Di era modern ini, beragam istilah yang populer di dunia awam seringkali mengambil istilah dari sebuah penggambaran, seperti film maupun media cetak seperti novel dan sebagainya. Salah satu kata yang cukup populer di era modern ini adalah Gaslighting.
Dilansir dari halodoc.com, istilah Gaslighting ini sendiri diambil atau dipopulerkan berdasarkan sebuah film yang muncul pada periode 1940 an, yakni film “Gaslight”. Dalam film lawas tersebut, suami licik yang kala itu diperankan oleh Charles Boyer melakukan tindakan manipulatif terhadap istrinya yang diperankan oleh Ingrid Bergman. Dia membuat istrinya percaya bahwa dirinya gila dengan membuat perubahan di lingkungan sekitar istrinya.
Hal ini berakibat sang istri terus-menerus mempertanyakan tentang dirinya sendiri. Mulai dari perasaanya, persepsi nya, kondisi mentalnya hingga inggatannya. Hal ini pula yang membuatnya menjadi hipersensitif dan tidak dapat dikendalikan. Secara umum dia membuat sang istri menjadi tidak nyaman dan membuat tidak yakni antara apa yang benar dan apa yang salah. Gaslighting sejatinya bisa terjadi di lingkungan manapun, baik dalam lingkungan keluarga, pekerjaan, pertemanan maupun asmara.
Siapapun dapat Menjadi Korban dan Pelaku Gaslighting.
Beberapa Psikolog percaya umumnya orang yang dapat menjadi korban dari perilaku gaslighting adalah orang-orang yang memiliki harga diri yang rendah atau orang yang memiliki rasa empati yang tinggi. Meskipun demikian, para ahli juga percaya bahwa bentuk manipulasi ini dapat menyerang siapa saja. Bahkan, orang-orang yang memiliki rasa percaya diri yang kuat dapat juga terkena gaslighting meskipun tidak sesering orang yang memiliki tingkat percaya diri yang tinggi.
Dalam konteks pelaku gaslighting, semua orang tidak mengenal pria/wanita. Bahkan, mulai dari lingkungan keluarga hingga pekerjaan bisa menjadi pelaku dari tindakan gaslighting. Beberapa ahli berpendapat bahwa orang-orang yang melakukan tindakan gaslighting umumnya memiliki kondisi gangguan kepribadian narsistik. Orang-orang dengan gangguan narsistik tersebut memiliki anggapan bahwa dirinya lebih penting ketimbang orang lain. Mereka seringkali tidak memperdulikan orang lain, kecuali orang tersebut dirasa memiliki manfaat bagi mereka.
Tanda-tanda Seseorang Menjadi Korban Gaslighting.
Dilansir dari kompas.com, menurut Robin Stern, PhD, penulis buku “The Gaslight Effect: How to Spot and Survive the Hidden Manipulation Others Use to Control Your Live”. Ada beberapa tanda yang dapat diketahui dari seseorang yang telah terkena gaslighting.
1. Orang tersebut akan merasa berbeda dan menjadi lebih merasa cemas serta tidak memiliki kepercayaan diri yang tinggi.
2. Selalu merasa di posisi yang salah dan sering meminta maaf.
3. Seringkali mempertanyakan dirinya sendiri, mulai dari perasaan yang dialami hingga perilakunya.
4. Merasa ada sesuatu yang salah, akan tetapi tidak dapat mengidentifikasinya secara mendalam, sehingga sering susah mengambil keputusan yang akan dilakukan kedepannya.
5. Merasa terisolasi dari lingkungan sekitar, seperti keluarga dan lingkungan pertemanan. Hal ini membuat dia kurang begitu menikmati aktivitas yang biasanya disukai.
Ciri-ciri Orang yang Melakukan Gaslighting.
Meskipun dapat dilakukan oleh siapa saja, namun perilaku gaslighting dapat dilihat dari beberapa ciri umum:
- Suka berbohong, orang-orang ini seringkali melakukan kebohongan untuk membuat orang lain bingung yang umumnya adalah korbannya tentang apa yang sebenarnya terjadi.
- Tidak memiliki rasa kepedulian terhadap orang lain. Umumnya pelaku gaslighting ini tidak memiliki rasa peduli terhadap perasaan orang lain, mulai dari perasaan kecewa, sedih, marah, kebingungan dia akan mengabaikannya.
- Suka memutarbalikkan fakta dan enggan mengakui kesalahan. Umumnya dia akan mempertahankan dirinya di posisi yang unggul. Bahkan, tidak jarang melakukan playing victim untuk menyalahkan orang lain agar dirinya selamat.
Cara Terbaik Untuk Mengatasi Gaslighting.
Meskipun cukup susah diketahui, namun menyadari bahwa diri sendiri telah menjadi korban dari tindakan gaslighting adalah sebuah langkah awal yang cukup baik. Orang-orang ini umumnya akan selalu merasa bersalah atas apa yang terjadi dan juga diikuti dengan seringnya meminta maaf.
Langkah berikutnya setelah mengetahui atau terindikasi menjadi korban gaslighting adalah dengan menemui psikiater atau psikolog. Para profesional ini akan mencari tahu permasalahan korban lebih mendalam dan akan dibantu untuk mengelola rasa keraguan dan ketakutan yang dialami. Korban akan diajak untuk mengembangkan keterampilan untuk mengelola perasaan dan rasa cemas yang seringkali datang dari tindakan tersebut.
Mungkin itu saja sedikit pemaparan dari tindakan gaslighting. Ingat, kunci dari pertahanan terhadap tindakan ini adalah lebih percaya diri atas dirimu sendiri. Lalu mengenali batasan-batasan yang ada sehingga kamu tidak mudah terpengaruh terhadap seseorang yang sedang melakukan tindakan gaslighting kepadamu.
Editor: Assalimi
Gambar: Pexels
Comments