Menjadi jomblo bukanlah aib, bukan sesuatu yang hina dan tentunya bukan suatu dosa. Ada dua alasan seseorang menjomblo, yaitu pilihan dan nasib. Bagi sahabat Milenialis yang sedang bersedih apalagi menangis karena kejombloannya, hapus air matamu. Meskipun berat kamu tidak sendiri.

Jadikanlah kejombloan sebagai suatu hal yang positif, jangan hanya menyesali nasib, murung, dan termenung. Melainkan harus mampu untuk menghasilkan karya, buat dirimu dan orang di sekitar kamu bangga.

Jomblo bukanlah sebuah kerugian yang perlu diratapi. Ada beberapa keuntungan yang didapatkan dari kejombloan. Berikut ini akan saya berikan lima keuntungan menjomblo.

Jomblo Lebih Hemat

Tentu dengan jomblo akan membuat kamu lebih hemat. Karena, kamu tidak perlu mentraktir makan pacar, ngajak pacar nonton. Sekedar saran, bagi yang masih minta uang ke orang tuanya lebih baik jangan pacaran.

Jomblo Lebih Bebas

Bagi para jomblo tentunya akan merasa bebas dalam melakukan apa pun, tanpa harus lapor hendak pergi ke mana, sama siapa kepada pacar. Kamu tidak akan khawatir ada yang cemburu, dan tentunya hal ini akan menambah dan memperluas radius pertemanan, tanpa ada rasa takut murka dari pacar.

Bisa Meluangkan Waktu Bersama Keluarga

Sering kali kebanyakan orang ketika sudah punya pacar lebih mementingkan kepentingan pacar, daripada kepentingan keluarga. Kamu bisa membantu orang tua membersihkan rumah, memasak, mengantar ibu ke pasar, dan lain sebagainya. Inilah yang disebut anak berbakti.

Jomblo Bisa Menulis

Siapa tahu dengan kejombloan kamu, membuat kamu bisa menulis novel dan novel kamu menjadi best seller. Tentu hal ini sangat menguntungkan dan mengagumkan, bukan?

Berprestasi

Jangan jadikan kejombloan sebagai suatu alasan kamu tidak dapat berprestasi. Justru kamu harus bisa membuktikan bahwa jomblo juga bisa berprestasi, meskipun tidak ada yang menyemangati.

Jadi, bagi yang masih single alias tidak punya pacar jangan bersedih dan murung. Jodoh pasti akan datang di waktu yang tepat. Bukan seberapa lama pacaran, tetapi seberapa cepat kamu datang melamar.

Editor: Nirwansyah