diumur segini udah bisa begini begitu, aku diumur yang lebih tua dari dia belum bisa begini, begitu’ ‘kok dia gampang banget ya ngeraih target-targetnya, sedangkan aku mau ngeraih satu target aja selalu ada halangan. Hidup emang nggak adil lah ya’ dan segala keluh kesah lainnya. Terus kalau kita udah difase ini pasti bakal ngaruh ke hal lainnya karena pikiran & kondisi mood kita yang tiba-tiba jadi nggak bagus.

Pelan-pelan, nikmati proses kehidupan

Padahal apa salahnya sih kalau kita pelan-pelan? Pelan-pelan mencapai target yang udah direncanain dengan semateng-matengnya. Nggak perlu buru-buru bahkan sampai overwork, maksa diri kita sendiri buat segera ngeraih target kita karena nantinya kalau hasil yang didapet nggak sesuai sama usaha yang menurut kita udah wah banget kita bakal ngerasa kecewanya berkali lipat, ngerasa capeknya berkali lipat dibanding kita ngelewati proses dengan pelan-pelan dan sesuai rencana. Siapa sih yang nggak seneng kalau target yang direncanain kecapai? Semua orang seneng termasuk diri kita sendiri bakal seneng dengan apa yang udah kita usahain selama ini. Tapi kalau jatuhnya kita maksa diri kita buat cepet-cepet ngejar target kita, itu juga jelas kedepannya bakal menyiksa diri kita sendiri.

Usaha maksimal, jangan lupa istirahat

Seperti kata day6 dalam lagunya yang berjudul marathon, istirahat sebentar kalau kita ngerasa capek itu nggak apa-apa, sambal mengevaluasi diri, apa yang kita jalanin itu dibikin seenjoynya kita aja dan juga kita nggak boleh maksa diri kita sendiri buat cepet-cepet ngeraih target kalau kondisi kita emang belum mampu. Proses yang kita jalani sekarang akan lebih bermakna kalau kita menjalankannya dengan perasaan yang emang enjoy, nggak terpaksa. Soal hasilnya kayak gimana nanti itu bisa dipikir terakhir sambil kita juga usaha jalur langit, yang terpenting adalah saat diri kita saat ngejalanin proses menuju hasil yang mau diraih itu kita bener-bener merasa tidak terbebani.

Sekali lagi, jalan hidup ku, kamu, dia itu berbeda, cara yang ditempuh buat meraih target mungkin bisa sama tapi hasilnya belum tentu sama. Tiap orang memiliki porsinya masing-masing. Jadi, yuk kurangi diri membandingkan proses kehidupan kita dengan orang lain, dan jangan mau terpengaruh sama omongan-omongan orang lain yang berusaha membuat kondisi mental kita semakin buruk. Sebagai penutup, jangan lupa kalau kita udah berhasil meraih target kita, biasakan bilang sama diri kita sendiri ‘terima kasih sudah mau diajak bekerja sama’.
Editor: Nawa

Gambar: NU online