Kenali ormek di Indonesia dengan baik sebelum bergabung.

Sejarah pergerakan mahasiswa di Indonesia telah menaruh bekas yang mendalam, Mahasiswa berperan mengawal segala kebijakan pemerintah yang tidak pro pada masyarakat.

Dengan itu, peran mahasiswa pada bidang politik, sosial, dan budaya menjadi sangat berarti. Selanjutnya, tuntutan mahasiswa sebagai kontrol sosial dan agen perubahan (agent of change), mesti mampu terjaga kemurniannya sampai akhir hayat, bukan malah menjadi mahasiswa yang terjerumus dalam lumpur politik praktis.

Melihat pada sejarah silam peristiwa 1965 sampai pada 1998 telah menempatkan posisi mahasiswa sebagai kontrol sosial yang baik. Gerakan mahasiwa yang tergabung dalam berbagai wadah untuk menyalurkan ideologi dan taktik gerakan dari setiap organisasi. Melalui itu, maka organisasi menjadi salah satu wadah dalam mewujudkan gerakan mahasiswa yang massif.

Termasuk Organisasi Mahasiswa Ekstra Kampus (ORMEK) merupakan organisasi yang tidak terikat dengan struktural kampus dan tidak bisa ada intervensi oleh kampus. Malahan Ormek di Indonesia juga menjadi wadah kajian mahasiswa untuk mengkritik kebijakan kampus dan pemerintah yang tidak sehat.

Walaupun, ORMEK sempat dilarang melalui Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi No. 26/DIKTI/KEP/2002 mengenai pelarangan Organisasi Ekstra Kampus atau Partai Politik dalam Kampus. Namun, hal itu kembali dilegalkan karena ORMEK justru dianggap dapat menjadi pemicu dalam menghalau faham radikalisme atau aliran transnasional di Indonesia yang tidak sepaham dengan Pancasila dan UUD 1945.

Di samping itu pula, ORMEK juga telah melahirkan banyak pemimpin-pemimpin bangsa hari ini. Lalu, apa saja sih ORMEK itu? Nah, kali ini ada 8 organisasi ekstra kampus yang wajib diketahui oleh mahasiswa baru sebelum ikut gabung di dalamnya.

1. Himpunan Mahasiawa Islam (HMI)

HMI didirikan pada 5 Februari 1947 di Yogyakarta yang diprakarsai oleh Lafran Pane. Organisasi ini lebih menyalurkan aspirasi keagamaan, sebagaimana tertuang dalam tujuan HMI itu sendiri, yakni untuk membina insan akademis, pencipta, pengabdi, yang bernafaskan islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhai Allah SWT.

Dalam perkembangnnya, HMI terpecah menjadi dua, karena waktu itu ada upaya dari pemerintah Orde Baru untuk menetapkan Pancasila sebagai asas tunggal di dalamnya. Nah, pecahannyan itu dikenal dengan HMI DIPO dan HMI MPO.

2. Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI)

GMNI lahir dari peleburan tiga organisasi besar yang berazaskan sama yakni Marhaenisme ajaran Bung Karno. Tiga organisasi tersebut, diantarnya:  Gerakan Mahasiswa Marhaenis (GMM), Gerakan Mahasiswa Merdeka (GMM) dan Gerakan Mahasiswa Demokrat Indonesia (GMDI). Tanggal 23 Maret 1954 pada Kongres yang pertama menetapkan hasil kalau S.M. Hadiprabowo dari GMDI ditetapkan sebagi ketua umum yang pertama dari GMNI, tanggal itu pula ditetapkan sebagai Dies Natalis GMNI.

GMNI dikenal organisasi berwatak nasionalis yang menghimpun semua kalangan mahasiswa tanpa pandang suku, agama, budaya dan ras. Melalui GMNI, diskursus mengenai Pancasila, Nasionalisme dan Kebangsaan menjadi pegangan bagi GMNI sendiri. Artinya bahwa GMNI tidak pernah keluar dari ajaran yang dibawa oleh Bung Karno, bahkan GMNI akan menjadi penganut setia Bung Karno untuk terus mengajarkan dan mewujudkan cita-citanya pada pada bangsa Indonesia.

3. Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)

Awalnya organisasi ini terbentuk berdasarkan pada hasil Konferensi Besar IPNU pada Maret 1960 di Kaliurang, Yogyakarta. Selanjutnya, dibentuk panitia sponsor 13 orang dari mahasiswa NU dalam mengadakan musyawarah mengenai pembentukan organisasi mahasiswa yang berideologi Ahlusunnah Wal Jama’ah. Sampai akhirnya, PMII resmi dibentuk pada 17 April 1960 di Surabaya, dan diketuai oleh Mahbub Djunaidi.

Pada 1972, PMII menyatakan diri berpisah dari NU yang sebelumnya bertindak sebagai Badan Otonom NU dan berdiri sebagai organisasi independen.

4. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)

IMM beridiri pada 14 Maret 1964 di Yogyakarta. Organisasi ini salah satu organisasi mahasiswa islam yang berafiliasi dengan ormas Muhammadiyah. IMM sendiri memiliki tujuan untuk mengusahakan terbentuknya akademisi islam yang berakhlak mulia, dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah. Adapun ketua pertama dari organisasi ini ialah Drs. Moh. Djazman Al-kindi, selain itu beberapa tokoh pelopor lainnya seperti Rosyad Saleh, Soedibjo Markoes, dan Margono.

5. Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI)

Pembentukan KAMMI didasarkan pada keprihatinan terhadap krisis nasional tahun 1998. Kepercayaan kepada pemimpin yang kian terkikis, telah membangkitkan para aktivis untuk membentuk KAMMI. KAMMI lahir pada 29 Maret 1998 di Malang, Jawa Timur yang diketuai oleh Fahri Hamzah.

6. Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI)

GMKI merupakan organisasi kemahasiswaan yang didirikan pada 9 Februari 1950. GMKI Merupakan pecahan dari Christelijke Studenten Vereeniging op Java (CSV) yang ada sejak tahun 1932. Organisasi ini memiliki tri panji, yaitu tinggi iman, tinggi ilmu, dan tinggi dan tinggi pengabdian.

7. Perhimpunan Mahasiawa Katolik Republik Indonesia (PMKRI)

PMKRI berdiri pada 25 Mei 1947 di Yogyakarta. Awal pembentukan organisasi ini memiliki keterkaitan dengan Katholieke Studenten Vereniging (KSV) yang ada di Batavia (Jakarta), Bandung, dan Surabaya.

PMKRI merupakan Organisasi Kepemudaan (OKP) Katolik yang berfungsi sebagai organisasi pengkaderan, pembinaan dan organisasi perjuangan mahasiswa Katolik (juga bukan Katolik) yang berasaskan Pancasila, dijiwai nilai-nilai kekatolikan, dan disemangati semangat kemahasiswaan.

8. Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND)

Awalnya organisasi ini terbentuk saat Front Nasional untuk Demokrasi (FONDASI) melakukan konsolidasi lanjutan pada 9-12 Juli 1999 di Bogor. Konsolodasi itu diikuti sekitar 20 komite aksi mahasiswa dari berbagai kota dan bersepakat mendirikan Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND). Organisasi ini juga menghimpun semua golongan tanpa pandang bulu.

Nah, dari beberapa ormek di Indonesia, penting kiranya bagi mahasiswa baru untuk dapat mengetahuinya sebelum terlibat lebih jauh di dalamnya. Mengenali kira-kira organisasi mana yang sesuai, serta dapat membentuk kepribadian dan memberikan proses yang lebih baik.

Editor : Hiz